~Gak semua yang kita harapin akan terjadi di hidup kita, nyatanya akan ada banyak hal yang gak sesuai dengan harapan kita. Tapi, menyerah bukan salah satu jalan terbaik, justru itu jalan terburuk~
Arvino Gendranta AlericNadine mengoyang-goyangkan kakinya. Ia menatap ke arah depan. Gadis itu tersenyum menatap keluarga yang tak jauh darinya.
Disana ada seorang anak laki-laki yang Nadine perkirakan usianya 7 tahun dan seorang anak perempuan yang ia perkirakan usianya 5 tahun, tak lupa, di samping mereka ada kedua orangtuanya.
Apa yang dialami keluarga itu pernah dialaminya, ia pernah menjadi anak perempuan yang disayang, yang paling di manja. Ia pernah benar-benar sangat bahagia. Sayangnya, itu hanya ada di masa kecilnya yang bahkan hanya bertahan beberapa tahun.
Tanpa diizinkan, air matanya mengalir begitu saja.
"Kenapa sih akhir-akhir ini lo lemah banget?" Tanyanya pada dirinya sendiri.
"Nih"
Nadine yang kaget dengan suara itu langsung menoleh ke asal suara.
"Lo ?"
"Ini, cepat ambil" paksanya, Nadine mengambil tissue yang diberikan orang itu dan menghapus air matanya.
"Nadine yang di bangga-banggakan orang, kehidupan lo di impikan oleh banyak orang, tapi di balik semua yang lo punya, gue rasa lo gak sebahagia itu. Pertemuan pertama, gue liat lo nangis, dan pertemuan ketiga kita, lo juga nangis"
Nadine diam, ia tak mengeluarkan sepatah kata pun. Apa yang dikatakan orang disebelahnya memang benar, di balik semua yang dia punya, hidupnya memang tidak sebahagia dulu.
"Gak semua yang kita harapin akan terjadi di hidup kita, nyatanya akan ada banyak hal yang gak sesuai dengan harapan kita. Tapi, menyerah bukan salah satu jalan terbaik, justru itu jalan terburuk"
"Cowok nyebelin kayak lo ternyata bisa bijak juga" ujar Nadine seraya terkekeh.
"Dimata lo aja gue nyebelin, dimata yang lain enggak tuh"
"Serah deh"
"Btw kita belum kenalan. Gue Arvino Gendranta Aleric" ujarnya seraya mengulurkan tangannya.
Nadine menerimanya.
"Nadine Clarestha"
🍏🍏🍏
Selepasnya dari taman, Nadine langsung pulang ke rumahnya. Disana, keluarganya tengah berkumpul.
"Setiap hari kerjaannya keluyuran" ujar Liva.
Gadis itu hanya memutar bola matanya malas mendengar ocehan Liva.
"Biarin aja sayang, diakan emang selalu begitu. Lagian lebih bagus dia pergi ke luar dengan begitu dia tidak ikut berkumpul dengan keluarga ini" ujar Noel.
"Iya, biarkan dia bersenang-senang di luar sana, toh kita tidak butuh kehadirannya. Tanpa kehadirannya, keluarga ini sudah lengkap dan bahagia" tambah Ferika.
Nadine menghela nafasnya. Terlihat lemah atau kuat adalah sebuah pilihan, dan ia memilih untuk terlihat kuat.
"Maaf, tapi saya tahu posisi saya di rumah ini, tidak lebih dari sekedar orang asing, bukankah begitu?"
"Bagus kalau kamu menyadarinya" jawab Noel dan Ferika bersamaan.
Lagi, gadis itu menghela nafasnya. Orang asing, itulah posisi dia di rumah ini. Tidak lebih dari sekedar orang asing bagi kedua orangtua kandungnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
NADINE (Completed)✔✅
Novela JuvenilSahabat bisa jadi musuh, keluarga yang harusnya penuh dengan kasih sayang bisa menjadi alasan banyaknya goresan luka dihatinya. Kepercayaan adalah hal yang sulit dibangun tapi sangat mudah dipatahkan. Hidup yang semula penuh dengan kebahagiaan sek...