Crazy Rich Bae

15

My father's love was always strong;
My mother's glamour lives on and on;
Yet still inside, I felt alone.
For reasons unknown to me.

Irene menatap mata Agung dalam, mencoba mencari sebuah jawaban dari mata pria itu. Itu bukan mata yang sama seperti mata yang selama ini menatapnya. Irene takut, ia merasa terlalu takut untuk menelusuri tatapan itu terlalu jauh. Sedikit banyak Irene tahu bahwa tatapan itu bukan lagi miliknya, melainkan milik seseorang yang ia bahkan tidak tahu siapa.

"Siapa?"

"Siapa apa?"

"Siapa namanya?"

"Look, you're hallucinating again."

"Aku gak gila, Mas!"

"You're overthinking."

"Kamu gak kasihan sama anak-anak?"

"Stop,"

"Jujur sama aku!"

"I said stop!"

"A coward."

Mata Agung kini hanya terfokus pada dirinya, namun pandangan itu terasa berbeda, terlalu berapi-api dan penuh emosi.

"I told you to stop, didn't I?"

Mata Irene tiba-tiba terbuka, napasnya terasa terengah-engah. Tangannya menggenggam selimut erat, menyadari bahwa mimpi buruk yang tidak pernah ingin ia ingat selalu kembali. Satu persatu dari memori masa lalunya mulai terbuka jelas di setiap tidurnya, membuat Irene seringkali merasa tidak lagi memiliki energi untuk menghadapinya. Sudah, tidak bisakah semuanya berhenti?

Irene bangkit, menahan tubuhnya di dinding untuk mencapai wastafel. Ia membasuh wajahnya, mencoba mengumpulkan kesadaran sepenuhnya.

Ah, hari ini ia harus menghadiri pertemuan makan malam bersama Jeff. Irene lantas keluar dari kamarnya, memutuskan untuk turun ke lantai bawah. Langkahnya terhenti ketika ia menemukan Jeff bersama anak-anaknya di meja makan, menikmati sarapan dengan bahagia.

"Kok pada bangun pagi?"

"Mama, ini udah mau jam delapan, tahu!"

Irene tersenyum kecil, duduk di salah satu kursi. "Kapan kau datang?"

"Barusan."