Cerita ini hanya fiksi dan semua yang ada di dalamnya adalah imajinasi penulis
----------------------------
"Adek saya..." ucapannya digantung. Sengaja hanya untuk membenahi posisi sang adik yang sudah terlelap. Ini kesempatan karena adiknya tak akan memperbolehkan untuk mengatakan ini.
Senyumnya tampak getir tercampur hambar. "Dia punya masalah dengan kepala bagian belakang"
"Ini penyakit seperti kepribadian ganda, tapi sedikit berbeda" sambung Ardiaz diakhiri helaan nafas berat.
"Apa maksudmu..."
"Temperamen buruk dan kejam keluar ketika kita menyentuh kepala bagian belakangnya?" Denita memotong ucapan sang mama karena penasaran.
Ardiaz mengangguk dengan senyum. Membenarkan jika itu yang terjadi.
Semua yang ada disana tercengang, mereka sedikit tidak percaya jika itu ada di dunia nyata. Mereka pikir, itu hanya ada di novel ataupun drama.
"Baiklah karena ini sudah selesai, saya akan bawa adik saya pulang"
Ardiaz menggendong tubuh sang adik dan membawanya ke lokasi syuting. Karena syuting nya belum selesai. Saat ia melewati lorong, banyak yang iri dengan Arisha.
Tapi ada pula yang mengatakan jika Arisha tidak pantas mendapatkan kakak seperti Ardiaz.
Entah apa kata mereka, Arisha tidak mendengar nya. Kan gadis itu tidur di gendongan sang kakak.
Di antara kerumunan itu, Kaisar berdiri. Dia mendengar semua pernyataan dari Ardiaz tadi. Entah kenapa, ia ingin membantu gadis itu keluar dari keterpurukannya.
🌮
"Halo?"
"Hai Sha!"
"Ini siapa ya?"
"Gua Emrick"
"Oh... Ngapain?"
"Mau ngajak jal-"
"Sorry gua nggak bisa"
Arisha segera mematikan sambungan dan melempar asal hp nya. Tak ingin diganggu. Ia merasa frustrasi karena kelepasan tadi waktu di sekolah.
Ia memikirkan perasaan Denita saat didorongnya pasti sakit. Tapi yang membuatnya khawatir sekarang adalah...
... Bagaimana pendapat Kaisar tentang dirinya.
Pasti Kaisar takut sama gua. Pasti Kaisar ntar jauhi gua. Dan semua kata pasti yang diteruskan dengan pikiran negatifnya.
Setelah berpikir cukup lama, gadis ini mendapatkan kesimpulan. Ia harus menjauhi Kaisar itu kesimpulan nya. Meski berat, tapi itu jalan satu-satunya agar Kaisar tidak terluka nanti.
🌮
Kaisar daritadi mondar-mandir di depan gerbang. Matanya tak berhenti memeriksa motor yang masuk. Jika ia tidak menunggu, mungkin ia sudah berhenti daritadi.
Tapi, karena ia menunggu Arisha, Kaisar tetap berdiri dan berjalan bolak-balik di depan gerbang. Tanpa ia sadari dari kejauhan, Denita memperhatikan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐊𝐀𝐈𝐒𝐀𝐑 [end]
Novela Juvenil𝑵𝒂𝒎𝒂𝒏𝒚𝒂 𝑲𝒂𝒊𝒔𝒂𝒓 𝑺𝒂𝒎𝒖𝒅𝒓𝒂 𝑯𝒂𝒅𝒆𝒗, 𝒉𝒐𝒃𝒊𝒏𝒚𝒂 𝒕𝒆𝒏𝒕𝒖 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒖𝒂𝒕 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒔𝒆𝒌𝒊𝒕𝒂𝒓𝒏𝒚𝒂 𝒎𝒆𝒓𝒂𝒔𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒘𝒂 𝒅𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏. 𝑱𝒖𝒍𝒖𝒌𝒂𝒏𝒏𝒚𝒂 𝒅𝒊𝒂𝒏𝒕𝒂𝒓𝒂 𝒑𝒂𝒓𝒂 𝒔𝒊𝒔𝒘𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 "𝑬�...