⚠ghost
.
.
.
"Ga nyangka ternyata kamu orangnya asik, eh orang atau ... Ya pokoknya itu." Ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal, senyumnya tak pernah luntur. Cukup! Siapapun yang melihat akan diabetes.
Jay bergidik mendengarnya, "dih apaan sih biasa lo-gue juga?! Kenapa jadi aku-kamu?"
Jake merangkul Sunoo, "terserah gue dong! Lagian sama Sunoo cocoknya pake aku-kamu, ga kaya si Sunghoon tuh kasar."
Sunghoon masih sabar, ia tidak terpengaruh dan terus berjalan di depan mereka.
Mereka sedang di perjalanan pulang, melewati banyaknya pintu kamar rumah sakit yang tentu terisi hampir seluruhnya. Tapi tidak untuk Sunghoon dan Sunoo, mereka hanya mengantar sampai area parkir.
Jay membuntuti Sunghoon, meninggalkan Jake dan Sunoo di belakangnya. "Kok gue masih merinding kalo deket Sunoo," bisiknya pada Sunghoon.
"Kak Jay, aku bisa denger loh."
Jay meneguk salivanya, ia menarik Sunghoon untuk jalan lebih cepat.
"Kak Jay sebel atau takut sih sama aku? Dari tadi siang dia ga mau liat aku," bibir Sunoo mengerucut. Udah berapa kali tu bibir monyong selama sehari?
Jake cengengesan. Sunoo kelewat lucu tanpa perlu banyak usaha. Biar saja Jake mengaguminya pelan-pelan. Lagipula Sunoo tidak suka dipanggil lucu. Ia akan cepat-cepat menggantinya dengan kata keren atau tampan.
"Kamu belum sadar kalo dia itu kan-"
"Kok kita di sini sih? Perasaan pas dateng bukan jalan ini dah?"
Tak ada yang sadar dengan rutenya. Karena hampir setiap koridor serupa, mereka sampai lupa jalan pulang karena tidak bisa membedakan. Kalau Jay tidak berbicara, mungkin sampai malam mereka terus saja berputar di tempat yang sama.
"Lo sih, Hoon! Kan lo yang nganter, masa jadi nyasar sih?"
Sunghoon juga bingung, clingak clinguk mencari apa yang salah. Aneh, padahal jelas-jelas ruangan ibunya itu di dalam, kenapa mereka sampai tersesat ke koridor luar.
"Tapi perasaan tadi gue jalan ga ngaco loh." Sunghoon menatap Jay, Jay menatap Jake, Jake menatap Sunoo, Sunoo geleng-geleng kepala.
Sunoo melihat ke sekitar, tapi tidak ada orang yang melintas di area ini. Hingga matanya menangkap sebuah pintu ruangan yang berada di paling pojok. "Kamar mayat?" Jemarinya menunjuk dengan santai.
Ketiganya langsung mengikuti arah telunjuk Sunoo. Sial, memang benar. Kenapa bisa sampai tersesat ke kamar mayat. Jay sudah tidak bisa berkata-kata lagi.
Semuanya berusaha tenang, padahal degupan jantungnya sudah kencang sekali, apalagi punya Jay.
"O-oke, kita balik lagi aja, puter arah ayo." Sunghoon berjalan dengan (sok) santai, mendahului teman-temannya yang ada di belakang. Tanpa menunggu lama, mereka mengikuti sang induk untuk berjalan berbaris.
Mirip anak TK, mereka berbaris dan saling memegang bahu orang yang ada di depannya. Bahkan Jay sudah menutup matanya, saking takutnya.
Kecuali Sunoo, ia tidak peduli. Ia menggeleng tak percaya dengan tingkah Sunghoon dan teman-temannya.
Keadaan tetap tenang, sebelum ...
"Woy, mau ke mana?"
Yang tidak diharapkan malah muncul tepat di depan wajah Sunghoon. Tanpa senyuman, tapi justru lebih menakutkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HANTU GABUT ; sunsun.
Fanfiction"Gabutku jadi hantu bermanfaat pas ketemu dia." ; Park Sunghoon itu memang keren, tampan, prestasi di setiap tikungan ada, belum lagi jadi idaman seisi sekolah. Tapi ada satu kelemahannya. Gayanya sok realistis, eh ternyata takut hantu! Tapi gimana...