20 ¦ Our Love Forever

305 45 1
                                    

Cerita ini hanya fiksi dan semua yang ada di dalamnya adalah imajinasi penulis

----------------------------

"jika bintang itu adalah mereka yang telah pergi, kenapa mereka justru menghilang di siang hari?"

🎀

Seorang gadis sudah siap dengan gaun pengantin. Daritadi senyum tidak luntur dari wajah cantik nya. Hari bahagia ini akan selalu dikenang hingga ia mati. Ia bahagia sekali tentunya. Ini hari paling bersejarah untuknya.

Di tangannya sudah ada sebuket bunga mawar yang indah. Daritadi jantungnya tak berhenti berdegup kencang, gugup.

"Sha, kamu jangan gugup!" seru Tyca sambil mengusap lembut punggung tangan menantunya. Arisha hanya tersenyum untuk menghilangkan rasa gugup itu.

Denita juga ada disana. Gadis yang kini sudah resmi menjadi tunangan Karsa itu, sedang asyik sendiri dengan ponselnya. Lebih tepatnya kamera ponsel. Memotreti gaun cantik yang dikenakan oleh Arisha.

"Gua mau pake gaun yang punya bahan yang sama kayak lo ntar!" pekik bahagia Denita.

🎀

Kaisar daritadi tak kalah gusar dari Arisha. Lelaki ini daritadi tak berhenti membuat Karsa pusing. Bagaimana tidak? Lelaki yang dulunya terkenal dingin ini justru terlihat kocak sekarang. Begitu menurut Karsa.

"Pusing gua liat lo"

"Siapa suruh lo liat gua?"

Helaan nafas terdengar. Itu berasal dari Karsa yang saat ini ingin sekali memukul belakang kepala Kaisar jika tidak ingat ia masih teman.

"Pengantin pria, tolong persiapan!" pekik staf yang mengatur acara ini. Mendengar itu membuat Kaisar semakin gusar. Dan rasanya Karsa ingin sekali mendorong sahabat nya yang kini menarik-narik kemeja nya.

"Temen gua bukan sih lo? Perasaan dulu udah kayak beruang kutub yang kagak punya nyali buat ngomong. Sekarang malah kayak ulet yang disiram air." desis sinis Karsa yang diabaikan oleh Kaisar. Lelaki itu benar-benar tak mempedulikan ucapan Karsa. Seperti benar-benar berada di dunia lain.

🎀

Pernikahan digelar dengan lancar. Meski tadi Kaisar sempat menghambat acara karena kegugupannya. Namun karena bantuan Arisha yang berani menimpali, acara ini berjalan dengan lancar.

Kini mereka berdua sedang canggung di dalam sebuah kamar. Aneh. Padahal biasanya mereka biasa saja jika hanya berduaan. Kali ini? Mereka justru canggung dan tak ada yang ingin memulai obrolan sebagai yang pertama.

"Hm... Kamu mandi dulu aja!"

Arisha sedikit terkejut saat Kaisar berbicara. Bukan terkejut karena lelaki itu memulai pembicaraan. Justru terkejut karena lelaki itu berbicara tanpa aba-aba, alias berbicara secara tiba-tiba.

"Oh... I-iya" ucap Arisha selepas tersadar dari rasa terkejutnya. Dengan segera ia berlari kecil menuju kamar mandi.

Gugup. Itu yang dirasakan oleh Kaisar. Oh, tentu saja hal ini pun juga dirasakan oleh Arisha. Gadis itu di kamar mandi sedang bergumam sendiri dengan dirinya.

Dua jam berlalu hanya dengan Arisha mendekam di kamar mandi. Sementara itu, lelaki ini justru tertidur karena lelah dan lamanya istrinya mandi.

'Kok udah tidur? Apa tadi gua mandinya kelamaan ya?'  batin Arisha sambil memandangi wajah lelah tapi damai ala Kaisar. Dengan sangat hati-hati, ia memindahkan kaki jenjang Kaisar ke tengah dan ikut berbaring di sampingnya.

"Selamat tidur sayang..." kecup nya diakhir kalimat.

🎀

Pagi sudah menyambut keduanya. Dan Kaisar masih betah terlelap tanpa Arisha. Jangan ditanya kemana istrinya itu pergi, karena jawaban nya hanya satu. Yaitu, perempuan itu sedang memasak di dapur.

Gadis yang kini sudah menjadi seorang istri itu, sedang tersenyum senang di dapur. Tak lupa dengan ocehan-ocehan kecil yang menandakan kesenangan. Tangan mungilnya pun juga sedari tadi sibuk dengan spatula.

Aroma lezat dengan cepat menyebar dan membangunkan Kaisar. Dengan wajah bantal, ia berjalan mengikuti aroma masakan. "Kamu masak apa by?"

"Astaga! Bikin kaget aja dah.." gumam Arisha sambil tersenyum kecil "Kalau tangan aku kena wajan gimana?"

Kaisar berlari kecil untuk memeluk istrinya. "Maafin aku ya! Aku nggak bakal ngagetin kamu kalau kamu lagi masak"

🎀

4 Tahun kemudian

Seorang gadis kecil dengan mata coklat terang sedang berlari riang di halaman. Tak lupa sang ayah mengejarnya dari belakang.

"Kyran capek!" ucap lesu nya membuat sang ayah ikut berhenti dan memposisikan badan di sampingnya.

Awan tampak indah dengan paduan langit yang benar-benar biru.

"Udah capek??"

Arisha datang dengan nampan. Melihat kehadirannya, Kyran dan Kaisar langsung berlari menghampiri nya. Tak lupa dengan lahap menyambar makanan di nampan itu.

🎀

THE END

THE END

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terimakasih untuk pembaca yang sudah mau sabar nunggu part terakhir ini, dan terimakasih juga untuk pembaca yang setia mengikuti setiap part ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terimakasih untuk pembaca yang sudah mau sabar nunggu part terakhir ini, dan terimakasih juga untuk pembaca yang setia mengikuti setiap part ini. Terimakasih untuk vote ⭐ dan comment nya...

𝐊𝐀𝐈𝐒𝐀𝐑 [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang