~Permintaan Maaf~

1.6K 75 0
                                    

Saat ini, Nadine tengah memandang foto keluarganya. Ia menghela nafasnya kecil.

Kalau boleh jujur, ia sangat merindukan keluarganya. Apa yang ia inginkan berhasil terwujud, mereka tidak lagi membencinya, tapi, rasa kecewanya tidak bisa hilang begitu saja.

Nadine sadar betul, mereka tak akan pernah mau menerimanya jika mereka tak mengetahui kebenarannya, dan itu yang membuat gadis itu semakin kecewa. Rasanya sangat menyakitkan ketika keluargamu sendiri tak mempercayaimu.

Beberapa hari belakangan ini, keluarganya sering menemuinya, mereka selalu memohon untuk bisa mendapatkan permintaan maaf gadis itu.

DRTT ! DRTTT !

Nadine mengambil handphonenya yang berdering dan langsung mengangkatnya.

"Kenapa?"

"Bisa ketemuan di taman dekat apart lo?" ujar suara di sebrang yang tak lain dan tak bukan adalah Liva. Nadine menyetujui ajakan Liva, gadis itu langsung menuju ke taman.

"Liv," panggil Nadine membuat Liva menoleh. Nadine menghampirinya.

"Ngapain lo ajak gue ketemuan di sini?"

"Ehm,..." gadis itu tampak memikirkan jawaban yang tepat.

"Nadine." Suara itu menjawab pertanyaan Nadine, ia menghela nafasnya, menatap mata gadis itu.

Nadine beranjak, berniat pergi dari sana, namun tangannya di tahan Vino.

"Dek, tolong," ujarnya memohon. Nadine memutar bola matanya malas. Ia menatap Liva.

"Jelasin ke gue," ujarnya. Liva menghela nafasnya.

"Gue yang ngerencanain ini. Nad, lo tahu kan gue gak pernah berpura-pura menyayangi keluarga lo. Gue pengen mereka bisa maafin gue, dan gue tahu ini satu-satunya cara supaya mereka bisa maafin gue,"

FLASHBACK ON

Liva tengah berdiri di pintu rumah yang menjadi saksi bahwa ia pernah mendapat kasih sayang yang sangat melimpah oleh keluarga ini.

Liva menghela nafasnya, ia mengetuk pintu itu.

"Bang," panggilnya kecil saat melihat Vino yang membuka pintunya.

"Ngapain lo ke sini lagi?"

"Gue mau minta maaf,"

"Minta maaf, lagi? Sampai kapan pun permintaan maaf lo gak akan pernah kita terima,"

"Gue mohon, izinin gue bicara sama mama sama papa,"

Setelah membujuk Vino, akhirnya, Vino mengizinkan Liva untuk masuk ke rumah itu.

Ini bukan pertama kalinya Liva meminta maaf, ia sudah sering melakukannya, bahkan selama 3 tahun kepergian Nadine, ia selalu berusaha mendapatkan permintaan maaf dari mereka, tapi mereka tak pernah mau memaafkannya. Dan kali ini, Liva akan kembali mencobanya.

"Ngapain lagi kamu ke sini?" Bentak Rika.

"Ma, Pa, Liva minta maaf. Liva tahu apa yang Liva lakuin salah, Liva udah buat keluarga kalian hancur, tapi Liva gak pernah berpura-pura menyayangi kalian. Setelah kepergian orang tua Liva, Liva gak pernah lagi dapetin kasih sayang mama dan papa, tapi waktu Liva ketemu kalian, Liva bisa kembali ngerasain itu, Liva bisa ngerasain ketulusan yang kalian kasih ke Liva, yang akhirnya buat Liva benar-benar menyayangi kalian. Liva mohon ma, pa, tolong maafin Liva." Mereka diam, tak menjawab ucapan gadis itu.

"Bang Vino, tolong maafin Liva," ujarnya lagi.

"Kak Nadine udah maafin kak Liva," ujar Bella membuat mereka bertiga menatapnya tak percaya.

"Iya, kak Nadine udah maafin kak Liva beberapa hari yang lalu.  Coba deh kalian pikirin, apa alasan kalian membenci kak Liva? Kalian marah sama kak Liva bukan karena kesalahan dia melainkan karena kebencian kalian pada diri kalian sendiri, kenapa kalian gak percaya sama anak dan adik kandung kalian, kenapa kalian lebih percaya sama orang yang bisa di bilang bukan siapa-siapa. Kemarahan kalian terhadap diri kalian sendiri membuat kalian membenci kak Liva. Padahal bisa dibilang kak Liva gak salah, fine, kak Liva menghasut kalian, tapi, kalau kalian benar-benar mempercayai kak Nadine, semua ini gak akan terjadi. Seberapa keras kak Liva berusaha, kalau kalian tetap mempercayai anak, dan adik kalian, usaha kak Liva akan sia-sia," jelas Bella.

Apa yang Bella katakan sepenuhnya benar, Liva berusaha mati-matian pun tak akan ada gunanya jika mereka mempercayai Nadine, tapi, mereka justru tidak mempercayai gadis itu dan lebih mempercayai orang yang pada saat itu belum lama masuk ke kehidupan mereka.

"Liva janji, Liva akan temuin kalian sama Nadine," ujarnya.

Mereka bertiga saling bertatapan. Mereka cukup sulit menemui Nadine akhir-akhir ini.

"Papa udah maafin kamu," ujar Noel.

"Papa serius?" Nuel mengangguk.

"Gue juga," ujar Vino.

Liva menanti jawaban dari Rika, jawaban yang sangat penting baginya.

"Mama juga, maafin mama juga kalau mama pernah memperlakukan kamu dengan kasar," Liva mengangguk dan langsung memeluk mereka bergantian.

"Makasih, Liva sayang kalian, dan untuk ketemu sama Nadine, nanti Liva yang minta ketemuan di taman dekat apartmentnya, kalian bisa ke sana juga besok,"

FLASHBACK OFF

"Terus, lo manfaatin gue gitu?"

"Enggak gitu. Gue juga gak mau hubungan kalian terus-terusan memburuk. Ini salah satu cara untuk gue bisa nebus semua kesalahan gue, Nad,"

"Lo udah tahu jawabannya, Liv," jawab Nadine.

"Sampai kapan sih lo mau hubungan lo terus memburuk kayak gini? Dari kecil, lo orang yang paling mudah memaafkan orang lain, dan gue mau lo jadi Nadine yang kayak gue kenal waktu kecil,"

"Dan maaf, gue bukan Nadine yang lo kenal waktu kecil," jawabnya lalu beranjak dari sana.

"Siapa yang bilang? Lo masih sama, Nad. Lo masih Nadine yang sama dengan Nadine yang gue kenal waku kecil, buktinya, lo bisa maafin gue di saat Meisya dan Kestia sulit maafin gue. Lo masih bantuin gue di saat gue selalu jahatin lo, lo masih baik sama gue di saat gue mau hancurin kehidupan lo." Langkah Nadine terhenti mendengar itu semua.

"Nadine, maafin mama, mama tahu mama salah karena gak percaya sama kamu, maafin mama karena selama ini mama udah kasar sama kamu,"

"Maafin papa juga, papa selalu salahin kamu, kita selalu ngebentak kamu,"

"Maafin gue juga, Nad. Seharusnya gue ada di sisi lo, tapi gue malah ikut menjauh dan membenci lo,"

"Kalau kamu gak mau pulang ke rumah, gak pa-pa, kita gak akan maksa kamu, bahkan, kalau kamu gak mau anggap kita sebagai keluarga kamu, kita juga gak pa-pa, tapi kita mohon, tolong maafin kita,"

Nadine berbalik, menatap mereka bergantian, sorot mata mereka menunjukkan rasa harap yang teramat pada gadis itu. Nadine menghela nafasnya kecil, ia harap keputusannya adalah yang terbaik bagi mereka semua, dan ia harap, keputusannya ini bisa lambat laun menyembuhkan luka dan menutupi seluruh kekecewaannya selama ini.

🍏🍏🍏

HOLLA, gimana part kali ini, udah siap menuju ending, sisa satu part lagi nih, bakal ak up hari ini juga, tungguin aja ya. See u di part terakhir.

22 Maret 2021
Cindy Caroline

NADINE (Completed)✔✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang