33

2.9K 281 106
                                    

Naruto©Masashi Kishimoto
.
.
.
Selamat Membaca...

Hinata pun sama terkejutnya dengan Neji saat melihat mata Tenten terbuka.

"Hinata...! Kekasihku sadar." Pekik Neji riang. Pria itu segera berlari mencari dokter.

"Apa suaraku sampai ke alam bawah sadar kekasih Neji?" Tanya Hinata pada Naruto dengan masih memandang Tenten dengan pandangan takjub.

"Kau baru sadar sayang? Suaramu bahkan sampai ke hatiku."

"Aaaaahhhh... Naru, bukan saatnya kau menggombaliku." Naruto terkikik geli melihat wajah merona istrinya.
Pasangan suami istri ini mengabaikan seseorang yang baru saja sadar dari komanya.

Tentu saja Neji sangat bahagia, pria cantik itu dengan sumringah memandang Tenten yang berusaha tersenyum walaupun lemah.

"Sayang... Terimakasih sudah kembali." Ujar Neji lembut. Tenten hanya berusaha melebarkan senyumnya. Hinata mendekat diikuti Naruto.

"Hai... Aku Hinata." Sapa Hinata pada Tenten. "Syukurlah kau sudah sadar. Kalau kau tidak sadar... Kekasihmu akan menikahi wanita hamil ini." Gurau Hinata yang ditanggapi Tenten dengan senyum mengembang.

"Maafkan aku Hinata, aku melakukan ini untuk kekasihku. Hanya dia yang aku miliki, aku tidak mau sampai dia meninggalkanku." Ujar Neji sambil menunduk. "Bahkan, aku bersikap egois."

"Sudahlah, Neji... Walau bagaimana pun kita ini masih saudara."

"Hemm? Kau menganggapku saudaramu?"

"Heeehhh...ya tentu lah." Jawab Hinata. Neji berkaca-kaca, bahkan Hyuga yang lain menganggapnya aib bagi klannya. "Terimakasih Hinata."

"Diterima. Dan kau...tidak boleh menikahi istri cantikku." Sela Naruto yang tidak suka melihat wajah sedih Neji karena pria itu merendah didepan Hinata.

"Tidak akan. Kau posesif sekali."

"Ohhh... Bagaimana jika kita bertukar pasangan. Agar kau tau rasanya bagaimana ketika istrimu diajak menikah oleh orang lain." Ujar Naruto percaya diri tanpa menyadari aura kelam yang keluar dari Hinata.

"Bertukar ya?" Ucap Hinata dengan nada rendah yang ditekan sedalam mungkin sehingga terdengar seperti bisikkan kematian ditelinga Naruto.

"Ah ha ha ha, aku hanya bergurau saja, sayang." Jelas Naruto dengan kikuk. Dia tidak mau Hinata marah, karena marahnya Hinata sangat menyeramkan. Neji yang melihat itu terkikik, ternyata Naruto pun akan kalah jika berurusan dengan istrinya.

"Neji..." Panggil Tenten.

"Apa sayang?" Jawab Neji lembut.

"Terimakasih sudah mau menjagaku."

"Sudah kewajibanku, sayang." Air mata Tenten mengalir melalui sudut matanya, Neji dengan sigap menghapusnya.

"Baru sadar tidak boleh sedih. Aku tidak suka kau bersedih, kuharap kau masih ingat itu."

"Ya... Aku ingat."

Naruto dan Hinata yang melihat itu ikut terharu. Hinata jadi berfikir, Neji juga sendirian seperti dirinya pasti pria itu juga sudah banyak melewati kesakitan sama seperti dirinya.

Look at MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang