2.

2.5K 383 151
                                    

Naruto©Masashi Kishimoto
.
.
.

Selamat Membaca...
.
.
.

Pagi ini terasa sedikit berbeda untuk pria tampan bermata safir. Status barunya sungguh menganggu dirinya, bagaimana tidak? Dirinya memiliki istri tapi juga memiliki kekasih.

Mendudukkan dirinya di ranjang seraya mendengus sebal ketika otaknya mengingatkan jika dirinya kini sudah berstatus suami orang. Walau tidak banyak yang tau tentang pernikahannya dengan gadis Hyuga itu, namun tetap saja ada yang berbeda.

"Sayang..." Pintu kamarnya dibuka oleh wanita yang sudah menemaninya selama tiga tahun belakangan ini, sebagai kekasihnya.

Naruto tersenyum tampan melihat kepala kekasihnya menyembul dari daun pintu yang terbuka.

"Apa?" Naruto terkekeh melihat wajah merajuk kekasihnya saat dirinya tak merespon dengan cepat panggilannya. Wanita bernama Shion ini masuk dengan sedikit menghentakkan kakinya, mengundang kekehan geli pada Naruto.

"Ada apa sayang?" Tanya Naruto lembut meraih tangan Shion agar duduk didepannya.

"Selalu saja telat menjawab panggilan dariku. Padahal ini bukan via telepon." Bibir sexy itu mengerucut manja.

Naruto mendekap tubuh Shion dari samping, membawa kekasihnya ini merapat padanya.

"Maaf, aku hanya terbiasa menjawab dengan senyuman. Kau harusnya tau itu."

"Aku tau, tapi kan...aku juga sudah bilang padamu jika, aku tak suka dijawab dengan senyuman saja." Mengusap pelan punggung kekasih pirangnya ini. "Baiklah, maaf sayang." Mengecup surai pirang milik Shion.
.
.
.
Gadis bermata bulan ini panik setelah melihat jam sudah menunjukkan pukul delapan pagi. Dia telat. Dengan gerakan secepat kilat, Hinata mandi dan bersiap untuk bekerja. Bisa-bisa dirinya dimakan oleh Sasori, pemilik kafe tempat ia bekerja.

"Aisshh, mengapa aku bangun kesiangan...!" Pekik gadis itu sendiri, buru-buru memasukkan keperluannya untuk bekerja. "Celemekku mana ya?" Membongkar lemari kecilnya, tangannya mengacak-acak tatanan bajunya. Bibir mungil itu berdecak kesal ketika barang yang ia cari tidak menampakkan wujudnya juga.

"Dimana KAU.... AKU TELAT...!!" Semakin mengacak-acak lemari bajunya. Tiba-tiba gerakannya terhenti saat otaknya memberi sinyal jika bukan disitulah tempat ia menaruh celemek.

"Ah... Ini dia." Senyum cerah ia tunjukkan saat menatap celemeknya. "Aku lupa jika sudah menggantungmu dibelakang pintu." Monolog gadis itu, dirinya merasa bodoh. Melirik jam dinding kecil yang bertengger disamping ranjangnya. Mata bulan itu melotot besar sekali. "Sial... Setengah sembilan...!" Pekiknya lagi. Hinata melipat asal celemeknya dan memasukkan kedalam tas ransel miliknya, memakai sepatu dan berangkat kerja. Seperti ada yang terlupa tapi apa ya? Memandangi pintu paviliunnya dengan raut berfikir keras. Mengingat-ingat apa yang terlupa, tapi tidak ingat juga. Ya sudahlah.

Naruto berdiri di balkon kamarnya, seraya menatap birunya langit cerah pagi ini. Melirik ke area bawah tubuhnya saat melihat sepasang tangan melingkari perut ratanya.

"Pamer tubuhmu pada siapa, Naru?" Tanya Shion dari balik tubuh Naruto seraya mengeratkan pelukkannya pada tubuh bagian atas Naruto yang terbuka. Bibir coklat itu mengurva manis mendengar pertanyaan bernada cemburu dari kekasihnya. Menghadap sang kekasih yang sudah cemberut, menyampirkan anak rambut Shion yang berantakan akibat ulah sang angin kebelakang telinga wanita itu.

Look at MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang