Chapter 32 | End🐰

3.6K 314 78
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

Jangan sampai, karena terlalu sibuk mencari yang sempurna. Kamu tidak menyadari bahwa ada yang tulus dalam mencinta.

▪︎▪︎FUCKBOY KAMPRET ▪︎▪︎

🌾🌾🌾

Suasananya begitu genting, tak ada lagi kebahagiaan seakan semuanya terenggut secara mendadak. Belum usai tentang Reno yang masih dalam keadaan kritis sekarang ditambah Reni dan Niko yang sama saja tak ada baik. Semuanya masih berada di ruang UGD. Namun, yang mengalami hal paling parah adalah Niko, pukulan yang menghiasi tubuhnya hingga membutuhkan banyak perban, luka tusukan, dan terakhir luka bakar yang sempat mengenai dirinya saat dipapah oleh sahabatnya-Rayhan untuk keluar.

Matanya mulai perlahan terbuka, namun baru satu detik mencoba membuka matanya ia lebih kembali menutup matanya. Ia belum terbiasa menyesuaikan dengan cahaya yang ada.

"Argh," erangnya saat mencoba menggerakan tubuhnya.

"Alhamdulillah, Sayang. Akhirnya kamu bangun juga." Sambut wanita paruh baya itu mendekati putrinya yang baru saja kembali setelah seminggu kehilangan kesadaran.

"Aku dimana?" tanyanya sambil mengabsen semua yang ada di ruangan ini. Tembok dengan cat putih mendominasi dan bau obat-obatan yang sangat menyengat membuatnya bisa menyimpulkan dirinya berada dimana sekarang.

"Rumah sakit, seminggu terakhir kamu dalam keadaan kritis. Mama bersyukur kamu bisa selamat. Terima kasih sudah kembali sayang." Anggi memeluk tubuh putrinya yang masih terbaring di ranjang pesakitan itu. Ibu mana yang tak terguncang ketika kedua anaknya masuk ke dalam rumah sakit hanya berselang lama. Untung jika hanya luka kecil namun, keduanya dalam keadaan kritis. Ditambah sang menantu yang tak juga bisa di katakan dalam keadaan baik-baik saja.

Reni yang berada di dalam pelukan Reni mengeryit, mencoba menggali ingatannya. Mencoba mengingat mengapa dirinya bis berada disini dalam keadaan mengerikan.

Tunggu!

"Jadi, kejadian itu bukan mimpi?" tanya Reni pelan, ia masih sulit untuk menerima apa yang terjadi ia masih berharap semuanya hanya bunga tidurnya. Berharap semua kejadian itu tak ada, dan kehidupannya baik-baik saja. Nyatanya itu hanya angan, karena takdir sebaik itu dalam memberikan ujian.

"Niko." Mendengar ucapan lirih putrinya, Anggi semakin menangis membuat Reni bisa menyimpulkan. Tak ada yang baik, semuanya dalam titik terendah. Termasuk dirinya. Bukan tanpa alasan Reni menanyakan perihal Niko pasalnya ia yakin tak akan berada di dalam keadaan baik-baik saja setelah menghadapi psycopath itu. Terlebih juga ada Fadel yang terkenal mafia berdarah dingin. Reni yakin, pasti Niko tak jauh berbeda dengan dirinya.

"Ma, dimana Niko?!" Reno bertanya dengan panik, ia tak akan rela jika sesuatu terjadi pada Niko. Lelaki itu baru saja meminta maaf, ia sedang menunggu tiga kata sakral untuk keluar bebas dari mulutnya itu.

"Maafin gue Ren, ini salah gue. Apapun yang terjadi sama lo sekarang ini semua kesalahan gue. Jangan tinggalin gue Ren, lo gak liat betapa kacaunya gue karena lo tinggalin hanya beberapa jam aja? Bahkan dalam hitungan jam gue bisa sehancur ini kehilangan lo. Tolong jangan pergi, gue yang salah karena udah mengatakan hal laknat itu. Gue yang salah Ren, gue."

"Gue akui selama ini gue cuma mempermainkan pernikahan kita, gue akui selama ini gak pernah menghargai lo sebagai istri gue. Tapi, sebaliknya lo bahkan sangat menghargai pernikahan ini. Gue udah tahu semuanya kalau lo gak sekalipun menjelekkan atau menceritakan tentang gue sama mereka, mereka udah cerita Ren. Dan berkat lo mereka berubah lebih baik. Gue bangga punya lo yang begitu terjaga. Dan maaf gue gak sebaik lo. Gue bahkan sering jelekin lo di depan teman-teman gue. Maaf."

Fuckboy Kampret ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang