Fuckboy Kampret ✔

Chapter 3 🐰

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

Jangan mencaci, sekalipun dicaci. Jangan menyakiti meski disakiti. Hadapilah semua itu dengan adab dan pengharapanmu kepada Allah. Serta tetap doakan mereka pada Allah.

▪︎▪︎ FUCKBOY KAMPRET▪︎▪︎

🌾🌾🌾

Typo harap lapor ya!!

Pertemuan yang benar-benar ia sesali, mengapa harus bertemu dengan pria kurang ajar tak tahu diri itu. Ingin sekali rasanya ia mencekik lelaki itu jika boleh membunuh, lihat saja akan ada pemberontakan seorang Renia Anjani. Ia teringat pertemuan siang tadi.

Drttt ... drttt

Ponsel yang ada didalam tasnya bergetar, menandakan ada telepon dari seseorang.

Mama

Sebelum mengangkat telepon dari sang mama ia memperbaiki suaranya terlebih dahulu, "Halo, Assalamualaikum Ma."

"Waalaikumussalam, kamu dimana Sayang?"

"Lagi perjalanan pulang dari kampus, kenapa Ma?"

"Gini, bisa jemput Mama nak? Sopir Mama lagi cuti karena anaknya sakit."

"Mama mau di jemput dimana?"

"Di bandara, pesawat Mama landing sekitar setengah jam lagi." Mama Reni memang seorang bisnis woman dan cabangnya sudah dimana-mana.

"Oh ok, Reni sekarang otw."

"Mama tunggu, Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam."

Ia menutup ponselnya dan memberitahukan pada sang sopir untuk ke bandara terlebih dahulu.

Sesampainya di bandara ia dengan cepat berjalan dimana tempat sang mama, tadi mamanya sempat memberitahunya lewat pesan singkat dimana ia berada.

Bruk!

Astagfirullah.

Kenapa setiap ia berada di bandara ia selalu menabrak orang.

Ia mengangkat kepalanya, "Ma-"

"LO!"

"LO!"

Ya Allah, kenapa juga ia selalu bertemu dengan lelaki ini?

Dengan cepat ia meraih wajah laki-laki di hadapannya itu, dan mencakarnya.

"Woi, lo apa-apaan sih?!" Sang pria berteriak kesal, bagaimana bisa wanita di hadapannya ini bertingkah sangat bar-bar.

"Lo gila ya?!"

Akhirnya dendam gue terbalaskan!

"Iya gue gila, gila karena gue benci liat muka lo!"

Ini cewek keknya beneran stress. Pikir pria yang baru saja Reni raup wajahnya.

Saat Reni hendak meraih wajah lelaki mengesalkan di hadapannya itu sekali lagi, seseorang mengintrupsi. "Kalian ngapain?"