Nadine, Meisya, dan Kestia tengah berkumpul di sebuah Cafe. Ketiganya tengah membicarakan masalah yang telah dihadapi Nadine sejak lama.
"Serius karena itu?" Tanya Kestia tak percaya. Nadine memberi anggukan.
"Gak ngerti lagi gue, obsesinya besar banget"
"Bener banget, gue gak habis pikir lagi, setelah yang dilakuin di masa lalu masih aja dia ngambil rumah Liva, gak ada gunanya banget"
"Dan lebih gilanya lagi dia ambil rumah itu dengan cara curang dan setelah itu dia bisa dapat duit sebanyak itu karena jual rumah orang? Gila banget, gue dukung lo buat laporin semua kejahatan dia"
Nadine sedari tadi hanya mendengarkan ucapan kedua sahabatnya.
"Rencananya besok mau gue laporin"
"Lo udah dapet semua bukti-buktinya?" Tanya Meisya.
"Iya, gue berhasil dapetin bukti cctv. Di jalan waktu itu, ada cctv yang persis ke arah jalan itu dan rekamannya masih di simpan sama mereka. Itu yang akan ngebuktiin ke Liva kalau gue gak ngelakuin hal yang dia tuduhin ke gue. Untuk masalah rumah, gue suruh orang buat nyelidikin itu, dan gue juga udah ada buktinya"
"Bagus deh, lo harus segera laporin tu orang, dia harus dikasih hukuman yang sepadan" ujar Kestia.
"Gue kasian sama anak dan istrinya" ujar Nadine tiba-tiba.
"Kenapa?" Tanya mereka bersamaan.
"Dia sering nyuruh mereka buat cari uang dan uang itu digunain dia buat kepuasan dia sendiri, sedangkan dia sama sekali gak usaha buat dapetin uang itu. Ditambah, anaknya masih seuisia Bella, dan dia harus kerja sepulang sekolah buat kasih uang ke papanya"
"Gilaaa"
"Harusnya dia yang penuhi kebutuhan mereka eh tapi malah dia yang minta. Gak jelas banget"
Nadine hanya mengangguk mendengar itu.
"Oh ya, gue udah pesan tiket ke London" ujar Meisya.
"Gue juga udah pesan tiket ke LA"
"Hah? LA ?" Binggung keduanya.
"Iya, setelah mereka tahu kebenarannya, mereka bakal cari gue, dan tujuan mereka pasti London. Mereka pasti yakin gue akan tinggal lagi sama oma sama opa, dan gue gak mau ketemu sama mereka dulu, jadi kita akan ke LA tanpa ada yang tahu termasuk oma, opa, dan Bella"
"Jadi sia-sia dong tiket ini"
"Enggak, kita ke London dulu, gue mau ketemu sama oma sama opa. Setelah itu baru kita terbang ke LA" Meisya dan Kestia mengangguk mengerti.
Ketiganya terus membicarakan banyak hal hingga langit mulai menggelap. Ketiganya memutuskan untuk pulang ke rumah mereka masing-masing
🍏🍏🍏
Mobil lamborghini itu memasuki perkarangan apartmen. Gadis itu masuk ke dalam apartmennya, Nadine masuk ke dalam kamarnya, mengambil tripodnya, meletakkan handphonenya dan menekan tombol merah.
Gadis itu tersenyum ke arah kamera, bukan senyum bahagia tapi senyum kepedihan.
"Haii, gimana? Apa yang kalian rasain sekarang,...." Nadine terus berbicara di depan kamera, ia sesekali menghapus air matanya. Setelah selesai, gadis itu memindahkan file video ke dalam satu flashdisk.
"Saatnya menyelesaikan tugas terakhir" gumamnya.
Nadine mengambil rekaman cctv, dan bukti-bukti penting lainnya. Gadis itu mengendarai mobilnya menuju kantor polisi terdekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
NADINE (Completed)✔✅
Подростковая литератураSahabat bisa jadi musuh, keluarga yang harusnya penuh dengan kasih sayang bisa menjadi alasan banyaknya goresan luka dihatinya. Kepercayaan adalah hal yang sulit dibangun tapi sangat mudah dipatahkan. Hidup yang semula penuh dengan kebahagiaan sek...