22. All

3K 475 24
                                    

Sebuah motor besar baru saja terparkir dihalaman rumah Sunghoon. Pemuda itu baru saja pulang dari rumah kekasihnya atau bisa disebut mantan kekasih.

Menyadari hubungannya sudah berakhir denyut nyeri menjalar keseluruh hatinya. Bagaimana bisa besok dia menjalani hari tanpa sosok ceria yang akhir akhir ini sudah memenuhi hari bahkan hatinya.

Dengam guntai Sunghoon memasuki rumah. Dia tidak menyapa sang ibu dan langsung masuk ke kamar. Dia melempar asal kunci motor kemudian terduduk disamping ranjang.

Menengadahkan kepala merasakan rasa sakit yang belum juga berkurang. Perlahan dia menutup mata mengingat kembali apa yang baru saja terjadi.

Semuanya sangat cepat berlalu rasanya baru saja ia memegang sosok manis yang mendebarkan itu tapi sekarang dia sudah tidak ada.

"Sunghoon" panggil seseorang dari arah pintu. Ia menoleh kemudian mengubah ekspresinya tidak mau sahabatnya merasa cemas.

Jay mendekat memberikan tepukan penghibur dibahunya. Pemuda receh itu tidak menanyakan apa pun seakan sudah tahu apa yang sudah terjadi.

"Kami berakhir" lirih Sunghoon menatap lurus lantai marmer.

"Eum..."

"Apa perlu kita bawa Ina? biar dia yang menjelaskan pada Sunoo"

"Tidak" ucap Snghoon tegas. Jay menatapnya bertanya.

"Bukan itu alasannya"

Sunghoon tidak melanjutkan ceritanya dia malah berdiri dan membuka pintu kamar kemudian menyuruh Jay pulang.

"Biarkan aku sendiri"

Awalnya Jay ingin menolak dia mau menemani sahabat dekatnya tapi dia juga sadar Sunghoon butuh waktu untuk sendiri.

"Jangan sedih sedih" Jay menepuk pundak Sunghoon lagi "Sunoo pasti menyesal melakukannya" sambungnya kemudian menghilang dibalik pintu.

Yang dikatakan Jay benar. Sekarang Sunoo tengah meringkuk diatas kasur. Ia tidak membiarkan siapa pun memasuki kamarnya bahkan sang ibu sendiri. Dia juga sama sekali belum makan seharian ini. Rasa perih dan bersalah dihatinya cukup untuk menghilangkan nafsu makan.

Sang ibu yang memang tidak tahu apa apa semakin kebingungan saat melihat Hani yang biasanya akan cerewet menyuruh Sunoo ini itu malah sekarang ikut menjadi diam.

"Hei jagoan ayo makan dengan hyung" ajak Lucas dia mencoba sehalus mungkin bicara.

"Aku akan mentraktirmu. Bilang saja kamu mau apa"

"..."

Masih tidak ada jawaban. Sunoo mengunci pintu jadi mereka yang diluar tidak bisa berbuat banyak.

"Ayo bicara pada hyung, kita sesama lelaki tidak perlu malu"

"..."

"Bagai mana ini? adik mu belum makan dari pagi tadi. Apa dia bertengkar dengan Hani?" bisik sang ibu.

"Jika itu benar maka Hani menjadi urusanku" pekiknya.

Dengan perasaan marah Lucas meninggalkan kamar Sunoo dan beralih pada kamar saudara kembarnya. Entah kenapa perempuan itu juga ikut mengurung diri.

Berbeda dengan cara dia membujuk Sunoo. Lucas menggedor gedor pintu adik perempuannya. Suara gedoran menggema keseluruh penjuruh rumah. Lucas kalau sedang serius memang sedikit menyeramkan. Mau bagai mana lagi dia adalah anak laki laki dan tertua bertanggung jawab besar pada kedua adiknya.

"Apa sih berisik!" ketus Hani membuka pintu.

"Kau_" awalnya Lucas mau memarahi adik perempuannya itu tapi batal saat melihat mata sang adik sembap.

First Love || [Sunghoon X Sunoo] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang