Yuna yang tadinya ingin menjalankan serangkaian rutinitas skincare di pagi hari menepuk keningnya pelan, lupa bahwa moisturizer miliknya sudah habis sejak semalam. Di rumah, hanya mbak Ryu yang menggunakan moisturizer yang sama dengan milik Yuna. Jadilah, Ia akhirnya berjalan gontai ke kamar Ryu, menyusun kalimat di dalam otak agar Ryu mengizinkannya menggunakan milik Ryu.
Saat Yuna membuka pintu yang tidak terkunci, Ia cukup kaget karena Ryu tidak ada di dalam. Ia akhirnya mendekati kamar mandi, mendengar suara musik dari dalam. Mbak Ryu pasti sedang mandi.
"Mbak!"
"Mbak!"
"Apaan?" Suara samar Ryu terdengar dari dalam, diikuti suara air yang berhenti, sesuai dugaan Yuna.
"Aku minta moisturizer ya! Punyaku habis!"
Ryu diam sejenak. "Yaudah! Di atas meja, kalo gak ada, di dalem box ungu."
"Oke!"
Dengan bersemangat, Yuna segera berjalan menuju meja rias Ryu, menemukan apa yang Ia cari tepat di atas meja. Baru akan duduk untuk menggunakannya, tiba-tiba saja ponsel Ryu yang berada di samping sebuah figura di atas meja berbunyi, menunjukkan sebuah panggilan masuk setelah sebelumnya hanya menunjukkan serentetan lagu yang diputar Ryu untuk disambungkan ke speaker di kamar mandi.
Nomornya tidak dikenal, jadi Yuna sempat tak acuh, mungkin salah sambung. Setelah panggilan mati, panggilan kedua segera masuk, dari nomor dengan empat angka belakang yang sama, artinya nomornya sama.
Yuna menatap ke arah kamar mandi, menyadari Ryu tidak akan segera keluar dari sana. Ia masih ragu, namun ada sesuatu yang membuat tangannya bergerak menggapai ponsel Ryu, dan di detik selanjutnya, yang Ia tahu adalah suara "Halo," dari bibirnya.
"Selamat pagi. Ini benar dengan saudari Ryu?"
Loh? Bukan salah sambung?
"Ah, bukan. Saya Yuna, adiknya,"
"Ah, selamat pagi, apakah saudari Ryu ada bersama Anda?"
Yuna deg-degan. Ini mbak Ryu ada masalah apa?
"Iya, ada. Tapi lagi mandi."
"Baik. Kami dari pihak kepolisian. Tolong sampaikan pada saudari Ryu bahwa Haeka Sarkanjaka, begitu sesuai kartu pengenal Beliau, terlibat kecelakaan bersama sebuah mobil truk sekitar dua puluh menit yang lalu. Nomor saudari Ryu adalah nomor terakhir yang berada di daftar panggilan ponsel saudara Haeka. Sekarang saudara dilarikan ke Rumah Sakit Central Care, kejadian terkait kecelakaan akan saya jelaskan nanti." Suara di ujung sana membuat kedua mata Yuna membulat, pegangan yang semula erat pada ponsel Ryu mengendur, hampir terjatuh jika saja Yuna tidak menyadari tubuh Ryu yang terbalut handuk baru saja keluar dari kamar mandi.
"MBAK! MAS HAEKA KECELAKAAN!" Hanya itu yang dapat keluar dari bibir Yuna. Ia melambai-lambaikan ponsel di tangannya ke arah Ryu, membuat Ryu dengan cepat berlari untuk mengambil alih ponsel itu.
"Iya?" Ryu berbicara di sambungan telepon. "Iya benar, saya Ryu."
"Saya pacarnya Haeka."
"Central Care? Baik, saya segera kesana." Suara Ryu yang bergetar Ia coba tahan, berharap Ia bisa setidaknya bertindak lebih cepat.
"Tidak, orang tua Haeka tinggal di luar kota. Dia ngekos di sini,"
"Iya. Orang dewasa, ya? Saya akan bawa mama atau kakak saya."
"Baik, Pak. Terima kasih informasinya."
Setelah panggilan diputus, tubuh Ryu terasa begitu lemas, tidak lagi terasa menapak tanah. Ia terjatuh ke lantai dengan pandangan yang kosong, membuat Yuna dengan cepat bergerak membantunya sembari berteriak memanggil siapa saja yang memungkinkan untuk mendengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Rich Bae
FanfictionDaily Life seorang sosialita sekelas Irene Bae ketika harus mengurus kelima anaknya sebagai ibu tunggal. Highest rank: #1 in Joy [190820] [041020] out of 5.38K stories #1 in Ryujin [190920] [161020] [191020] [051120] out of 4.79K stories #1 in Hyuns...