3 - Don't be afraid of me.

6.8K 1.1K 367
                                    

⚠ghost







Ia datang ke kelasnya dengan lesu, sisa menangis semalam membuat matanya merah, belum lagi lingkaran hitam di sekitar matanya. Sangat menyedihkan.

Kembali ke tempat duduknya, ia memilih untuk menatap kosong ke depan, tak memedulikan kedua temannya yang sudah menagih cerita dengan raut wajah bingung yang khas.

“Lo kepada sih?”

“Kenapa oon, bukan kepada.”

Jay cuma bisa cengengesan karena tingkahnya sendiri. “Hoon, ada masalah apa?” Ia menepuk-nepuk pundak Sunghoon. Tapi Sunghoon hanya membalasnya dengan lenguhan panjang.

Jake yang juga kebingungan mulai menebak-nebak, “lo ketemu si Alice ya?”

Tepat sasaran, Sunghoon langsung beralih menatap Jake. Jake mengangguk mengerti, ternyata benar, karena Alice-

“Salah satunya. Tapi ada yang lebih serem dari Alice.” Sunghoon bersender di kursinya, mengistirahatkan tubuhnya. Wajar saja, Sunghoon tidak bisa tidur semalaman.

“Jangan bilang lo masih mikirin peristiwa pas lo pingsan karena gamenya si Jake?” Jay menahan tawanya, ia menganga dan mengalihkan pandangannya ke arah lain. Ingin sekali Sunghoon mengetuknya dengan pentungan.

“Gue gatau kalau gue cerita, lo pada bakal percaya atau engga. Soalnya, ibu gue ga percaya.”

Merasa kasihan, Jake dan Jay berusaha untuk bisa mempercayai kawannya. “Coba cerita dah,” Jake berputar untuk duduk di meja yang tepat di depan Sunghoon dan Jay. Tapi matanya malah salah fokus ke leher Sunghoon. “Itu leher lo kenapa?”

“Ini masalahnya,” Sunghoon mengelus lehernya, masih ada bekas cakaran di sana. Ia tidak berniat untuk mengobatinya, padahal masih terasa perih. “Gue … percaya kalo hantu itu ada.”

Jay yang mulai merinding, menarik kursinya untuk lebih dekat dengan Sunghoon. “Maksud lo? Jangan bilang kalau …”

“Gue bahkan gatau kenapa gue tiba-tiba bisa lihat hantu.” Sunghoon memijat keningnya, tidak tidur membuat kepalanya jadi pusing.

Jake menggeleng, “ga lucu, please. Kok lo jadi berkawan sama si Jay sih? Lo yakin yang lo liat itu beneran hantu?”

Sunghoon mengangguk yakin. Tak mungkin jika itu bukan hantu, ia melihatnya dengan jelas kalau yang ia temui itu tembus pandang, bahkan tidak menapak di tanah. Belum lagi wajah yang menyeramkan, Sunghoon bergidik ngeri ketika kembali mengingatnya.

Jay mengacak rambutnya, dia itu orangnya gampang percaya. Ia jadi takut jika Sunghoon bisa melihat hal seperti itu di sekitarnya. Jake malah lebih khawatir dengan Jay, dibanding Sunghoon.

“Denger cerita lo, bikin kuping gue ikut merinding.” Jay menggaruk telinganya, tiba-tiba saja ia merasa kegelian, seperti ada angin yang melewatinya.

Niat ingin menjitak kepala Jay, mata Sunghoon malah melihat hal yang tak terduga. Ia segera menutupi wajahnya dengan tangan.

“Jay, lo bener soal kamus kemarin.”

Jay menelan salivanya susah payah, belum lagi Jake yang malah ikut-ikutan menutup wajahnya, membuat Jay semakin tegang. “M-maksud lo?”

“... Lo diganggu anak kecil, bule, pakai baju bangsawan, kayanya dia seneng banget kalo lo udah ketakutan.”

Tanpa aba-aba, Sunghoon berlari keluar kelas. Jake dan Jay yang terlanjur panik, ikut berlari sambil berteriak. Mengabaikan teman-teman di kelasnya yang sudah menatap mereka bertiga keheranan.

HANTU GABUT ; sunsun.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang