Dua tahun sudah berlalu, selama itu pula Sunghoon terpisah dari Sunoo. Kehidupan mereka tidak bisa dibilang mudah tapi juga tidak sesulit yang dibayangkan. Sunghoon lulus SMA dengan nilai yang memuaskan. Ia lanjut kejenjang yang lebih tinggi. Begitu pun dengan Jay, ah bocah itu tetap saja mengikuti kemana pun Sunghoon pergi. Ada yang berbeda dari Jay, dia sudah tidak sibuk dengan sepedahnya. Dia lebih memilih mengendarai mobil mewah.
Jarum jam menunjukkan pukul sembilan pagi. Sunghoon baru saja menyelesaikan tugasnya sebagai fotografer. Hidupnya selama ini bisa dibilang monoton. Hanya dipenuhi dengan tugas sekolah dan kegiatan sehari hari, untuk sedikit menghibur diri ia memutuskan mencari pekerjaan ringan untuk menemani disela kesibukan kuliahnya.
"Kita istirahat tiga puluh menit" Sunghoon mengangguk kemudian meletakkan kameranya keatas meja. Sebelum keluar ia sempat meraih benda kotak ramping didalam tas.
Sunghoon memilih berdiri dibalkon tempat mereka mengambil foto, ia meraih sebatang roko kemudian memantiknya dengan korek api. Ada sedikit perubahan darinya. Mungkin akibat setres yang sempat menyerangnya dikala SMA ia melarikan diri dengan meroko dan berujung keterbiasaan.
Hisapan demi hisapan ia berikan pada sebatang benda putih tersebut. Kepulan asap berlomba lomba keluar dari mulutnya. Kedua siku Sunghoon bersandar pada pembatas balkon, matanya menatap lurus barisan gedung gedung tinggi penecakar langin.
"Kau terlalu muda untuk merokok" suara itu muncul bersamaan dengan tepukan dibahunya. Sunghoon hanya meliriknya sekilas kemudian menyodorkan sisa rokoknya. Laki laki yang lebih dewasa darinya itu tersenyum kikuk kemudian meraih satu batang roko yang Sunghoon sodorkan. Dengan sigap Sunghoon memantikkan api untuk sang bos.
"Bagaimana kuliahmu?" laki laki tersebut ikut menyandarkan lengannya dipembatas balkon.
"Baik" jawab Sunghoon sekenanya. Dia masih menjadi sosok yang dingin. Sikap hangatnya hanya ditunjukkan pada beberapa orang saja.
"Sunghoon cobalah untuk lebih santai, aku lihat hidupmu terlalu kaku hanya berkisar tentang kuliah kerja dan orang tua."
"Kau tidak ingin punya kekasih lalu menikah dan punya anak?" Sunghoon mengerutkan keningnya tak percaya dengan ucapan sang bos.
"Ini lancang, tapi sungguh aku menghawatirkanmu" ia menepuk pundak Sunghoon lagi. Yang ditepuk hanya membalas dengan seulas senyum kemudian lanjut menyesap rokoknya.
"Pergilah, lihat banyak model yang masih sendiri disini" laki laki bermarga Park itu menunjuk beberapa model yang tengah beristirahat. Sunghoon menatapnya tanpa minat, kalau saja ia normal mungkin ia sudah mengencani salah satu dari mereka. Tidak perlu menyangkal model model yang selama ini ia foto sangatlah cantik, bertubuh ideal pula.
Malas mendengarkan celotehan sang atasan Sunghoon memilih pergi dengan alasan ke toilet. Ayo lah dia masih terlalu muda untuk memikirkan pernikahan, tapi jika pengantinnya Sunoo bisa dibicarakan baik baik. Mengingat nama Sunoo, Sunghoon menarik bibirnya membentuk senyuman.
Ditempat lain seorang siswa SMA malas malasan mengerjakan tugas sekolahnya. Dia merindukan kasur empuk rumahnya. Dia adalah Sunoo, kini ia sudah resmi menjadi siswa kelas dua belas. Sejak kejadian saat itu Sunoo menjadi pribadi yang berbeda. Ia tidak lagi bertingkah menggemaskan, sebaliknya ia jadi begitu dingin dan acuh akan lingkungan. Dia bahkan tidak memiliki teman.
Sunoo mengetuk ngetukkan pulpennya kemeja, membuat kebisingan untuk menghilangkan kejenuhan. Tanpa sadar kegiatanya mengusik siswa lain "Bisa diam tidak!" bentak siswa tadi, Sunoo hanya menatapnya sekilas kemudian membuang muka, masih dengan tangan yang mengetuk ngetukkan pulpen.
Siswa tadi menyerah untuk menegur. Yap ini bukan kali pertama Sunoo begitu dan ia sudah lelah menegurnya. Menurutnya Sunoo itu terlalu dingin tidak peduli dengan sekelilingnya, sangat menyebalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love || [Sunghoon X Sunoo] END
RomanceBosenkan baca cerita yang kisahnya tentang orang naklukin es? gimana kalo baca cerita tentang pangeran es yang coba deketin matahari.