17 - (Maybe) It's the truth.

3.8K 695 130
                                    

car accident;blood;some eighteen plus peeeeep









"K-kenapa kamu .... Mustahil!"

Ia berlari mengejar bayangnya, hampir terjatuh beberapa kali. Sang ayah sangat panik kala melihat wajah ceria Kim Sunoo. Kenapa?

Bingung. Sungguh, seisi rumah sedang bingung. Jauh dari sapaan ramah, dia hanya pergi meninggalkan orang-orang yang terhanyut dalam diam.

"Ayah!" Teriak Sunghoon.

Sunghoon coba mengejar sang ayah yang berlari menaiki anak tangga. Banyak pertanyaan yang seketika datang di pikirannya. Tapi, belum sempat ia meraih tangan sang ayah, Sunghoon justru mendengar Sunoo berteriak di bawah sana.

Sunoo terduduk di lantai, ia merasakan sakit yang amat sakit di dadanya. Sesak, Sunoo memukulnya berkali-kali sambil menahan tangis.

Sunghoon dihadapkan dengan pilihan, mengikuti ayahnya atau menolong Sunoo.

Ibu dan mbak tak tinggal diam, mereka menghampiri Sunoo yang terlihat semakin kesakitan. Sorot matanya sangat tajam, tapi tidak fokus. "Kamu kenapa?!"

"Sunoo! Sadar!" Pundaknya ditepuk beberapa kali, tapi Sunoo tidak mengindahkannya.

Tercekat, Sunoo kesulitan untuk berbicara. Air matanya tumpah begitu saja. Dadanya semakin sakit, bagai diterkam ribuan jarum. "D-darah ... Darah!"

Ibu Sunghoon tentu bingung, ia tak melihat ada darah di sekitarnya. Tapi Sunoo sangat panik, ia terus bergumam seraya melihat ke lantai.

"Kim Sunoo!" Teriak Sunghoon yang masih berada di tengah-tengah anak tangga.

Sunoo tertegun, suara Sunghoon seolah menyadarkannya. Sunoo melihatnya, melihat Sunghoon yang sangat khawatir padanya.

Sunoo bangun, berusaha menyembunyikan tangisnya dengan sebuah senyuman. Hati Sunghoon semakin sakit melihat mataharinya. Sunghoon berlari turun, tapi-

"Jangan!"

Sunoo memberi isyarat pada Sunghoon untuk tetap di sana. Kakinya melangkah pergi, ia berlari keluar dari rumah. Sunghoon tidak mengerti apa maksud Sunoo.

Ingin rasanya Sunghoon mengejar, tapi sang ibu menghentikannya. "Tolong ayahmu dulu. Ibu mohon ..."

Mau tak mau ia menurutinya. Sunghoon kembali mengejar ayahnya yang mengurung diri di kamar. "Ayah, tolong buka! Jelasin semuanya ke Sunghoon. Tolong yah ..." Pintu kamar beberapa kali diketuk dengan keras, tapi tak kunjung mendapat jawaban.

"Ayah, tolong ..."

Sunghoon menggeleng lemas kala ibunya juga sampai di depan kamar. "Pasti ada sesuatu antara ayahmu dan juga Sunoo. Ibu yakin."

Apa yang dilakukan ayahnya? Sunghoon tak mendapat clue sama sekali.

Pintu kamar terbuka- lebih tepatnya dibanting menghantam tembok. Sang ayah membawa tas besar berisi barang-barang miliknya, mendorong istrinya dan berusaha turun ke ruang utama dengan tergesa.

"Ayah mau ke mana?!" Sunghoon tak kalah cepat, ia kembali mengejar ayahnya. "Sunghoon pengen denger langsung dari ayah, bukan dari orang lain, jadi tolong!" Sambungnya dengan suara bergetar.

Berhasil, Sunghoon menahan tangan ayahnya.

"Ga, ga perlu tau apapun. Kamu masih kecil, kamu ga perlu tau urusan-"

"Stop ngira Sunghoon anak kecil! Anak ayah ini udah bisa membedakan mana yg baik-baik aja, mana yang engga!"

Tidak peduli dengan Sunghoon yang mulai geram, ditambah sang istri yang berusaha memanggil namanya, ia tetap pergi. Ayah Sunghoon pergi begitu saja tanpa mengucap kata perpisahan.

HANTU GABUT ; sunsun.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang