Hari demi hari pun berlalu, [Name] dan Five sudah mulai beranjak dewasa sekarang.
18, usia mereka sekarang.
Sudah cukup dewasa untuk mengambil keputusan, sudah cukup dewasa untuk meminum alkohol walaupun memang sudah biasa, dan yang paling penting sudah cukup dewasa untuk cinta.
Five dan [Name] menjalin hubungan sebagai sahabat yang sangat dekat, tanpa tahu perasaan mereka masing-masing yang sebenarnya. Dolores? Mereka berdua menganggap manekin botak itu adalah teman mereka, teman untuk apapun dan dimanapun. Teman untuk membantu mereka menemukan jalan keluar dari sini.
Dan sekarang ke-3 sahabat itu sedang berkumpul di tempat tinggal mereka selama di sini. Telah berkali-kali pindah, memang. Tapi akhirnya mereka memutuskan untuk menetap di tempat itu ; sebuah reruntuhan gedung yang mereka beri sebuah atap.
"Arghh mana mungkin jika D = 12, seharusnya 17. Aku harus menghitung ulang" Five berbicara sendiri selagi menghitung perhitungan untuk membawa mereka keluar dari sini.
"Five, ayolah jangan menggerutu seperti itu. Wajahmu tak enak di pandang, ayo makan dulu!" [Name] berteriak.
"Ya! Aku datang, sebentar lagi selesai!" balas Five.
Five menaruh pensil yang ia gunakan untuk berhitung.
"Aku datang Ibu!" Five terkekeh dan menyengir sembari berjalan ke arah [Name] dengan gaya seperti anak kecil."Ih! Tidak pantas sekali kau ini, muka seperti kakek-kakek juga hahaha!" [Name] tertawa.
"Ayo makan, hanya kecoak lagi yang bisa kita makan hari ini. Aku sih berharap kita menemukan selusin daging kornet." lanjutnya."Tak apa lah, kecoak lezat juga." Five mengambil sebuah kecoak lalu memakannya.
"Tidak terlalu buruk, meskipun agak pahit."Mereka berdua pun "menikmati" makan malam.
Mereka saling berbagi cerita sambil sesekali tertawa dan mengajak Dolores mengobrol. Dengan raut wajah [Name] yang berubah 180° dari biasanya saat memakan kecoak itu, sudah menjadi tontonan sehari-hari Five.
Five tahu ia menyukai gadis itu, mungkin lebih. Tapi, ia masih menunggu waktu yang tepat untuk menyatakan perasaannya, terlebih lagi jika [Name] tidak merasakan hal yang sama.
Padahal, tanpa mereka berusaha untuk saling mencintai pun pada akhirnya mereka akan bersatu juga. Tidak bisa menolak atau membantah, nama mereka berdua sudah tercatat untuk mencintai satu sama lain.
Five selalu mengagumi setiap bagian dari [Name], bahkan bagian kecil. Five menyukai iris mata berwarna hitam pekat itu yang selalu bersinar di bawah cahaya rembulan. Five menyukai surai hitam [Name] yang selalu berkibar saat cuaca sedang berangin walaupun memiliki beberapa debu dan kotoran. Five menyukai kulit [Name] yang memantulkan cahaya dari api unggun saat memasak makan malam.
Five menyukai setiap bagian dari [Name], kini ia tak bisa mengelak bahwa ia memang benar-benar jatuh cinta kepada seorang [Name]. Gadis cengeng dan galak yang dulu ia temui. Gadis yang selalu terlihat murung karena di hantui oleh masa lalu. Gadis yang tangguh dan kuat. Gadis yang menjadi teman nya selama beberapa tahun kebelakang, atau mungkin gadis yang menjadi teman hidupnya untuk selama-lamanya.
Ini memang terdengar aneh dan cukup mengejutkan bahwa...
Five telah jatuh cinta.
Oleh seorang gadis.
[Name] [Last Name].
***
Di tengah terik matahari, [Name] dan Five tengah mencari sesuatu yang bisa di makan, apapun asalkan bisa di makan. Walaupun sebenarnya [Name] sangat berharap menemukan makanan kaleng atau apapun itu, ia tidak ingin memakan kecoak lagi untuk malam ini, kecoak sering membuat [Name] pusing karena bau nya yang menyengat saat sedang di masak.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's About Time (five hargreeves)
FanfictionPernahkah kamu membayangkan bahwa ada 2 orang anak yang memiliki kekuatan yang sama dari 43 anak berkekuatan super yang lahir pada tanggal 1 Oktober 1989? Mereka menyebutnya "soulmate", dua orang yang sudah di takdirkan untuk bersama. Number Five, s...