30

1.8K 289 193
                                    

Naruto©Masashi Kishimoto
.
.
.
Selamat Membaca...

Deidara berdiri dengan wajah cemas didepan kantor Namiuzu. Kakak angkat Hinata ini berniat untuk menemui suami dari Hinata. Tetapi, baru saja berada didepan gerbang kantor megah itu, sudah membuat langkah kakinya terhenti. Bagaimana tidak, dirinya merasa tidak pantas masuk kedalam kantor megah itu, siapa dirinya?

Akhirnya Deidara hanya menunggu didepan halaman kantor, berharap jika Naruto akan keluar agar ia bisa bertemu dengan pria pirang suami adiknya. Lama sekali menunggu tak menyurutkan semangat Deidara, ini semua demi kebaikan Hinata. Ia tak mau jika Hinata diganggu oleh pria cantik kemarin. Persetan jika memang pria itu masih ada hubungan darah dengan Hinata. Deidara yakin sekali pasti ada alasan mengapa Ayah dan Ibu Hinata tidak mengatakan jika masih ada keluarga Hyuga selain mereka. Deidara berjalan mondar mandir, hatinya semakin gelisah saja. Satpam yang sedari tadi memperhatikan gerak gerik Deidara yang mencurigakan akhirnya menghampiri pria itu.

"Ada yang bisa saya bantu, Tuan?" Tanya satpam dengan ramah.

"Ah, maaf apakah saya menggangu. Saya hanya ingin bertemu Namikaze Naruto tapi saya enggan masuk kedalam." Jawab Deidara.

"Oh, Tuan Muda. Sudah membuat janji?"

"Belum, maka dari itu saya tidak berani masuk."

"Oh, baiklah. Mau saya antar? Saya lihat dari raut wajah Anda seperti ada hal penting yang harus Anda sampaikan."

Apa dirinya harus masuk kedalam sana?

"Setau saya, istri dari Tuan muda juga ada didalam." Kepala berkucir itu mendongak cepat.

"Hinata... Ada didalam?" Satpam itu mengangguk seraya menjawab pertanyaan Deidara.

"Baiklah, saya kakak Hinata." Membuat satpam itu terkejut, tak lama badan kekar didepan Deidara membungkuk hormat.

"Maafkan saya, Tuan. Saya tidak tau jika Anda kakak dari Nona Hinata." Deidara sempat tercengang sebentar dengan sikap satpam dihadapannya ini. Ia lupa jika, Hinata kini bukan orang sembarangan bahkan, marga Hinata sudah resmi berganti Namikaze.

.
.
.

"Akkhh...Naru..." Desis Hinata dengan suara yang sensual.

"Sshhh, ahhh, Naru... Terus-terus...iya begituuuh....Naru..." Naruto memandang datar istrinya, tidak bisakah Hinata diam?

"Suaramu terdengar seperti desahan yang akan mengundang pikiran negatif orang yang mendengarnya." Hinata tidak menjawab, ia hanya nyengir saja.

"Bisa salah paham nanti orang yang mendengarnya."

"Hihihi, biar saja... Berarti otak mereka yang mesum." Naruto mendesah saja, percuma melawan Hinata.

"Sudah tidak pegal lagi pinggangnya? Lanjut atau berhenti."

"Lanjut Naru, pelan-pelan ya."

"Hn...tapi jangan mendesah seperti itu lagi."

"Aahh...ahh...ahh...Naru... Plisss...enak..." Hinata malah mendesah menggoda Naruto yang sedang memijat pinggangnya.

"Dasar." Naruto terkekeh sambil menoyor kepala Hinata pelan.

"Kau nafsu ya?" Tanya. Hinata penuh selidik.

Look at MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang