"Itu akan menjadi hinaan, cacian terakhir yang Nadine dengar" gumam gadis itu. Nadine mengirim pesan kepada Bella untuk masuk ke kamarnya.
"Kenapa kak?" Tanya Bella begitu sampai di kamar Nadine.
"Tolong kunci pintunya" Bella mengunci pintu itu, lalu duduk di sebelah Nadine.
"Malam ini kakak akan balik ke London"
"Malam ini? Kenapa cepat banget? Kakak bilang seminggu dan itu berarti 2 hari lagi"
"Tugas kakak udah selesai, jadi kakak bisa balik lebih cepat"
"Tapi kak,..."
"Kakak butuh bantuan kamu" potong Nadine. Gadis itu beranjak mengambil beberapa barang di lemarinya.
"Besok pagi kumpulin mereka di ruang keluarga, tolong putar kaset ini pertama kali, setelahnya, putar video yang ada di flashdisk ini, dan setelah itu,.." Nadine mengantungkan ucapannya. Bella memperhatikan apa yang gadis itu lakukan.
Nadine membuka sebuah dokumen yang berisi surat rumah, disana tertera nama Nadine. Tidak berhenti di sana, gadis itu membuka nama yang hanya ditempelnya di atas nama yang akan menjadi pemilik sebenarnya, Livani selfiana.
"Surat rumah kak Liva?"
"Iya"
"Gimana bisa?"
Nadine menceritakan semuanya pada Bella, tak lupa ia menyuruh Bella untuk menceritakan semuanya pada Liva besok, tentunya di depan semua anggota keluarganya.
"Makasih udah tepatin janji kamu untuk tetap percaya sama kakak, dan makaish karena udah mau kakak repotin"
Bella langsung memeluk Nadine.
"Jujur, Bella gak mau pisah lagi sama kak Nadine. Tapi Bella gak bisa ngelarang kakak. Bella cuman mau bilang, kita gak boleh lost contact"
"Pasti" jawab Nadine.
🍏🍏🍏
Jam telah menunjukkan pukul sembilan malam, Nadine menghela nafasnya. Sekarang saatnya ia berangkat, sebelumnya, ia mengirim pesan kepada kedua sahabatnya.
"Gue berangkat sekarang, tunggu di bandara"
Setelah mengirim pesan itu, Nadine memasuki kamar Bella. Bella yang melihat itu langsung memeluk Nadine.
"Bella bakal kangen banget sama kakak"
"Kakak juga. Kamu jaga diri kamu baik-baik ya di sini"
"Kakak juga jaga diri kakak baik-baik di sana, jangan kerjain berkas kantor terus"
Nadine tersenyum lalu mengacak-acak rambut adiknya itu.
"Ihhh, kakak" kesal Bella yang membuat Nadine terkekeh kecil.
"Kakak pergi sekarang ya"
"Bentar"
Bella kembali memeluk Nadine untuk waktu yang cukup lama. Keduanya hanya menikmati pelukan itu yang tidak akan mereka rasakan untuk waktu yang cukup lama pula.
Seusai berpelukan, Bella mengeluarkan ponselnya, mereka berfoto sebanyak mungkin, karena itu akan menjadi pengobat rindu mereka masing-masing.
Mereka berdua keluar kamar dan menuruni anak tangga dengan hati-hati, berusaha semaksimal mungkin untuk tidak mengeluarkan suara apa pun. Nadine sendiri tidak membawa koper, karena ia memiliki baju yang banyak di London.
KAMU SEDANG MEMBACA
NADINE (Completed)✔✅
Novela JuvenilSahabat bisa jadi musuh, keluarga yang harusnya penuh dengan kasih sayang bisa menjadi alasan banyaknya goresan luka dihatinya. Kepercayaan adalah hal yang sulit dibangun tapi sangat mudah dipatahkan. Hidup yang semula penuh dengan kebahagiaan sek...