23

1.7K 299 293
                                    

Naruto@Masashi Kishimoto
.
.
.
Selamat Membaca...


Naruto menatap sendu Shion yang terbaring lemah dengan mata tertutup. Hatinya masih sakit mengingat dirinya yang abai akan Shion akhir-akhir ini. Tiba-tiba saja Naruto teringat perlakuannya pada Hinata, ia tau jika mungkin itu menjadi luka pada hati istri pertamanya itu. Namun, bukankah adil, jika anak dari Hinata juga kehilangan Ayahnya? Sedangkan ia kehilangan anaknya. Kau bodoh Naruto.

Jemari Shion bergerak pelan, membuat Naruto segera menggenggam erat tangan itu. "Sayang... Kau sudah sadar?" Tanya Naruto dengan lembut, menciumi punggung tangan Shion dengan sangat lembut. Shion tersenyum, ia tak menyangka jika suaminya ada disini.

"Aku dirumah sakit ya?" Shion memang belum tau jika ia baru saja mengalami keguguran.

"Heem, maafkan aku sayang. Tidak bisa menjagamu dan anak kita."

Dahi Shion mengeryit, ia tak paham dengan apa maksud suaminya itu. "Maksudmu?"

"Kau tak tau jika kau hamil?" Tanya Naruto dengan sendu, "ah, mungkin karena masih terlalu muda jadi kau tidak menyadarinya. Maaf, anak kita harus pergi." Naruto menunduk sedih, Shion merasakan hal yang berbeda. Bagaimana mungkin ia bisa hamil? Seingatnya dirinya memang tidak mengkonsumsi pil pencegah kehamilan lagi tapi, ia juga sudah lama tidak bersetubuh dengan sang suami. Wajah Shion memucat, ingatannya ditarik pada saat dirinya dan Utakata  mabuk. Apa benih pria itu yang tumbuh didalamnya? Karena selama wanita Hyuga itu hamil Naruto sangat kurang memperhatikannya dan dirinya tidak ambil pusing, karena ia juga tidak mau hamil.

"Aku sudah memberikan pelajaran yang setimpal untuk Hinata. Kau tenang saja, mulai sekarang aku tak akan menemui wanita itu lagi." Ujar Naruto dengan wajah datar.

"Hinata?" Tanya Shion dengan raut wajah heran.

"Ya, dia yang mendorongmu kan?"

"Heh... Mana mungkin." Jawaban dari Shion membuat jantung Naruto mencelos.

"Maksudmu."

"Bukan salah Hinata, Naru. Aku yang tidak hati-hati, sehingga terpeleset dan aku terjatuh. Bukan salah Hinata, apalagi mendorongku, itu tidak benar." Jelas Shion dengan wajah merasa bersalah.
Naruto seketika terdiam, ia ingat perlakuannya kemarin kepada Hinata karena ucapan sang Ibu. Bodoh, Naruto akui dirinya bodoh.

"Kau...tidak melakukan hal yang buruk pada Hinata kan, Naru?"

Naruto masih terdiam, otaknya seakan memutar tingkah kasarnya pada Hinata kemarin. Dan itu membuatnya bertambah sesak.

"Minta maaflah pada Hinata. Dia tidak bersalah." Sambung Shion lagi, " dan untuk masalah anak, aku yang harusnya disalahkan." Karena dia bukan anakmu, Naru. Aku bersyukur untuk kejadian kemarin.

Naruto menunduk lesu, air mata penyesalan tergenang dimatanya. Dia berkata kasar pada Hinata, bahkan tidak lagi mau mengakui anak yang dikandung Hinata. Sungguh, Naruto tidak punya keberanian untuk bertemu atau meminta maaf pada Hinata. Apalagi neneknya sekarang sedang dirawat di ICU, akibat ucapannya.

"Aku..."

"Cobalah, Naru."

Menatap dalam mata bulan Shion. Apakah dia akan dimaafkan? Safir itu seakan bertanya seperti itu pada mata bulan Shion.

Look at MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang