18 - Lil sun and another storm.

6K 719 347
                                    

"Hoon, lo dengerin gue ga sih?"

Jay menggaruk kepalanya, pasalnya ucapan dia sama sekali tidak didengar oleh sahabatnya, Sunghoon.

Entah sudah berapa kali hembusan napas penuh emosi dikeluarkan, Sunghoon banyak melamun selama pelajaran.

Ingatkan dia tentang ucapan ibunya yang meminta Sunghoon untuk tidak terlalu memikirkan masalah ayahnya, tapi tentu saja tak bisa.

Belum lagi tentang yang Sunoo katakan semalam, kalau wanita yang bersama ayahnya itulah pelaku utamanya. Pusing.

Tepukan Jake di pundak akhirnya menyadarkan Sunghoon, "lo ga usah ngerasa sendiri atau gimana. Inget, ayah gue mau bantu kasus ini." Bisiknya seraya merangkul Sunghoon.

Sunghoon mengangguk asal, ia paham teman-temannya tidak mungkin membiarkan dirinya melakukan semuanya sendiri.

"Ayolah ... Kan ceritanya kita mau main game lagi di tempat Jake, lo udah ga takut setan juga, jadi aman. Be happy today!"

"Boro-boro buat kaya gitu, gue ga mood." Sunghoon merengut.

Sejak pagi sampai senja menyapa, bel pulang pun sudah berbunyi beberapa kali, Sunghoon tetap pada pendiriannya. Ia tidak berhak untuk merasa baik-baik saja sekarang.

Terlalu murung. Bukan Sunghoon banget. Obatnya hanya satu, yaitu-

"Lihat tuh, siapa yang jemput lo?" Jay dengan tergesa mengarahkan kepala Sunghoon yang selalu menunduk untuk tegak. Jemarinya menunjuk ke arah gerbang sekolah yang sudah terbuka lebar.

Senyuman itu tertutup oleh topi hitam, tetapi tetap tak bisa menyembunyikan cantiknya. Seseorang dengan energi positifnya, melambai tanpa henti pada Sunghoon dan kedua temannya.

Jake kembali merangkul Sunghoon yang terlalu fokus menatap mentarinya, "lo yakin mau kaya gini terus? Sedangkan lo harus kuat di depan Sunoo. No, I'm talking like this bukan karena ga peduli tentang lo ... Tapi Hoon, ada yang lebih perlu semua perhatian itu, dia Sunoo."

"Lo bener, dia berusaha ceria buat gue, tapi gue ngapain kaya gini ya?" Keningnya dipijat, baru menyadari sebuah kebodohan yang dia buat sendiri.

Lambaian itu dibalas, Sunghoon mencoba tersenyum dan berlari menghampiri Sunoo. Iya, Sunoo masih utuh, dengan wujudnya yang bisa dilihat semua orang. Aneh, tapi semuanya bersyukur akan itu, seolah Sunoo diberi banyak waktu untuk menikmati harinya.

"Kenapa nyamperin ke sekolah lagi? Ga takut ketauan?" Sunghoon menyentuh dagu Sunoo, menggelitiknya sedikit. Senyum terus terukir di wajahnya, uh, Sunghoon semakin yakin harus selalu melindungi kekasihnya. Sunoo mengangkat bahu, "just want to see you," jawabnya tidak acuh.

"Bohong! Dia message gue, pengen ketemu katanya. Minta peluk!" Seseorang memukul punggung Sunoo. Jungwon datang tiba-tiba, dengan kekehan jahilnya beserta lesung pipi yang begitu manis terukir di wajahnya.

Sunghoon melipat tangan di dada, "kok minta peluk sama dia sih? Di sini lebih empuk," belanya. Jungwon yang mendengar percakapan itu sontak merinding geli. Ditambah lagi ia melihat Sunghoon yang berusaha terlihat 'marah dengan imut' tepat di depannya.

"Gue sosor juga mulut lo, Sunghoon!" Jay datang, tangannya gatal pengen ngepret bibir Sunghoon yang sengaja dimonyong-monyongin.

Pemandangan seperti ini yang Sunoo suka, kembali ke keadaan di mana semuanya bisa saling bertukar canda. Sunoo hanya tersenyum melihat Jay dan Sunghoon gelut, dengan Jungwon yang berusaha melerai.

Matanya tak sengaja bertemu dengan milik Jake, ternyata sedari tadi ia memerhatikannya. "Ikut main ke rumah kakak yuk, Sun-"

"Namanya Kim Bora!" Teriak Sunghoon dan Jungwon bersamaan. Jangan, jangan sampai Jake menyebut nama itu di tempat umum seperti sekarang. Sunghoon sampai melotot memberi kode.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 16, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HANTU GABUT ; sunsun.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang