"Bosen atau galau?" Tanya Katsia.
"Bosen. Gue tunggu di mall KMN ya, ketemuan di tempat biasa"
Nadine mematikan telfon itu, ia mengendarai mobilnya menuju KMN mall, Kestia, Meisya, dan Nadine. Ya, mall itu singkatan dari nama mereka. Mall itu didirikan dari hasil kerja keras mereka. Banyak yang bertanya arti dari nama mall itu. Mereka yang tidak tahu siapa pemiliknya, tidak akan tahu arti dari nama itu.
Setelah lama berada di dalam kemacetan, Nadine sampai di mall. Gadis itu segera memarkirkan mobilnya, lalu memasuki mall dan menuju ke cloud cafe. Cafe yang cukup sering mereka kunjungi.
Nadine segera menghampiri kestia. Rumahnya cukup dekat dengan mall ini, jadi ia selalu menjadi orang pertama yang sampai di mall ini. Tak selang 5 menit, Meisya datang menghampiri keduanya.
Mereka berjalan mengelilingi mall, bermain di timezone, dan membeli beberapa tas, baju, sepatu, dan boneka.
Ketiganya memang menyukai boneka sedari kecil, dan mereka cukup suka mengoleksi boneka yang lucu-lucu. Salah satu boneka koleksi Nadine adalah boneka teddy bear, boneka yang menjadi boneka favoritnya sejak kecil, dan juga menjadi boneka favorit Bella.
Matahari tak lagi terlihat, ia sudah menenggelamkan dirinya dengan sempurna. Siang sudah berganti menjadi malam, sudah 4 jam mereka menghabiskan waktu mereka bersenang-senang di mall itu. Ketiganya memutuskan untuk pulang ke rumah mereka masing-masing.
Nadine masuk kerumah dengan tangan yang penuh barang belanjaan.
"Bagus ya, pulang-pulang bawa barang belanjaan sebanyak itu. Boros banget sih kamu, ngabisin duit orangtua aja" ujar Rika.
Ucapan Rika membuat semua orang menghentikkan aktivitasnya dan fokus pada Nadine. Bella, dan Vino yang ada dikamarnya pun turun ke bawah.
Liva menghampiri Nadine, ia menarik paksa barang belanjaan gadis itu.
"Ma, aku boleh kan ambil belanjaan dia?"
"Boleh, sayang. Ambil aja"
Liva mengambil beberapa barang belanjaan Nadine. Nadine pun segera merampas itu semua darinya.
"Apaan sih lo?"
"Ini barang belanjaan gue, dan ini punya gue, bukan punya lo"
PLAAAKK
Nadine menghela nafasnya, sungguh, ia lelah dengan semua yang terjadi.
"Kasih itu ke Liva, kamu itu beli juga pakai duit papa dan mama, jadi barang itu barang kita, Liva lebih berhak atas itu semua"
Rika mengambil barang yang Liva inginkan lalu memberikannya pada Liva, membuat ia tersenyum senang.
Tak mau kalah, Nadine kembali mengambil barang itu dari Liva membuat Rika menatapnya dengan penuh amarah.
"Dek, kasih aja, gue bisa beli lagi buat lo" ujar Vino yang Nadine yakini menginginkan perdebatan itu segera berakhir. Sayangnya, mengalah untuk sesuatu yang adalah miliknya, ia tak akan pernah melakukan itu.
"Gue bakal kasih ini kalau gue beli pakai duit mereka. Nyatanya gue beli ini pakai duit gue sendiri. Sepeser pun gue gak ada pakai duit mereka" ujarku.
"Gak usah sombong deh, gimana kamu bisa dapat duit ? HAH? duit kamu yang kamu maksud juga yang papa kasih," ujar Noel.
"Periksa saja di rekening. 1 perak pun, aku tak pernah menyentuhnya" jawab Nadine
"Dan lo, lo gak bisa rebut barang-barang gue lagi. Lo udah rebut semuanya dari gue, apa itu masih kurang? HAH?" Nadine membentaknya.
Liva melayangkan tangannya, ingin menampar gadis itu, dengan cepat Nadine menghentikkan tangannya.
"Gue emang biarin mereka nampar gue, tapi gue gak akan biarin tangan kotor lo nyentuh pipi gue"
"Jaga ucapan kamu Nadine"
"Ingin mengajari saya bagaimana caranya bersikap sopan? Ajari anak anda terlebih dahulu untuk bersikap lebih baik"
Nadine merapikan semua barang belanjaannya, lalu masuk ke kamarnya. Hari ini sangat-sangat melelahkan. Tak ingin berlarut dalam kesedihan, gadis itu memutuskan untuk membersihkan badannya. Setelah itu, ia mengambil boneka teddy bear besar yang dibelinya tadi lalu masuk ke kamar Bella.
"Kak?"
"Lagi ngerjain apa?" Tanya Nadine yang sudah duduk di samping Bella.
"Pr mtk kak, baru dikasih hari ini tapi harus di kumpul besok" jawab Bella.
"Udah makan ?" Bella mengangguk.
"Kakak udah?" Tanya nya yang masih fokus pada soal-soal matematika di depannya.
"Udah. Oh ya, nih buat kamu"
Bella melihat ke arah Nadine, matanya berbinar menatap boneka teddy bear yang besar itu.
"Buat Bella?" Nadina mengangguk, Bella tersenyum lalu memeluk Nadine.
"Makasih kak, kakak masih ingat aja boneka kesukaan Bella sejak kecil"
Bella meletakkan boneka itu di kasurnya, lalu kembali ke meja belajarnya.
"ada berapa soal?"
"50, Bella udah ngerjain 20 sih, tinggal 30 lagi" jawabnya.
"Ya udah, kamu tandain soal yang kamu gak ngerti, nanti kakak bantu kerjain"
Setelah Bella menandainya, Nadine mulai mengerjakan soal itu, ia membuat cara pengerjaannya dengan sangat lengkap, supaya Bella bisa mengerti langkah-langkahnya.
Setelah 1 jam, Nadine selesai mengerjakan 18 soal.
"Kamu udah selesai?"
"Ehm 2 soal lagi"
Setelah Bella selesai mengerjakan bagiannya, Nadine memberikan jawaban yang sudah ia tulis di kertas.
"Ini, salin aja langsung, soalnya udah malam"
Bella mengangguk lalu menyalinnya dengan cepat.
Tak sampai setengah jam, ia telah menyelesaikan semua tugasnya.
"Makasih kakak udah bantuin Bella"
"Sama-sama. Oh ya, besok kamu pelajarin lagi yang udah kamu salin tadi"
"Iya, kak. Bella pasti pelajarin ulang kok"
"Ya udah. Sekarang tidur, udah malam"
Ketika Nadine hendak keluar, Bella memanggilnya, dan langsung memeluk Nadine.
"Kak, maaf ya, Bella pernah jadi salah satu diantara mereka yang benci sama kakak, yang kehasut sama kak Liva. Bella gak tahu, tapi kalau Bella di posisi kakak, pasti Bella gak bisa kuat kayak kakak. Tapi, Bella janji kak, Bella gak akan pernah kehasut omongan kak Liva lagi. Bella selalu ada di pihak kakak"
Nadine membalas pelukan Bella, mengelus kepalanya.
"Yang berlalu biarla berlalu, kamu gak perlu minta maaf lagi, karena kakak udah maafin kamu" jawabnya seraya tersenyum.
"Kakak pegang janji kamu" tambah Nadine membuat Bella mengangguk.
🍏🍏🍏
Gadis dengan rambut tergerai itu meringis akibat ulah laki-laki yang menabraknya.
Gadis itu berdiri dan menatap laki-laki itu, lalu...
"Lo"
"Lo"
Ujar mereka bersamaan.
"Lo lagi, lo lagi. Hati-hati dong kalau jalan"
"Iya-iya, maaf. Gue buru-buru" ujarnya lalu langsung meninggalkan Nadine.
"Sumpah ya, ngeselin banget tu anak"
Kesal gadis itu.🍏🍏🍏
29 okt 2020
Cindy Caroline
KAMU SEDANG MEMBACA
NADINE (Completed)✔✅
Подростковая литератураSahabat bisa jadi musuh, keluarga yang harusnya penuh dengan kasih sayang bisa menjadi alasan banyaknya goresan luka dihatinya. Kepercayaan adalah hal yang sulit dibangun tapi sangat mudah dipatahkan. Hidup yang semula penuh dengan kebahagiaan sek...