31

1.4K 221 33
                                    

Naruto©Masashi Kishimoto
.
.
.
Selamat Membaca...

Suasana menjadi sangat tegang , saat mata bulan Neji beradu dengan tajam safir Naruto. Seakan ada kilat kuning yang tercipta diantara mereka saat beradu pandang dengan sengit.

"Kau Neji Hyuga?" Tanya Naruto datar.

"Hn."

"Ada apa mencari istriku?"

"Istrimu? Jangan sembarangan bica-"

"Hinata... Namikaze Hinata. Bukankah dia yang kau cari?"

"Aku mencari Hyuga Hinata. Bukan Namikaze Hinata."

Naruto semakin memandang tajam Neji. "Ya, Hyuga Hinata... Dia istriku..."

"Ohhh, kau suami Hinata? Lalu, dimana Hinata?"

"Katakan apa perlumu?"

"Aku harus menikahinya."

Naruto tersenyum seram. "Kau berani berkata seperti itu didepan suami wanita yang niat kau nikahi?"

"Kenapa tidak? Aku hanya butuh menikah dengan Hinata selama beberapa jam saja. Setelah itu aku akan menceraikan dia dan mencapai tujuanku."

Tangan Naruto mengepal erat, lelaki ini pikir istrinya itu apa? Mainan?

"Hey, bung... Kau seorang lelaki bukan?" Naruto menarik salah satu kursi didepannya lalu ia duduk menghadap Neji dengan kaki yang saling bertumpu serta tangan terlipat di dada.

"Tentu."

Naruto lagi-lagi tersenyum miring mendengar jawaban Neji. "Tidak ada laki-laki yang bermain boneka."

"Maksudmu?"

"Kau kira istriku itu apa? Mainan boneka? Yang bisa seenaknya kau jadikan alat mencapai tujuanmu?"

Kini Neji yang tersenyum miring, pria itu juga melipat tangannya didepan dada serta menyandarkan tubuhnya di kursi lalu memandang Naruto dengan angkuh. "Apa peduliku? Yang penting tujuanku tercapai."

"Brengsek sekali, Anda." Ujar Naruto. "Tapi, maaf aku rasa tidak akan semudah itu Tuan Hyuga."

"Oh ya...? Apa karena kau seorang Namikaze? Khe...! Aku tidak takut."

"Benarkah? Lalu aku harus memberikanmu izin untuk menikahi istriku dan setuju menjadikan istri cantikku itu alatmu?"

"Seharusnya sih gitu."

"Baiklah... Kau membuka jalan, Tuan." Naruto berdiri dengan tangan yang masuk kedalam saku celana kainnya. Tak lama terdengar suara benda yang bergeser dengan keras karena suatu dorongan yang tak kalah kencang. Hinata menutup mulutnya saat melihat Naruto menendang meja didepannya hingga meja itu terbalik.

"Naruto-kun..." Sungguh Hinata baru pertama kalinya melihat Naruto semarah ini, bahkan ini lebih parah dari malam saat Shion terjatuh dari tangga.

"Wah... Apa aku harus melakukan hal yang sama?" Ujar Neji dengan bertepuk tangan. Naruto hanya diam. Deidara yang merasa situasi tidak kondusif segera meminta para pelanggan yang lain untuk pergi dengan cara menggratiskan semua pesanan mereka, biar saja Naruto kan kaya? Itu pikir Deidara.

"Khe...!! Hyuga Neji... Kau ingin bermain denganku?"

"Dengan senang hati." Jawab Neji dengan angkuh.

Naruto maju kedepan, tepat dihadapan Neji. Matanya tidak melotot tapi hanya memancarkan aura gelap. Neji sama sekali tidak takut.

"Apa tujuanmu, Bung?"

"Aku ingin seluruh harta milik Hyuga jatuh ketanganku."

"Khe...! Tak jauh-jauh dari yang namanya harta ternyata."

Look at MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang