13. Sacrifice

301 51 7
                                    

Warning typo ⚠
Happy reading!
______________________________________



"Oke. Tugas kita sekarang lebih gampang. Kita cuma fokus nyari senjata aja," ujar Yeonjun.

Mereka senang saja mendengar kabar itu. Mereka tidak perlu mencuri mobil orang lain lagi. Kalau pun ingin mencuri, hanya tinggal menunjuk saja mobil bagus yang sedang terparkir.

Wilayah di sekitar itu memang dipenuhi dengan mobil-mobil di sepanjang jalannya. Dan, bisa saja pemiliknya sudah menjadi zombie.

Tidak ada lagi yang namanya permisi untuk meminjam sekarang ini. Semua manusia yang tersisa di wilayah itu menjadi egois. Lebih mementingkan keselamatan diri sendiri, ya walau akhirnya mereka bisa saja menjadi zombie.

Sepanjang jalan, pemandangan yang mereka lihat hanyalah darah, api, kerusakan, dan pemandangan buruk lainnya. Dunia seakan telah berubah drastis. Padahal hanya satu negara, dan beberapa daerah di negara itu saja yang terkena virus zombie.

"Hyung, perempatan depan ke kanan!" perintah Soobin.

Soobin hanya tinggal memerintah saja. Sesekali ia memejamkan matanya. Akibat berjaga semalam, Soobin benar-benar mengantuk.

"Bin, itu bukan tempatnya?" tanya Mark.

"Iya. Pelan-pelan aja. Gue khawatirnya kalo di sana banyak zombie."

Mendengar kata zombie, mereka segera menyiapkan senjata yang mereka bawa. Tidak lupa juga untuk melihat sekeliling tempat itu.

Ada sesuatu yang menarik perhatian mereka. Mark juga memberhentikan mobilnya terlebih dahulu. Di dalam tempat itu, mereka bisa melihat banyak sekali zombie. Mungkin jika dikira-kira, ada sekitar dua puluh zombie atau lebih.

Sebelum memasuki kawasan itu, Jeno memberikan sebuah strategi dulu. Mereka mempunyai rencana A dan rencana B sebagai cadangan nya.

Jeno menoleh ke arah belakang, "sialan! Peluru kita tersisa dua lusin doang."

Seharusnya masih berjumlahkan banyak. Tapi sisa peluru lainnya telah dirampas oleh Guanlin dan juga Hyunjin kemarin. Kedua orang itu tidak tanggung-tanggung untuk mengambil apa yang mereka butuhkan.

"Seinget gue, di tempat ini tuh ada pintu belakang. Kita lewat pintu belakang aja gimana?" usul Soobin.

Soobin memang hafal tempat ini. Saat kecil, ia pernah diajak oleh ayahnya beberapa kali. Tidak lupa juga ayahnya menjelaskan ruangan-ruangan yang ada di sana. Bahkan tempat rahasia sekalipun.

Mark mengangguk, "So, pintu belakangnya ada di mana?"

"Kita lewat sana aja." Telunjuk Soobin mengarahkan ke suatu tempat.

Mobil mereka mulai berjalan kembali. Dengan arahan Soobin tentunya. Saat mereka tiba di tempat itu. Bunyi dengkuran terdengar dan asal suaranya dari orang yang duduk di sebelah Jeno.

"Woi Yeonjun bangun lu! Kalo tau gini, mending tadi lu di rumah aja!" ketus Mark.

Jeno yang ada di sampingnya langsung memukul Yeonjun supaya bangun.

"Lu ngapain mukul gue? Ga ada sopan santun ya lu sama yang lebih tua," omel Yeonjun.

Soobin dan Kai yang mendengar itu lebih memilih untuk tertawa saja.

"Oh, lu tua ya hyung? Pantesan marah-marah mulu," ledek Soobin.

"Heh! Seenak jidat ya lu ngatain gue tua!"

Kai semakin tertawa mendengar itu, "ini kalo ada Taehyun di sini, pasti tuh orang langsung mojokin hyung. Kan hyung duluan yang bilang tua."

Run Away | TXT - NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang