5

2.2K 386 303
                                    

Naruto©Masahi Kishimoto
.
.
.
Selamat Membaca...

Hari ini seluruh keluarga Namikaze berangkat menuju pulau pribadi mereka. Disanalah ternyata tempat pengucapan janji suci antara Naruto dan Shion. Semua keluarga mengenakan dress code yang sangat anggun dan mewah. Bagi para Namikaze wanita, mereka semua mengenakan gaun elegant berwarna soft pink... Serta para pria memakai tuxedo hitam yang sangat terlihat licin.

"Kau tidak punya itu." Ejek salah satu maid pada Hinata, jati telunjuknya menunjuk pada keluarga besar Namikaze . Hinata yang juga sedang memperhatikan para Namikaze bersiap menuju pulau pribadi mereka hanya diam tak berniat untuk menyahuti ucapan maid resek itu.

"Kalau punya untuk apa?" Jawab Hinata santai.

"Kau kan menantu Namikaze juga. Tapi kau tidak dianggap oleh para Namikaze itu. Dan yang paling menyedihkan adalah suamimu yang akan menikah."

Benar, tidak dianggap itu memang menyakitkan. Tapi selama ini dirinya merasa biasa saja. Suami yang menikah lagi membuat dirinya sedih? Tidak. Bukankah ia bisa menikah lagi? Wahhh, ide bagus. Mata Hinata berbinar lalu meredup lagi.

Tapi dengan siapa. Batin Hinata. Bibirnya mengerucut lucu.

"Sudah jangan menangis. Lagian kau tak pantas untuk berada disana bersama mereka."

"Aku tak pantas, apalagi kau."

"Berani kau padaku, hah?!!"

"Ya...! Siapa kau. Derajat kita sama...! Kau pasti akan mengatakan itu kan? Secara kau juga tertarik pada suamiku."

Maid itu menggeram mendengar ucapan Hinata. Selama ini tidak ada yang berani membantah dirinya

"Kau membuktikan kalau kau memang tak layak menjadi seorang Namikaze."

"Sampai sekarang...aku masih H.Y.U.G.A... Dan aku tidak berniat mengganti margaku." Hinata menekan marganya sendiri saat membalas perkataan maid disampingnya ini.

Maid itu menghentakkan kakinya lalu pergi meninggalkan Hinata dengan kesal. Hinata sendiri yang melihat itu hanya mengejek tanpa suara dengan menggerakkan mulutnya sendiri.

Mata bulan itu memandang kembali kedepan sana, dimana semua keluarga Namikaze berkumpul. Safir biru Naruto tak sengaja bertemu dengan bulan milik Hinata. Keduanya sempat terdiam dengan kejut berbeda. Naruto dengan kagetnya tak menyangka kalau Hinata melihat semua ini. Sedang Hinata dengan kejut karena takut, ia ketahuan sedang memandangi keluarga tersebut. Menggaruk belakang kepalanya, serta memutar tubuhnya membelakangi pemandangan itu. Menelan ludahnya dengan kasar. Hinata mengelus dadanya yang bergemuruh hebat hanya karena safir itu bersitatap dengan manik bulannya.
.
.
.

"Naru, kau melupakan ini." Saraa datang dengan membawa ponsel pintar milik pria yang akan mengucap janji suci kedua kalinya itu. "Shion sedari tadi menelpon terus. Heran, apa dia sudah tidak sabar untuk menjadi Nyonya muda Namikaze." Ujar Saraa dengan nada sinis.

Memang Saraa tidak suka dengan Shion sejak pertama kali adiknya mengenalkan Shion sebagai kekasih. Karena mata Saraa sudah terbuka sejak lama. Suami dan beberapa rekannya ada yang mengenal Shion, dan respon mereka semua terhadap wanita pirang itu adalah negatif.

"Hyuga... Dia tau aku akan menikah lagi hari ini?" Tanya Naruto pada Saraa, mengabaikan ucapan Saraa tadi.

"Tentu saja dia tau. Kau kira, maid di rumah kita ini bisa menjaga mulutnya?"

Look at MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang