25. Chaos

438 48 6
                                    

Warning typo ⚠
Happy reading!
_____________________________________

"Lu pada buruan masuk ke mobil!" perintah Haechan.

Beomgyu berdecak kesal. Emosinya masih belum padam juga sampai saat ini. "Gue bakalan masuk ke mobil, kalo gue gak satu mobil sama orang itu!" ketus Beomgyu sambil menunjuk Yeonjun.

Jika diperbolehkan oleh yang lain, Haechan ingin sekali menekan tombol klakson mobil supaya para zombie datang dan kedua anak itu segera naik ke mobil. Namun, ia yakin jika yang lainnya tidak memperbolehkan-nya untuk memakai ide gila miliknya.

Mungkin sudah lima belas menit mereka membujuk Beomgyu dan juga Kai supaya masuk ke dalam mobil. Namun hasilnya tetap sama saja.

"Gyu, Kai, naik ke mobil sekarang!" tegas Jeno. Jangan lupa jika Jeno sudah memasang wajah datarnya, terlihat menyeramkan.

"Kalo kita gak mau, gimana?"

"Buruan naik sebelum gu-" omongan Jeno terpotong karena tiba-tiba saja ada mobil yang menghampiri mereka.

Orang yang ada di dalam mobil itu menurunkan kaca jendelanya. "Hai, butuh tumpangan? Gue tau kalian gak mau naik karena ada orang bodoh kayak Yeonjun di sana. Kayaknya bukan bodoh lagi deh, tapi pembawa sial. Ups. Keceplosan."

Sena. Perempuan licik itu menawarkan tumpangan pada Beomgyu dan Kai. Membuat yang lainnya terkejut akan hal itu.

"Heh, penyihir! Jangan lu hasut sahabat gue! Dan, apa lu bilang tadi? Yeonjun hyung pembawa sial? Aduh, mba nya gak ngaca ya? Bukannya yang pembawa sial situ ya? Duh, kasian banget sih orang tuanya punya anak modelan kayak gini?" ledek Jaemin.

Sena melotot. Ia tidak terima dengan perkataan Jaemin yang menyangkut pautkan pada orang tuanya.

"Lu jangan bawa-bawa kata orang tua! Gue itu lebih terdidik dari Yeonjun!"

Mereka semua kecuali Yeonjun langsung menertawai perkataan Sena. Terdidik katanya. Mereka sangat tidak yakin.

Sena mengepalkan tangannya. "Apa yang lu pada ketawain, hah? Gak terima kalo gue terdidik? Kalian iri sama gue?"

"Terdidik kata lu? Orang terdidik mana yang bertingkah laku layaknya orang sakit jiwa? Apa jangan-jangan, lu itu beneran orang sakit jiwa? Duh, perut gue sakit gara-gara ketawa terus," sahut Haechan.

"Lu pada gak percaya? Tanya aja sama Yeonjun. Siapa orang terpintar di kelas? Pasti jawabannya gue," ujar Sena dengan percaya diri yang amat tinggi.

Renjun tertawa, "Mungkin lu lebih pinter. Tapi pinternya gak ngotak. Masa iya yang pinter gak diajak praktikum bareng sama prof. Namjoon?"

"Gue mau wakilin Taehyun dong. Kalo ada Taehyun, dia pasti langsung bilang gini, karena lu bodoh, lu gak diizinin buat praktikum bareng," timpal Jisung.

Mereka semakin tertawa karena omongan Renjun dan Jisung. Bahkan ada yang menyahuti omongan mereka dengan, "Anak kembar mah satu pikiran. hahaha."

Sial! Sena sudah kehabisan kata-kata untuk menyombongkan dirinya. Ia benar-benar tidak tahan lagi berada di sekitar orang-orang itu.

"Lu berdua, ayo buruan naik ke mobil gue aja!" ajak Sena.

Jeno keluar dari mobil dan segera merangkul Beomgyu serta Kai. "Mereka sahabat gue! Lu ga berhak buat ngajak mereka, setelah apa yang lu lakuin ke sahabat gue lainnya!"

"Lu udah celakain Taehyun di rumah Chenle. Terus gak lama, lu yang jadi penyebab Dongpyo nahan kawanan zombie di hutan. Gue gak bakal biarin sahabat gue celaka lagi cuma gara-gara lu! Sekarang, lu bisa pergi dari sini sendiri," sambung Jeno.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 13, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Run Away | TXT - NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang