30

1.4K 274 148
                                    

Nara Jaenandra Sarapraja mengambil alih Bae Corporation?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nara Jaenandra Sarapraja mengambil alih Bae Corporation?

Tawa Juanda pecah saat headline serupa itu tersebar di media. Sejak isu itu beredar, Nana benar-benar tidak diberi kesempatan untuk absen dari media. Yang membuatnya marah adalah, akun sosial medianya mendadak dipenuhi berbagai komentar yang beragam, mulai dari bahasan mengenai kenaikannya sebagai pemimpin, sampai ke berbagai komentar out of topic seperti apakah ia sudah punya pacar. Oleh karenanya, Juanda terpaksa menghabiskan beberapa hari menginap di tempat Nana atas permintaan Irene, habis lelaki itu menolak melakukan apapun sejak namanya tersebar dimana-mana.

"Gue cuma pengen punya akun buat nge-post vinyl gue doang, udah. Kenapa tiba-tiba notifikasi gue jebol begini?!" Nana menekan beberapa tombol di ponselnya, berakhir menatap Juanda frustasi. "Lo tahu, gak, cara hapus akun?"

"Kok dihapus, sih?!" Juanda meneguk minuman kaleng di tangannya. "Malah bagus, Na. Lo jadi bisa buka jasa endorse, apa gitu,"

"Gak minat."

"Minat-minatin aja, udah." Juanda beralih tertawa lepas. "Presiden direktur harus ramah dan siap siaga menyapa rakyatnya melalui sosial media."

"Lo bener-bener gak berguna, Jun." Nana menghempas ponselnya ke atas tempat tidur, ikut menjatuhkan dirinya di sana.

"Lagian, mau sampai kapan lo sembunyi kaya gini?! Dalam waktu dekat, lo harus bicara di pers conference, dan berhenti jadi orang sok cool dan jutek."

"Siapa yang sok cool?!"

"Ya elo, lah. Siapa lagi?!"

Nana mendecak kesal, melempar sebuah bantal ke arah Juanda yang tengah sibuk mengamati layar laptopnya. "Gue emang dari sananya begini, bukan sok."

"Halah," Juanda tidak bergeming, malah menarik bantal itu ke pelukannya. "Pokoknya, lo harus menyiapkan kata-kata yang mau diucapkan nanti, deh."

"Jun, gue anak HI."

"Terus? Jadi anak HI gak menjamin lo bisa ngomong. Eh, tapi menjamin juga, sih. Bodo, ah. Inget, Na, lo harus membahas konflik sosial yang melibatkan keluarga lo di pers conference, bukan konflik pasca perang dingin."

"Ngelantur," Nana memutar kedua bola matanya dengan malas. "Ngapain bahas perang dingin, bego? Adanya, mah, perang keluarga. Biar gue granat tuh rumah Agung Sarapraja."

"Bokap lo itu,"

"Buat lo aja."

"Heh!" Juanda menatap Nana kesal. "Gak bisa diproduksi ulang juga guenya, percuma. Lagian, lo harusnya bersyukur dapet gen yang sempurna dari dia."

"Apaan, orang yang cakep Mama."

"Dasar anak Mama."

"Ngomong apa lo barusan?!"

Crazy Rich BaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang