~Peninggalan Terakhir~

1.4K 104 2
                                    

"Kak, Bella minta maaf ya, Bella gak bermaksud buat nyelakain kakak" ujar gadis itu dengan sangat menyesal. Nadine meliriknya sebentar, lalu menatap Liva.

"Gue peringatin sama lo, ini yang terakhir kalinya lo nyuruh Bella kerjain tugas lo. Sekali lagi gue dengar lo nyuruh Bella buat kerjain tugas lo, gue akan bilang semuanya ke mama, papa, guru, bahkan gue akan sebarin ke satu sekolahan"

"Lo pikir gue takut ? Harusnya lo sadar Nadine, mama sama papa gak akan percaya sama omongan lo, dan gue pastiin satu sekolahan juga gak akan percaya. Jadi kalau lo mau bilang, bilang aja. GUE GAK TAKUT"

Nadine tersenyum, ia memutar suara yang ia rekam dari kejadian tadi malam dan kejadian barusan. 

"So, kalau mau lihat gimana reaksi satu sekolahan gak pa-pa sih, dengan senang hati gue bakal nyebarin rekaman suara ini"

Liva menggerutu sebal, ia meninggalkan Bella dan Nadine. Nadine beranjak dari sana, namun langkahnya terhenti begitu Bella memeluknya.

"Maaf, maafin Bella kak. Bella gak bermaksud buat nyelakain kakak, maaf"

Nadine melepaskan pelukan Bella, membalikkan badannya untuk bisa menatap adiknya yang tengah menangis.

"Kakak ngerti. Kakak udah tahu semuanya tepat setelah kejadian itu, bang Vino juga jadi kamu gak perlu takut. Kita gak akan benci kamu"

Lagi, Bella kembali memeluk kakaknya. Rasanya lega mendengar hal itu.

"Kakak, maafin sikap Bella selama ini, Bella nyesal kak. Seharusnya dari awal Bella sadar kalau kak Liva gak sayang sama Bella. Seharusnya Bella bisa ngerti kesibukan kakak waktu itu. Maafin Bella kak"

"Udah ya, berhenti minta maaf. Kakak udah maafin kamu"

"Kakak gak benci Bella kan?" Nadine tersenyum seraya mengangguk. Bagaimana pun ia tidak bisa membenci Bella, adik yang sangat disayanginya.

"Makasih kak"

🍏🍏🍏

Liva menatap foto di handphonenya. Air matanya turun begitu saja, ia menghapusnya lalu segera berpamitan dengan orangtuanya.

"Kamu kenapa? Mau pergi ke mana?"

"Ehm, Liva gak pa-pa kok. Liva ada urusan ma, Liva pamit dulu ya"

"Ya udah, hati-hati"

Gadis itu mengendarai mobilnya ke suatu tempat. Sesampainya di sebuah rumah yang besar, ia dapat melihat ada 2 laki-laki yang sedang menutupi pintu rumahnya dengan rantai. Gadis itu segera turun dari mobilnya dan menghampiri mereka.

"Apa yang kalian lakukan di sini?"

"Kami di sini hanya menjalankan tugas"

"Enggak, kenapa kalian melakukan ini?"

"Rumah ini bukan milikmu lagi, rumah ini bukan atas namamu lagi, jadi kamu sudah tidak berhak atas rumah ini. Periksa saja surat rumah ini" Liva memgambil surat rumah itu dan membacanya.

"Enggak, ini gak mungkin. Rumah ini punya saya. Ini satu-satunya kenangan orangtua saya, kalian tidak boleh mengambilnya"

"Rumah ini bukan milikmu lagi, pergilah dari sini"

"Kalian tidak boleh mengambil rumah ini"

Kedua laki-laki yang ada di sana mendorong Liva, membuat ia tersungkur ke tanah. 

Gadis itu memberontak, tapi usahanya sia-sia, tenaga mereka terlalu besar, dan ia tak sanggup melawannya.

"Kalian gak boleh ambil rumah ini"

NADINE (Completed)✔✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang