14. Tears

298 50 0
                                    

Warning, Chap ini lumayan panjang.
Semoga kalian gak bosen
Happy reading!
______________________________________

Ketiga nya pulang tanpa Soobin dan Jeno. Kai sedari tadi tak berhenti menangisi hyung nya itu, sama seperti Yeonjun yang diam-diam meneteskan air matanya sambil menahan isakkan agar tidak terdengar oleh yang lain. Sedangkan Mark, ia sedang berusaha mati-matian menahan tangis nya. Ia mencoba untuk tetap fokus menyetir.

Selama perjalanan menuju rumah Chenle, tidak ada pembicaraan sama sekali. Mereka sibuk dengan pemikiran masing-masing. Sibuk memikirkan nasib dua sahabat mereka yang sedang mempertaruhkan nyawa.

Sesampainya di rumah Chenle. Mereka tidak langsung turun. Melainkan memikirkan, bagaimana cara mereka menjelaskan ke yang lain?

Melihat yang lain tak kunjung turun juga. Mark buka suara, "Udah sampe, ayok kita turun."

Dengan berat hati, mereka turun dari mobil. Kai masih tidak bisa menahan tangis nya. Yeonjun dan Mark sudah berusaha menenangkan Kai.

"Ayok kita jelasin ke mereka bareng-bareng." ucap Yeonjun yang dibalas anggukkan oleh Mark dan Kai.

Akhirnya, dengan ragu Yeonjun membuka pintu.

Ceklek

Pintu terbuka. Memperlihatkan mereka yang sedang menonton film di ruang tengah ditemani dengan camilan. Mereka tidak mengalihkan perhatian nya sedikit pun dari film yang mereka tonton.

Yeonjun, Mark dan Kai seketika merasa tidak tega menyampaikan kabar buruk yang mereka bawa.

"Sini guys join, lagi seru nih film nya." ucap Jisung masih berfokus pada film yang ditonton nya.

"Duduk sini, sebelah gue masih kosong." ajak Taehyun menepuk-nepuk tempat disebelah nya.

Sedangkan mereka bertiga masih terdiam di depan pintu dengan Kai yang berusaha menghentikan tangis nya.

"Jahat banget woyy, masa temen nya ditinggalin begitu aja, bego dah." komentar Haechan pada film yang bergenre action itu.

"Iya njir, apaan banget! Masa temen kayak gitu lagi. Temen apaan tuh," saut Renjun yang ikut mengkomentari.

Seketika tubuh Mark, Yeonjun dan Kai menegang mendengar perkataan Renjun dan Haechan. Ya walaupun perkataan itu bukan ditujukan untuk mereka, tapi tetap saja mereka merasa tersindir.

"Wah temen nya mati!" kaget Chenle.

"Kasian banget astaga itu dia mati. Bego banget temen nya malah ditumbalin!" Beomgyu ikut berkomentar, sedangkan Taehyun hanya diam menonton.

Mereka bertiga menelan ludah kasar. Bahkan air mata Kai seketika berhenti, berganti menjadi keringat dingin.

"Hyung, gimana nih?" bisik Kai pada kedua hyung nya itu.

"Mau gak mau kita harus tetep kasih tau mereka," balas Mark berbisik.

"Betul tuh kata Mark. Mau mereka marah atau kecewa sama kita, itu urusan belakangan. Yang penting kita udah bilang ke mereka," bisik Yeonjun
"Bisik-bisik tetangga~" suara Beomgyu mengagetkan mereka bertiga.

"Astaga Gyu! Sejak kapan lu disini?" tanya Yeonjun agak panik.

Beomgyu memicingkan matanya, "Ih ih, kenapa tuhhh? Kok kayak panik-panik kaget gituu?" selidik Beomgyu.

"Hah? Gak kok, gue cuma kaget aja hahahah." Yeonjun tertawa garing seraya menyenggol lengan Kai dan Mark agar ikut tertawa.

"Hahahaha," Mark dan Kai ikut tertawa, terpaksa.

Run Away | TXT - NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang