Jungwon terus berlari keluar dari sekolah matanya sembab oleh air mata cintanya sudah sampai di sini dia juga ingin diperjuangkan tidak hanya mengejar seperti orang gila.
Tidak! yang sakit bukan cintanya melainkan kenyataan bahwa tidak ada yang melihat perjuangannya.
Tidak peduli atas kemungkinan kakinya akan patah dia tetap berlari sambil membawa beban berat dihatinya. Benar Jay itu berengsek lebih baik berhenti di sini berhenti menjadi badut penghibur.
Bruk!
Jungwon terjatuh lutut siku serta telapak tangannya tergores oleh kasarnya jalanan. Hatinya sudah perih sekarang kulitnya juga perih uh sudahlah Jungwon mulai menyalahkan dirinya sendiri.
Bukannya cepat bangkit ia malah duduk bersimpuh di jalanan yang gelap persetan dengan orang yang akan menganggapnya gila atau apa dia benar-benar sudah tidak bisa berjalan lagi.
"Haahuuh... aku harus apa?"
Jungwon memeluk dirinya sendiri darah segar mengalir dari siku dan telapak tangannya tidak sakit ada luka yang lebih sakit dari apa pun yang berdarah.
Di tempat lain Jay baru saja keluar dari kolam renang dengan perasaan yang kalang kabut ia tak tahu harus apa haruskah dia mengejar Jungwon atau diam saja? hah dia benar benar tidak tahu.
Bugh!
Jay menendang kotak sampah tak berdosa di sebelahnya membuat semua isinya bereserakan keluar. Saat melihat tumpukan sampah berserakan Jay tertawa sinis.
"Sampah!" lirihnya kemudian pergi.
Dirinya tak kembali ke tempat semulai ia takut nanti dicecar oleh pertanyan-pertanyaan Heeseung sudah jelas nanti dirinya akan dimaki maki karena tidak meminta maaf dengan benar.
Berakhirlah ia di sini di tengah keramayan ya memang banyak gadis-gadis seperti yang di katakan Jungwon tapi entah kenapa dirinya sama sekali tak minat. Setelah mendengar ucapan Jungwon tadi wanita menjadi tidak menarik.
Jay mendengus kesal saat melihat ada dua orang di bangku penonton tengah senyum-senyum tidak jelas. Dirinya sedang kesulitan eh temannya malah asik mojok.
Padahal tadi Jay berharap Sunghoon yang kena masalah kenapa malah dirinya yang sial. Jay sudah berjalan hendak mengganggu momen romantis temannya sebelum tangan mungil menariknya.
"Kak mau apa?" tanya Daniel.
"Bukan urusan lu minggir bocah!"
"Kalau mau ganggu kak Sunghoon sama Sunoo jangan!" dengan unyuknya Daniel merenggangkan tangan di depan Jay mencoba menghalanginya untuk lewat.
"Ini bocah kenapa mirip seseorang ya" gumam Jay sambil menyipitkan matanya.
"Aelah kak ini Danie sepupunya Jungwon hyung ingat?"
Seketika Jay menyesal mendengarnya sudah susah payah untuk melupakan domba itu ia malah disuguhi sepupunya kan semakin runyam otak kecil Jay.
"OI JAY!!"
Tubuh jay seketika menegang saat suara yang tak ingin ia dengar memanggil namanya. Seharusnya tadi dia pulang saja.
"Bagaimana sudah minta maaf?" itu adalah Heeseung sebenarnya dia tahu Jay berniat menghindarinya jadi sebelum bocah itu menghilang dirinya harus cepat menangkapnya.
"Hehe sudah hyung"
"Sudah apanya? kenapa Jungwon lari sambil menangis?" cetuk Jake yang datang sambil mengunyah keripik singkong.
Duh sumpah Jay benar-benar mengutuk temannya yang satu ini tapi tunggu Jake tadi bilang Jungwon menangis seketika tubuh Jay kembali menegang darahnya berdesir tak karuan.
"Jay lu emang bener-bener hiihh!!" Heesueng sudah bersiap mencakar wajah Jay.
"Jungwon hyung nangis? kak Jay apain sepupuku?" sekarang ganti Daniel yang protes.
Tentu saja Jay kelabakan "Eh bukan gitu"
"Bukan apanya? kau memang tidak bisa dipercaya Jay, sekarang juga kau kejar Jungwon!" final Heeseung.
"Hyung dengarkan aku dulu! it-itu dia, dia sendiri yang tidak mau bicara padaku lalu pergi begitu saja"
Heeseung mendengus kesal sambil memijat pelipisnya ia tidak tahu bagaimana cara memperbaiki sifat Jay dia tidak bisa mengerti perasaan orang lain.
"Sudahlah biar aku saja yang cari Jungwon hyung" Daniel langsung berlari oh tentu saja dia khawatir Jungwon itu tidak pernah begini apa lagi menangis karena orang lain.
Setelah Daniel pergi satu persatu dari teman temannya juga ikut pergi Jay benar-benar pusing sekarang kenapa dia merasa semua orang menyalahkannya. Jik semua orang marah padanya terus dia harus marah pada siapa?!
Dengan susah payah akhirnya Jungwon sampai juga di rumahnya walau dengan penampilan yang sudah mirip gelandangan. Baju compang camping rambut berantakan celana yang sedikit sobek wajah penuh debu mata smbab dan masih banyak lagi.
Jungwon melempar tasnya asal lalu berjalan menuju mading dipojok kamarnya di sana ia tatap foto-foto yang tertempel rapih kemudian dengan mata yang berkaca kaca ia sobek semua foto itu tanpa sisa.
Lelah menyobek foto dirinya iseng membuka ponsel yang memang sengaja ia matikan sudah banyak panggilan tak terjawab dari Heeseung Jake dan Daniel tidak ada satu pun dari Jay menyadari itu lantas Jungwon tertawa garing.
"Apa yang ku harapkan idiot"
Ia melempar ponsel itu ke atas ranjang lalu beranjak menuju kamar mandi. Tubuhnya sudah sangat lengket mungkin dengan mandi air dingin pikirannya akan lebih baik.
Jungwon menatap pantulan dirinya di cermin telapak tangannya sikunya dan lutuynya penuh degan goresan tak hanya itu bahkan ada satu goresan pada dagunya.
"Jika dia tahu ini, pasti sudah tertawa terbahak bahak" bisiknya kemudian langsung menutupi cermin dengan handuknya ia tak mau melihat dirinya sendiri.
Hampir setengah jam sendiri ia di dalam kamar mandi entah apa yang dia lakukan jari jarinya bahakan sudah membiru hampir beku.
Ia mendengus kesal saat hendak tidur terdengar suara gedoran pintu yang tidak biasa Jungwon tahu siapa pelakinya.
"Hyung! hyung! kau di dalam? hyung buka pintu!"
"Hyung aku mencemaskanmu hyung"
Seketika Jungwon tertawa sepupunya yang satu ini memang ahli mengembalikan mood orang.
"Aku di dalam"
"Buka pintu hyung! kenapa kau menangis? apa kak Jay menyakitimu?" Jungwon bahkan belum menjawab satu pun pertanyaannya tapi Daniel terus mengajukan pertanyaan tanpa jeda.
"Aku baik-baik saja pergilah tidur!"
"Hyung aku ingin melihat wajahmu" Jungwon menghela nafas panjang kemudian beranjak membuka pintu.
Saat pintu terbuka Daniel langsung menghambur ke pelukannya membuat perasaannya menjadi hangat "Kau baik baik saja?" Daniel hanya ingin memastikan karena dia sangat khawatir.
"Aku hanya kelelahan biarkan aku tidur" ia mencoba melepaskan pelukan Daniel tapi anak itu memeluknya sangat erat.
"Kak Jake bilang kau berlari sambil menangis apa yang terjadi ceritakan padaku"
"Dia salah lihat"
"Bohong" Daniel menajamkan matanya menyelidik kebohongan di wajah Jungwon dan berhasil.
Jungwon adalah orang yang buruk dalam berbohong. Berakhirlah malam ini ia menceritakan semuanya pada Daniel mulai dari caranya masuk ke geng populer itu samapi pada perasaannya yang bertepuk sebelah tangan.
Tapi untunglah setelah menceritakan perasaannya menjadi sedikit lebih baik dan keinginan untuk mengakhiri semuanya semakin bulat.
Untuk apa dipertahankan toh dirinya yang berjuang sendiri dan menangis sendiri tidak ada yang bilang kerjabagus kenyataan itu menyakitkan.
.
.
.TBC
Ada yang cintanya bertepuk sebelah tangan? ew sakit ya? ga papa tetep semangat cinta yang tulus ga ngeharepin balasan kok liat dia bahagia sama yang lain aja ikut seneng T T
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love || [Sunghoon X Sunoo] END
RomansaBosenkan baca cerita yang kisahnya tentang orang naklukin es? gimana kalo baca cerita tentang pangeran es yang coba deketin matahari.