AUTHOR'S POV
"Apa ? Kamu yakin tidak salah lihat?"
"Tidak, saya melihat kejadian itu" ujar orang disebrang sana.
"Ya sudah kamu cari tahu semuanya. Kabari saya secepatnya"
"Baik"
Telfon dimatikan. Gadis itu memandang ke arah depan, terlalu banyak yang dipikirkannya saat ini.
Ia kembali menelfon seseorang. Tanpa basa-basi, gadis itu langsung menyambut orang disebrang dengan rentetan pertanyaan.
"Apa kamu sudah mendapatkan informasi tentang Andreas? dan informasi alasannya melakukan hal itu?"
"Beberapa informasi sudah saya dapatkan, tapi masih ada informasi yang belum saya dapatkan"
"Baiklah, cari tahu lebih lagi, dan tolong kirim ke email saya apa pun yang sudah kamu ketahui"
"Iya, sudah saya kirim"
"Terimakasih"
Gadis itu mematikan telfonnya, ia meletakkan handphonenya di meja, lalu membuka laptopnya, mengecek semua data-data yang telah diberikan asistennya. Ia menghela nafasnya.
"Semuanya jauh lebih rumit dari yang gue pikirkan. Semoga ini cepat berakhir" gumamnya.
🍏🍏🍏
NADINE POV
Aku memeriksa setiap berkas-berkas yang ada di meja. Setelah 1 minggu tidak berkutik dengan pekerjaan kantor, sekarang, aku harus kembali mengurusi semuanya.
Aku memeriksanya satu persatu dan menandatangani beberapa dokumen penting yang harus aku tandatangani.
Dikeluargaku, hanya oma dan opa yang mengetahui kalau aku memiliki sebuah perusahaan, opa la orang yang paling berjasa disini. Tahun di saat aku tinggal bersama oma dan opa, opa mengajariku banyak hal, terutama hal yang berhubungan dengan bisnis.
Opa mengajariku cara membangun suatu perusahaan, opa mengajariku cara menarik klien, opa mengajariku banyak hal, dan opa membantuku untuk mendirikan perusahaanku sendiri.
Berada di London sangat-sangat menyenangkan bagiku, disana, aku mendapatkan kasih sayang dari keluargaku, aku diterima dengan baik, mereka menghargai keberadaanku, dan tentunya mereka sangat menyayangiku. Mereka tak membiarkanku sedikit pun menangis karena merindukan keluargaku di sini. Mereka tak sedikit pun membiarkanku bersedih karena mengingat setiap perlakuan orangtuaku kepadaku.
Mereka selalu mendukungku, memberikan pelukan hangat mereka, memberikan kebahagiaan yang tak aku dapatkan di sini.
Rasanya aku ingin cepat-cepat kembali ke sana. Sebenarnya, aku bisa saja kembali sekarang. Tapi, aku harus menyelesaikan satu hal dulu sebelum aku meninggalkan semua kenangan pahit yang ada di sini.
Sejak awal, tujuanku mau kembali ke sini adalah itu. Aku tak mungkin mau kembali ke sini, tempat di mana orang-orang membenciku, tempat di mana hidupku penuh dengan kesedihan, tempat dimana keberadaanku tidak dihargai. Tidak, aku tidak mungkin mau kembali ke tempat ini jika aku tak punya alasan yang kuat.
Tujuan itu yang membuat aku memantapkan diriku untuk kembali ke sini. Setelah aku berhasil menyelesaikannya, aku akan pergi jauh dari mereka, aku akan meninggalkan kenangan pahit di sini, aku akan kembali mengobati setiap luka yang mereka tanam.
KAMU SEDANG MEMBACA
NADINE (Completed)✔✅
Teen FictionSahabat bisa jadi musuh, keluarga yang harusnya penuh dengan kasih sayang bisa menjadi alasan banyaknya goresan luka dihatinya. Kepercayaan adalah hal yang sulit dibangun tapi sangat mudah dipatahkan. Hidup yang semula penuh dengan kebahagiaan sek...