Karena setiap hal yang dimulai selalu menuntut akhirannya sendiri, sepertinya yang satu ini juga butuh diakhiri.
———
"You'd say 'I'm sorry, believe me, I love you, but not in that way.'" Suara Juanda menggema di balkon, membuat Nana ikut menghentikan permainan gitarnya saat Juanda berhenti, menunduk sembari menarik napas berat.
Nana berdecak, memutar kedua bola matanya. "Why would you sing that song if you can't finish it?"
"I don't think that song would hit me just as hard as it was back then."
Nana menekan sisa batang rokoknya di asbak, menatap langit sore yang tampak cerah hari itu. Ia sudah tidak kembali ke rumah Mama selama empat bulan, ulang tahun Jeff tahun ini adalah waktu terakhir ia mampir ke sana.
Hari itu, Nana duduk bersama Rosé untuk beberapa saat, berbagi cerita singkat mengenai kehidupan masing-masing dari keduanya. Rosé tampak masih merasakan hal yang sulit, namun, hidupnya sepertinya lebih baik sekarang.
Nana juga menemui Papa, sepertinya Papa mulai sakit-sakitan, apalagi sejak perusahaan Sarapraja jatuh ke titik bawah dan mengalami kesulitan untuk kembali bangkit.
Lalu, Nana kembali dengan kosong. Begitu saja. Ia sibuk mengurus perilisan album, mempromosikan album mereka untuk beberapa waktu, melakukan tur, dan..
merindukan banyak hal.
Ia menarik simpul singkat dan menghela napas panjang. Kehidupannya di masa lalu tidak sebaik itu, tapi, setelah dipikir-pikir lagi, jauh lebih baik dari hari ini.
Menjadi dewasa benar-benar melelahkan.
"Sampe kapan lo mau begini, Jun?"
"Begini gimana?"
"Hidup ngikutin arus aja, gak tahu arah akhirnya kemana."
Juanda tertawa sinis. "Kenapa? Gue gak merasa punya tuntutan apapun buat dikejar, kok. Duit ada, fans banyak, dan gue ngelakuin hal yang gue suka, ya, walaupun gue harus merahasiakan siapa gue yang sebenarnya dari publik."
"Does it feel nice?"
"Apa?"
"Hiding things."
Juanda menghela, balas menatap Nana. "Lo sendiri gimana, does it feel nice?"
"Apa?" Nana mengangkat sebelah alisnya.
"Hiding what you feel from others." Juanda kembali tertawa. "Kenapa? Sengaja kelihatan gak punya perasaan cuma satu-satunya cara lo biar gak disakiti orang lain lebih banyak, ya?"
"Cemen." Sambung Juanda. "Kelihatan gak punya hati cuma biar orang lain gak tahu apa yang lo rasain."
Nana hanya dapat menertawakan fakta yang baru saja diucapkan Juanda secara gamblang. "Ngomong emang paling gampang, deh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Rich Bae
FanfictionDaily Life seorang sosialita sekelas Irene Bae ketika harus mengurus kelima anaknya sebagai ibu tunggal. Highest rank: #1 in Joy [190820] [041020] out of 5.38K stories #1 in Ryujin [190920] [161020] [191020] [051120] out of 4.79K stories #1 in Hyuns...