2 - Can you see me?

7.3K 1.2K 613
                                    

⚠ghost








"Kamu ... bisa lihat aku?"

Manik cantiknya menatap dalam, sudah sangat menunggu jawaban dari lawan bicaranya. Merasa diperhatikan, seseorang yang jadi lawan bicaranya itu melirik untuk beberapa detik saja.

"Lo ngomong sama gue?"

Itu Sunghoon, ia memilih untuk menghiraukan seseorang di sebelahnya. Tampaknya ia sedikit kesal, karena orang itu membuat dirinya terlihat seperti penculik. "Perasaan tadi lo ga nganggep gue deh."

"Kamu beneran bisa lihat aku?"

"Hei."

"Tolong jawab, kamu bisa lihat aku kan?"

Sunghoon menyerah, ia benar-benar dibuat kesal oleh orang asing. Sunghoon mendesis, "iya, iya, lo sangat jelas di mata gue." Matanya menatap dari atas sampai bawah, tetapi ia tertarik dengan name tag yang menempel di seragam orang itu. "Kim Sunoo," gumamnya.

Senang bukan main, wajah sayu itu berubah cerah, orang itu berdiri, lalu tersenyum membalas panggilan Sunghoon. Sunghoon yang bingung dengan situasinya sejak tadi, beralih bergeser menjauh, takut ternyata lawan bicaranya lah yang sebenarnya bukan orang baik.

Tetapi senyum itu terus terukir di wajahnya, membuat Sunghoon beberapa kali harus melirik ke arahnya. Dan orang itu masih setia di posisi yang sama. Salah Sunghoon apalagi sekarang?

Sepertinya baru kali ini Sunghoon merasa takut dengan senyuman seseorang.

Sunghoon menghentakan kaki, berusaha mengurangi emosinya. Ia merasa sedang dikerjai sekarang. "Lo bisa berhenti pasang ekspresi begitu ga? Senyum lo annoying-"

"Kalau sekarang, kamu masih bisa lihat aku?"

Sunghoon tak berkedip, mulutnya terasa kaku, belum lagi tubuhnya yang tiba-tiba menegang. Sunghoon melihatnya. Melihat lawan bicaranya yang menjadi ... tembus pandang.

Senyum itu masih ada di sana. Berkali-kali lebih menakutkan, itu yang ada di pikiran Sunghoon.

Semakin mundur, Sunghoon berusaha tidak berkomentar apapun. Deru napasnya sangat berantakan, tapi ia mengendalikannya sebisa mungkin.

Ia tak mungkin berteriak, tak ingin siapapun memberikan atensi lebih padanya.

Seketika ucapan Jay melintas di memorinya. Biasanya ia akan menertawainya, tetapi mungkin kali ini ia harus menuruti hal yang menurutnya tak masuk akal.

Sunghoon dengan tenang (padahal di dalamnya sudah sangat panik) membuka ransel dan berniat mengambil pulpen miliknya. Saat diangkat, sialnya pulpen itu berubah jadi sumpit kantin.

'Pasti kerjaan si Jay!' Batinnya sedang menjerit.

Ia menjatuhkan sumpit itu dengan sengaja, membuatnya menggelinding sangat pelan, lebih dekat ke arah orang asing si tukang senyum itu. Iya, Sunghoon ingin mengelabuinya. Umm sebentar ... Orang?



"Lo mau tau cara mastiin yang lo liat itu hantu atau bukan? Gue baca tentang itu.

Caranya, lo belakangin dia, lo harus liat dia dari sela-sela kaki lo. Iya, nungging aja depan dia. Kalau dia bukan manusia, lo bakal liat dia melayang, ga menapak di tanah."



Sunghoon mengangguk yakin, ia akan menuruti apa yang pernah dikatakan oleh temannya. Tarikan napasnya terdengar berantakan, tapi ia harus memastikannya secepat mungkin. Sunghoon takut kalau ia hanya berhalusinasi karena game.

Dengan cepat Sunghoon membelakangi orang itu, melebarkan kaki dan menundukkan badannya. Ingin sekali ia memejamkan mata, tapi sekali lagi, ia harus memastikannya.

HANTU GABUT ; sunsun.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang