4}Dikejar Bayangannya

35.9K 3.2K 11
                                    

Sejak hari dimana Efendi memprediksi kemungkinan Ama sedang mengandung anaknya, Ray mencoba untuk mengabaikan keluhan mual yang selalu menyerangnya setiap pagi. Bahkan Ray sudah sangat faham ritme waktu dimana ia akan diserang rasa mual setiap harinya.

Ray menguatkan asumsinya bahwa rasa mualnya bukan karena Ama sedang hamil anaknya, melainkan karena kesehatannya yang sedikit menurun akibat bobot kerjanya yang bertambah.

Ya, pasti karena proyek baru yang sedang ia garap sekarang, yang membuatnya memiliki bobot kerja yang lebih banyak dari sebelumnya. Tubuhnya hanya sedang beradaptasi dengan itu. Meski perbincangannya dengan Efendi terkadang masih mengganggunya, Ray abaikan saja.

"Apa yang terjadi sama lo ini adalah kemistry antar lo dan bayi lo. Nggak logis memang, tapi kasus seperti ini sering gue dengar dari teman gue yang dokter obgyn. Saran gue, lo cari bini lo, dan pastikan kebenarannya. Selanjutnya, lo pikirin baik-baik. Jangan kebawa emosi mulu."

"Ah.. tidak mungkin!" Ray menggelengkan kepalanya untuk mengusir ingatannya akan ucapan sahabatnya. Ia harus kembali fokus bekerja. Sungguh, Ray sangat-sangat sibuk hari ini.

Konsentrasi Ray sedang sangat lancar hari ini. Mengabaikan segala ingatannya akan perkataan sahabatnya tempo hari benar-benar membuat fokusnya pada pekerjaan menjadi sangat maksimal.

Pasalnya Ray kini hampir menyelesaikan target pekerjaannya yang harus ia selesaikan hari ini dengan melemburnya hingga malam. Akan tetapi waktu pada arlojinya baru menunjukkan pukul 15:20, dan pekerjaannya benar-benar hampir selesai.

Dengan sebaris senyum Ray menutup komputer jinjing miliknya diatas meja di kubikelnya. Setelah menyelesaikan target pekerjaan hari ini, menyimpan dengan baik filenya, lalu ia simpan pada akun google drivenya.

Ray merenggangkan otot-otot tubuhnya yang benar-benar terasa kaku dan pegal. Pasalnya Ray sama sekali tak beranjak dari kursinya dari pagi selain untuk pergi ke toilet saja.

Bahkan ia melewatkan makan siangnya dengan sengaja. Kalian tau mengapa? Karena Ray sedang tak berselera makan apapun ahir-ahir ini.

Namun hari ini beda, setelah menyelesaikan pekerjannya, Ray sangat ingin makan dengan rendang di rumah makan padang dekat supermarket tak jauh dari kantornya. Rasanya hanya makanan dari daging sapi dengan aneka bumbu dan rempah itulah yang menggugah selera makannya hari ini.

Meskipun jam makan siang sudah habis, Ray tak sungkan keluar kantor untuk menikmati makan siangnya yang terlambat.

Sebab, Ray sudah mengatakan kepada bagian HRD yang merupakan teman nongkrongnya bahwa ia sengaja men-skip jam makan siangnya demi maraton menyelesaikan pekerjaannya.

Bahkan atasannya pun menawarinya makan siang bersama, tetapi ia tolak dengan sopan dengan alasan bahwa ia ingin segera menyelesaikan tugasnya hari ini dengan cepat sebab ia ingin segera pulang untuk acara keluarga.

Tentu semua itu, bohong. Sejak mengusir Ama setelah tujuh hari meninggalnya sang bunda Ray belum pernah datang lagi kerumah bundanya. Ia tak mau dicecar banyak pertanyaan dan dipidatoi dengan berbagai macam tausiyah oleh kakak-kakaknya.

Seporsi nasi padang dengan lauk rendang dobel sedang Ray santap dengan nikmat. Baru kali ini rasanya Ray berselera, nafsu makannya ahir-ahir ini sungguh kacau.

Bahkan sejak ia muntah setiap pagi, Ray tak pernah lagi sarapan, lidahnya terasa pahit sebab cairan yang memaksa untuk dikeluarkan setiap pagi.

Sambil menunggu pesanan  jeruk hangat tanpa gula keduanya datang, Ray pergi ke toilet rumah makan ini. Ia harus mencuci bersih tangannya yang bau rendang, selain itu panggilan alam tak dapat ia hindari.

it's okey, Allah Maha Baik (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang