Chapter 13 🐰

1.2K 217 66
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

Tersenyumlah, bukan karena kita sudah paling bahagia sedunia. Bukan karena kita sudah kaya-raya, bukan karena kita sudah bebas dari masalah. Tapi, karena apapun yang akan terjadi besok atau lusa. Itu adalah skenario terbaik dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.

▪︎▪︎FUCKBOY KAMPRET ▪︎▪︎

🌾🌾🌾

Langkahnya terasa begitu ringan, baru kali ini ia merasakan hal yang berbeda. Baru hari ini ia merasa begitu bahagia akan bertemu wanita selain bunda nya. Oh ya, ngomong-ngomong perihal bunda, setelah pulang dari pasar kemarin Niko menyempatkan diri untuk singgah di rumahnya. Sekedar untuk menyapa sang bunda dan menanyakan kabarnya.

Memasuki cafe yang ia tuju, dentingan lonceng yang menggema diseluruh ruangan membuatnya mengedarkan pandangan. Kira-kira dimana seseorang yang akan ditemuinya. Setelah menemukan obyeknya ia hendak melangkah menghampiri sebelum wanita itu meraih tangannya.

"Yuk, jangan disini."

"Kenapa?" Namun, pertanyaan Niko sama sekali tak dijawab oleh wanita yang masih setia meraih tangannya.

Niko berbalik melihat pandangan Nita mengarah kemana, ternyata pada pria yang kini tertunduk. "Ada apa?"

"Ah, nggak pa-pa. Kita pulang aja yuk."

"Nggak jadi buat nongkrong?" Nita menggeleng.

"Wah, kalau gitu gue juga mau bilang kalau gak pulang dulu. Masih ada urusan di pesantren." Nita menoleh menatap Niko tak yakin.

"Jadi, lo seriusan nyantri. Gue kirain cuma baru pulang dari pengajian doang." Nita tertawa seakan baru saja tak terjadi masalah.

"Ya nggak lah, demi Bunda. Gue bakalan lakuin apapun selagi itu keinginan Bunda." Sekali lagi Nita tertawa mendengar ucapan Niko.

"Masih aja jadi anak Bunda ya Nik, kirain setelah jadi fuckboy lo udah mandiri. Eh, ternyata masih aja bergantung sama Bunda." Wajah Niko berubah membuat Nita berhenti menertawakan.

"Sebrengsek apapun gue di luaran sana, gue akan tetap jadi anak Bunda. Gue tahu selama ini dia udah tahu semua kelakuan bejat gue di luaran sana, tapi Bunda selalu menyambut gue dengan senyuman. Dia nggak pernah menghakimi, malahan dia cuma nasehatin gue dengan lembut. Hanya Bunda yang gue punya Nit, dan sekarang bunda punya penyakit serius. Makanya sampai sekarang apapun keinginan Bunda gue bakal turuti mau itu merugikan diri gue sendiri, tapi gue cuma mau jadi anak berbakti. Bunda selama ini selalu ada ketika gue bener-bener butuh seseorang sebagai sandaran, apa salah kalau gue prioritaskan Bunda dari apapun?" Nita menggeleng pelan, ia merasa bersalah. Seharusnya ia tahu ini, Niko hanya punya Yani dalam hidupnya, ayahnya sudah tiada membuat dia menjadi pribadi yang kuat sejak dini. Laki-laki yang terlalu pandai menyembunyikan lukanya dengan senyum serta kekonyolannya. Tak ada yang tahu bahwa Niko memiliki masalah juga, yang mereka tahu Niko itu brengsek, fuckboy, punya mantan berjejeran, nyatanya itu hanya tameng agar dia bisa mengatakan pada dunia bahwa ia masih kuat. Ia mampu melewati masalah apapun di hadapannya.

"Sorry, Nik."

"Gak pa-pa, btw cowok di dalem tadi siapa?" Nita menggeleng lemah.

"Bukan apa-apa, hanya manusia yang suka gangguin gue. Kurang kerjaan banget tuh manusia, lo tahu kan dari dulu gue selalu jadi objek gombalan orang. Secarakan gue cakep." Nita dan Niko itu sebelas dua belas, sama-sama memilki tingkat kepedean yang tinggi. Makanya sampai sekarang mereka bersahabat, sefrekuensi sih. Tapi, tak ada persahabatan antara pria dan wanita yang murni. Pasti ada salah satu dari mereka akan memendam rasa.

Fuckboy Kampret ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang