27. All

2.2K 377 12
                                    

Yok bantu author 100 foll yok, ntar mau apa author turutin deh. Eps spesial? sabi, double up? nghokey, cerita baru? asiyap. Follow dulu tapi ya😈💗

...

Udah di follow kan? oke lanjut cerita

Sunoo berlari dari cafe tempatnya membuat janji dengan kakaknya Lucas pagi ini. Dia berlari tanpa mempedulikan kakinya yang mungkin saja akan patah atau nafasnya yang sudah hampir terputus. Yang ada dipikirannya sekarang adalah Hani, ia harus segera bertemu dengan kakak perempuannya. Banyak yang ingin ia bicarakan terutama meminta maaf.

Nafasnya tersengal sengal menyesakkan, langkah kecilnya berakhir didepan pintu besar bercat putih. Rumahnya tampak sepi, padahal ia yakin sebelum pergi ia melihat keluarganya sedang sibuk berbincang. Ini hari libur kerja sang ayah, biasanya mereka akan menghabiskan waktu bersama.

Bunyi decitan pintu memekakkan telinga didalam ruangan yang tenang tersebut. Kepala Sunoo menyumbul dibalik pintu, ia melirik seisi rumah. Sepi, kemana perginya penghuni. Ia memajukan langkahnya, menapak lantai yang dingin. Dia menelan ludah kasar saat dilihatnya tampang garang sang ayah diujung tangga lantai atas.

Sunoo sempat tertegun mentap ayahnya sebelum bertanya "Ayah, diman-"

"Mulai hari ini kau pindah sekolah" celetuk peria parubyan bersetelan jas itu. Matanya menatap dingin sang putra bungsu. Tatapan yang sama sekali belum pernah ia tunjukkan kepada ketiga anaknya.

Mulut Sunoo yang terbuka menjelaskan keterkejutannya. Ia mencoba meminta penjelasan dibalik tatapan bingungnya namun sang ayah tetap membisu dan malah berbalik badan kemudian menghilang dibalik pintu kamar.

Tunggu-tunggu, Sunoo masih tak paham dengan situasi ini. Tadi pagi keadaan masih baik baik saja sebelum dirinya pergi.

...

Suara bising dari koridor lantai dua mencuri itensi orang orang. Sepatu mengkilap putih milik Sunghoon beradu dengan lantai. Bibirnya sedikit terbuka membantu paru parunya menyerap oksigen.

Langkahnya terhenti didepan kelas sang mantan. Wajah khawatir jelas terukir diwajahnya yang rupawan. Jakunnya naik turun menelan saliva sambil berharap bahwa berita yang baru saja ia dengar adalah bohong.

Bunyi gebrakan pintu mengejutkan pemuda yang tengah menatap keluar jendela sembari mengangkat ponsel genggamnya. Tidak butuh waktu lama Sunghoon langsung menghampirinya, dengan wajah yang masih khawatir ia menatap pemuda tadi berharap. Tidak perlu dijelaskan, Daniel- pemuda tadi sudah paham apa yang Sunghoon minta.

Tanpa bersuara Daniel mengangguk ragu, seketika wajah Sunghoon berubah kecewa, mimiknya sulit dijelaskan, ada berbagai emosi yang tergambar diwajah lesu itu akhir akhir ini. Sunghoon mengangkat sebelah tangannya, memijit pelipisnya yang berdenyut nyeri. Daniel tidak bisa berbuat apa apa lagi ia hanya menyengir kasian melihat kakak kelasnya tersebut.

"Kenapa?" itulah kata yang keluar dari bibir kering Sunghoon setelah beberapa detik terdiam. Daniel sempat ragu untuk menjawab tapi ia tetap harus menjawabnya "Sepertinya, Hani memberi tahu paman dan bibi" Daniel begitu hati hati menjawabnya, ia tak mau memberi kejutan hebat untuk kesekian kalinya.

Sunghoon sudah tidak bisa menahan senyuman mirisnya. Baru saja tadi ia berkesimpulan bahwa satu satunya orang yang ia cintai masih memiliki perasaan yang sama dengannya. Tapi Tuhan kembali mematahkan hatinya. Sepertinya takdir sedang mempermainkan mereka.

First Love || [Sunghoon X Sunoo] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang