19. Cooperation

295 48 9
                                    

Warning typo ⚠
Happy reading!!
______________________________________


Mobil yang mereka kendarai berhenti di pekarangan rumah warga. Tempat itu sepi dan tidak berantakan sama sekali. Mereka berpikir bahwa tempat itu tidak didatangi oleh para zombie dan para warga mengunci rumah mereka.

"Bagus nih tempatnya," gumam Yeonjun.

Keempat orang yang kecelakaan tadi masih memejamkan matanya. Keadaan saat ini berubah drastis. Beberapa dari mereka mengalami trauma karena kejadian tadi. Yang mereka pikirkan hanya satu. Kapan ini akan selesai?

Ngomong-ngomong, mereka sudah sedikit akrab dengan Dongpyo. Mereka yakin bahwa Dongpyo ini satu server seperti mereka. Lagipula Dongpyo juga bisa mengerti keadaan.

"Ini udah hari ke berapa sih? Kok kayaknya ga ada bala bantuan yang dateng?" tanya Haechan.

"Gue ga ngitungin hari. Gue bahkan lupa hari ini tuh hari apa," jawab Beomgyu sambil terkekeh.

Berapa hari mereka habiskan untuk terjebak dalam situasi seperti sekarang ini?

Disaat mereka berhenti, mereka yang satu mobil dengan keempat korban kecelakaan tadi menatap mereka dengan tatapan murung. Tidak peduli siapa yang kecelakaan, karena mereka juga bisa merasakan sesakit apa yang mereka alami.

Mereka yang tadinya bahagia karena mempunyai tiga mobil. Sekarang kembali menjadi dua mobil yang tersisa. Persediaan makanan, senjata, bahkan obat-obatan pun kian mendikit.

Apalagi saat tahu bahwa Jeno dan Soobin juga menjadi korban kecelakaan. Keduanya benar-benar banyak membantu dan berkorban. Mereka lebih mementingkan nyawa sahabatnya dibanding dirinya sendiri. Seakan nyawanya bukanlah hal yang berharga.

"Jun, apa yang sakit?" tanya Haechan ketika melihat Renjun terbangun.

"Lu pasti udah tau jawabannya. Ini kita berhenti istirahat?"

Beomgyu mengangguk, "Iya. Kita bakalan istirahat di sini dulu. Kalo mau lanjut juga ga mungkin sekarang."

Achoo achoo

Beberapa saat kemudian, Soobin dan Jeno juga membuka matanya. Keduanya merasakan apa yang Renjun rasakan juga. Bahkan, sekujur tubuh mereka terasa sakit semua.

Soobin menatap Taehyun, "Taehyun belum bangun?"

"Belum. Dari tadi juga ga ada pergerakan apa-apa. Coba bangunin dulu," tutur Jisung.

Achoo achoo

"Hyun, bangun!" Soobin menepuk-nepuk pipi Taehyun dengan pelan.

Tidak ada reaksi sama sekali. Matanya masih memejam dengan sempurna. Mungkin jika Renjun yang dibangunkan seperti itu, ia langsung mengamuk.

"Hyun?"

Raut wajah mereka terlihat khawatir. Pikiran negatif menghampiri mereka. Buru-buru Jisung langsung menaruh jari telunjuk kanannya tepat di bawah hidung Taehyun. Ia sedikit lega karena masih ada deru napas.

"Kalian ga usah khawatir gitu. Biarin dia istirahat banyak. Mungkin nanti bangunnya," ujar Jisung.

Beomgyu sedang membayangkan jika dirinya ada di posisi Taehyun saat ini. Tertembak dua kali di tempat yang sama, tersenggol benda sekitar, lalu kecelakaan. Beomgyu salut dengan Taehyun karena bagaimanapun kondisinya, Taehyun tetap akan memaksakan dirinya untuk membantu yang lain.

Usia mereka hanya selisih satu tahun saja. Namun yang terlihat lebih dewasa adalah Taehyun dibandingkan dirinya. Beomgyu bertekad untuk menjadi seperti Taehyun untuk kedepannya. Bukan menjadi seorang pecundang yang takut dengan zombie.

Run Away | TXT - NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang