9

2.2K 337 193
                                    

Naruto©Masashi Kishimoto
.
.
.
Selamat Membaca...

Shion hari ini mempunyai janji temu dengan rekan sahabatnya. Sakura, Ino dan Temari mereka semua adalah rekan Shion. Mereka juga Aktris dan model terkenal di Konoha.

Shion datang paling akhir, karena memang jadwal miliknya sangat amat padat dibandingkan dengan lainnya.

"Selalu terlambat, Nyonya Namikaze." Seloroh Ino.

"Maaf, kau tau jadwalku sangat padat, ino."

"Ya, tidak heran juga."

Temari melamun, ia sedari tadi hanya memainkan sedotan di gelasnya. Sakura memperhatikan gadis itu sedari tadi.

"Kau kenapa Temari?" Tanya Sakura pada akhirnya.

"Hm... Aku?" Tunjuk Temari pada dirinya sendiri.

"Masalah Shikamaru lagi?" Tanya Ino juga.

"Hem, apa salah aku mencintainya? Sepertinya, dia punya gadis pujaan lain."

"Kau tidak sendiri Temari. Aku pun..." Sakura menyandarkan tubuhnya lesu.

"Sasuke?" Kali ini Shion yang bertanya. Gadis bersurai pink itu mengangguk. "Kalian kurang agresif mungkin." Seloroh Shion lagi.

"Apa katamu...! Bahkan aku merendahkan diriku mengejar-ngejar pria nanas itu."

"Disitu salahnya." Jawab shion santai, meminum jus jeruk milik Ino yang sudah mendelik tajam.

"Pesan sendiri, nona sosialita..." Lirik Ino dengan sinis saat mengatakan itu.

"Sorry. Aku dulu mendekati Naru juga seperti itu tapi, aku bisa menjeda dan mengira kapan harus merendah dan kapan harus mendekat lagi." Kali ini tangan Shion mengambil kentang goreng milik Sakura.

"Maksudmu, tarik ulur?" Tanya Temari serius menatap Shion. "Yups, benar sekali." Benarkah yang ia lakukan harus seperti yang dikatakan Shion? Temari menimbang-nimbang usulan Shion.

"Coba saja. Cara itu tidak berpengaruh pada Sasuke. Semakin aku mengendurkan usahaku, semakin besar peluang ia untuk pergi dariku." Beber Sakura. Gadis ini, sudah mencoba cara yang seperti itu, dan ternyata ia malah hampir kehilangan kesempatan mendekati Sasuke.

"Benar juga, tidak semua pria seperti Naruto." Ujar Temari.

"Untung saja, suamiku tidak seperti itu." Bangga Shion.

"Shion, aku ingin bertanya sesuatu padamu." Tanya Ino.

"Tanya saja, tumben sekali kau izin."

"Ini.... Agak pribadi."

"Urusan ranjang?"

"Ck... Bukan. Sudah hampir tiga bulan kan kau menjadi menantu Namikaze. Bukankah keturunan itu penting bagi mereka? Kau... Belum hamil?" Tanya ino hati-hati diakhir kalimatnya.

Shion terdiam, sebenarnya Naruto sudah meminta anak darinya. Tapi, karirnya sedang naik. Jika hamil, pasti akan beresiko untuk karirnya kedepan dan Shion tidak mau itu terjadi. Susah payah ia mencapai puncak reputasi seperti ini dan harus jatuh hanya karena hamil? Tidak. Shion tidak akan mau mengorbankan karirnya demi seorang penerus Namikaze. Bukankah ada gadis Hyuga itu.

Look at MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang