Semalaman penuh ia tidak bisa tidur pikirannya selalu tertuju pada kekasih manisnya. Setelah kejadian semalam Sunoo tidak bisa dihubungi. Kepala Sunghoon sampai pusing memikirkannya lingkaran hitam mualai muncul disekeliling matanya.
Pagi ini ia harus dihantam kekesalan lagi. Ia datang sekolah lebih pagi agar bisa langsung bicara pada Sunoo tapi naas remaja manis itu sepertinya tidak masuk sekolah.
Sunghoon semakin khawatir apa lagi motor Sunoo masih ada di rumahnya ia bertanya tanya apa mungkin Sunoo pulang jalan kaki. Jika itu benar maka ia tidak bisa memaafkan dirinya sendiri.
Semua yang sudah dijelaskan oleh guru satu pun tidak ada yang masuk ke kepalanya. Yang dia pikirkan hanya Sunoo Sunoo dan Sunoo. Bagaimana jika sesuatu terjadi padanya.
"Hust... Bolos saja" tawar Jay ia tahu sahabatnya itu sedang galau tingkat maks. Sunghoon terlihat memikirkan ucapan Jay. Apakah dia perlu membolos jika iya dia akan melakukannya sekarang.
Tanpa babibu ia langsung mengangkat tangannya memanggil sang guru.
"Ada apa Sunghoon?"
"Saya sedikit kurang enak badan pak" guru itu tampak mengamatinya. Benar tubuhnya memang terlihat pucat dan tidak terlihat baik baik saja.
"Jay bawa dia ke uks"
"Pak! lihat ini wajahnya pucat dia terus mengeluh sakit kepala" tanpa permisi Jay menyentuh kepala Sunghoon "Dia harus dibawa ke rumah sakit" sambungnya dramatis. Sunghoon geleng geleng, temannya sangat buruk dalam berbohong.
"Boleh, jika diperlukan maka cepat bawa dia" ucap sang guru suksek membuat Sunghoon melongo tak percaya.
"Baik pak percayakan dia padaku" Jay memberi hormat kemudian menyeret Sunghoon untuk keluar.
Tanpa pikir panjang keduanya langsung keluar dari sekolah mengendari motor Sunoo melaju cepat ke rumah remaja manis itu.
Disepanjang jalan kepala Sunghoon nyut nyutan selain kurang tidur dia juga belum menelan apa pun sedari kemarin. Ia bahkan lupa makan jika sudah menyangkut perihal Sunoo.
Mereka sudah berada didepan rumah Sunoo. Dengan tubuh yang sedikit bergetar Sunghoon menekan bel rumah tersebut. Tak lama muncul gadis cantik dari dalam.
Belum sempat Sunghoon menanyakan keberadaan Sunoo, Hani sudah lebih dulu menutup pintunya untung Sunghoon sigap menahannya.
"Aku ingin bertemu Sunoo"
"..."
Tak ada jawaban. Hani masih berusaha kuat menutup pintunya karena kondisi Sunghoon sedang tidak fit ia jadi kalah dan pintu kembali tertutup.
Sunghoon tak mau menyerah ia tekan bel itu berkali kali, mengetuknya, dan meneriaki nama Sunoo berharap remaja itu akan keluar menemuinya tapi nihil tidak ada yang meresponnya.
Tubuhnya semakin pucat, ia terduduk di teras rumah Sunoo, masih belum menyerah siapa tahu Sunoo akan berbaik hati dan mau menemuinya.
"Hei ayo pulang, kita makan dulu lihat tubuhmu sudah mirip zombie" mereka sudah di sana sekitar tiga jam tak berhenti memanggil Sunoo sampai tenggorokannya terasa perih.
Sunghoon menggeleng ia tak mau pergi sebelum bertemu dengan kekasihnya. Ia tahu pasti sekarang Sunoo juga sedang bersedih seharusnya tadi malam ia jelaskan lebih dulu situasinya agar tidak terjadi kesalah pahaman.
Jay mengehela nafas pasrah Sunghoon memang tipe orang yang ambisius dia tak akan menyerah sebelum keinginannya tercapai dan berkat sifatnya itulah sekarang ia jadi khawatir.
Lama kelamaan tubuhnya semakin lemas, kepalanya sakit parah ia mencengkram kuat kepalanya sambil meringis.
"Ah persetan! ayo pulang isi dulu perutmu nanti kesini lagi. Aku akan menemanimu kesini!" Jay menarik paksa Sunghoon.
"Percumahkan kalau nanti kau pingsan kau tetap tidak bisa melihat Sunoo"
Akhirnya Sunghoon luluh juga. Benar kata Jay ia juga harus mengisi tenaganya untuk menemui Sunoo nanti. Ia berdiri menatap ke arah pintu besar berwarna putih itu.
"SUNOO!"
"AKU AKAN KEMBALI LAGI" teriaknya seakan akan Sunoo bisa mendengarnya.
Yap benar Sunoo bisa mendengar dan melihatnya dari lantai dua di jendela kamar ibunya. Sedari tadi ia melihat sendu kekasihnya, ia kasihan tapi mau bagaimana rasa kesal dan kecewa di hatinya jauh lebih besar.
"Kamu ingin menemuinya?" tanya Daniel dia sudah dari pagi tadi menemani Sunoo.
Ini semua usaha agar Sunoo tidak terlalu sedih jika ada teman ia tidak akan terlalu memikirkan masalahnya.
Diambang pintu berdiri Hani menatap mereka berdua. Dia sudah menebak bahwa adiknya memiliki hubungan sepesial dengan pemuda bernama Park Sunghoon itu.
Dia juga sudah menyelidiki semuanya tentang Sunghoon dia tidak bisa membiarkan adiknya jatuh ke tangan sembarangan orang. Saat mengetahui fakta tetntang hubungan adiknya dengan Sunghoon sangat sulit untuk menerima kenyataan.
"Lupakan saja dia!" ucap Hani dingin.
Sunoo menoleh kemudian menatap nyalang kearah kakaknya "Kenapa sih sehari saja jangan ganggu aku!"
Hani menggeram marah mendengar ucapan Sunoo. Dia melangkah maju mendekati Sunoo kemudian menarik dagu adiknya itu "Lupakan dia atau ku beri tahu ayah dan ibu!" finalnya kemudian melangkah pergi.
Daniel langsung memeluk Sunoo. Membawanya ke tempat terhangat yang dia punya "Tidak apa apa Sunoo kamu bisa memikirkannya panjang panjang"
Disisi lain Sunghoon dan Jay sudah sampai mereka langsung disambut oleh ibu Sunghoon. Terlihat jelas raut cemas dari wajah cantik sang ibu. Ia menuntun Sunghoon untu duduk.
"Jay kamu bisa pulang, biar bibi yang mengurusnya" Jay menjawab dengan anggukan.
Sebelum pergi ia menepuk dua kali bahu sunghoon "Panggil aku kalau mau menemuinya" kemudian Jay sepenuhnya menghilang dari sana.
Jujur saja dia juga lelah berdiam diri di sana selama tiga jam. Perutnya juga keroncongan minta diisi.Sunghoon langsung disuguhi banyak makanan oleh ibunya. Dengan perlahan ia memakan makanannya. Sang ibu tak berhenti menatapnya itu mengingatkannya pada Ina. Apa selama ini ia terlalu dingin pada orang orang disekitarnya.
Sunghoon berhenti ditengah makannya. Ia menata sang ibu yang juga menatapnya hangat.
"Ak-" belum sempat ia bicara sang ibu sudah lebih dulu bicara "Bicarakan ini nanti saat ayahmu sudah pulang" terdengar nada keraguan disetiap katanya. Bisa Sunghoon pastikan sang ibu sudah lebih dulu mengetahui hubungannya dengan Sunoo.
Kenapa masalah datang berturut turut. Kenapa tidak satu persatu. Ini semua membuat kepalanya makin sakit.
Sunghoon menyelesaikan makannya dengan cepat setelahnya ia langsung buru buru mengganti pakaian dan bersiap untuk kembali ke ruamh Sunoo.
"Sunghoon jangan pergi! tidurlah sebentar, sebentar saja" sang ibu memohon dengan wajah sendu ia khawatir pada anak semata wayangnya.
Ia hanya menatap ibunya sekilas kemudian memberikan senyuman terhangatnya. Senyuman yang sebelumnya tak pernah ia berikan. Melihat senyuman itu hati sang ibu tersentuh ia jadi tidak tega mencegahnya pergi.
"Hati hati" akhirnya hanya kata itulah yang bisa keluar dari mulutnya.
Sunghoon mengendarai motor besarnya kencang. Ia juga tidak mengajak Jay. Sudah cukup tadi ia merepotkan sahabatnya itu, sekarang waktunya ia menyelesaikan masalahnya sendiri.
Tubuhnya masih lemas kepalanya juga masih sedikit berdenyut nyeri tapi keadaan Sunoo jauh lebih penting dari dirinya sendiri. Ia tak bisa membiarkan Sunoo terus salah paham seperti ini entah kenapa hatinya berbisik bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.
.
.
.TBC
Hallo guys!
Jadi aku lagi nulis endingnya😂jan kecewa memang rencananya bakal aku tamatin sekitar 25 bab (belum termasuk side story) dan aku bakal balik lagi bawa cerita baru plus Killing Me yang baru jalan beberapa bab itu😗
Dan ternyata nulis ending tuh ga segampang yang aing pikirin huuuaa😭
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love || [Sunghoon X Sunoo] END
RomanceBosenkan baca cerita yang kisahnya tentang orang naklukin es? gimana kalo baca cerita tentang pangeran es yang coba deketin matahari.