Hai readers....
Judul ini sudah terbit di fizzo lho..
Apakah sama dengan yang di wattpad?
Sama. Hanya saja di fizzo ada banyak tambahan tiap part-nya. Jadi makin puas bacanya.Apakah di fizzo bayar?
Oh, tentu TIDAK. Malah, kalau rajin baca, makin banyak dapat koinnya.🤩Apa akun author di fizzo?
Kalau mau cari aku di fizzo nama penanya "Im Rofi"Kenapa namanya beda dari yang di wattpad?
Author sudah sejak lama mau ganti nama pena "Im Rofi". Tapi di wattpad susah dirubahnya.Kenapa namanya "Im Rofi"?
Soalnya author pengen menonjolkan bahwasanya karya tulisnya benar-benar milik sendiri dan hasil dari pemikiran sendiri. Terdengar sedikit ngebet tenar memang. Wkwkwk. Tapi enggak lah. Cuma pengen para readers tau bahwa cerita ini beneran dari halu author sendiri.😝Betewe, buat yang sering inbox kalau sudah berkali-kali baca judul ini, aku sarankan baca yang di fizzo juga ya. Biar makin bucin sama cerita ini. 🤣🤣🤣
Oke readers....
Itu saja yang pengen aku sampaikan.Selamat membaca. Jangan ragu komen dan jangan lupa pencet bintang.
Sarang Hae
Im
****
Langit dengan mendung tebalnya tak jua hengkang dari atas rumah kediaman keluarga Fadaq, tak ada rintik hujan yang turun. Namun entah mengapa mendung tebal itu semakin banyak berkumpul. Seolah langit turut berduka atas kematian Ratih sang ibunda tercinta. Hembusan angin disertai dedaunan kering beterbangan bak tarian duka yang semakin membuat jiwa merana.
Pelayat silih berganti datang dan pergi sejak semalam. Malam dimana Ratih menghembuskan nafas terahirnya dan menyusul sang suami tercinta yang telah dipanggil yang Maha Kuasa.
Derai air mata para pelayat, saudara dan keluarga masih terdengar sangat pilu. Suasana duka begitu kental terasa. Seolah hati ingin menjerit agar ruh Ratih bisa menyatu lagi dengan raganya, dan dapat kembali kedunia. Namun siapalah manusia? Kala sang penentu takdir memerintahkan malaikat pencabut nyawa melaksanakan tugasnya.
Di teras rumah, tampak keduan putra Ratih Reza Fadaq, Rayhan Fadaq, dan Gufron sang menantu yang memaksakan senyum tipisnya untuk terus menyalami pelayat yang masih terus berdatangan dan memohonkan maaf atas nama ibunda tercinta. Kewajiban seorang anak Adam yang harus ditunaikan demi sebuah kehidupan indah untuk sang bunda ke alam selanjutnya.
Di ruang tengah, ada Rania Fadaq, Delia dan Amanda yang tampak terus menangis sembari membaca surah Yasin disamping jenazah Ratih. Berharap jasad yang akan dikebumikan mendapatkan perlindungan di alam kuburnya. Juga untuk mengantarkan ruh yang kini telah berpisah dengan jasad dapat berpindah ke tempat yang lebih indah dan Ratih akan bahagia disana. Semoga...
Jangan lupakan wajah berduka cucu-cucu Ratih Abrisam, Labeeba, serta si kembar Najhan dan Najla. Mereka merasakan kebingungan, sebab eyang yang biasanya suka mendongeng mendadak diam saja dan tertidur berbungkus kain putih.
Tak lama kemudian, tampak Reza, Rayhan, Gufron dan seorang Ustadz mendekati jenazah Ratih. Sang Ustadz berkata bahwa jenazah sudah saatnya dishalatkan dan dimakamkan. Benarkah ini waktu perpisahan?
Terdengar tangis yang semakin pecah menyambut waktu perpisahan yang sebenarnya. Hanya kenangan yang akan menjadi pengingat dan penghangat dinginnya rindu didada.
KAMU SEDANG MEMBACA
it's okey, Allah Maha Baik (Tamat)
RomanceProlog Amanda Wibisono (Ama), seorang anak yatim piatu yang dijodohkan ibu angkatnya Ratih dengan putra bungsunya Rayhan Fadaq (Ray) yang tak mencintainya, bahkan Rai berikrar tak akan pernah mencintainya, ahirnya harus menerima kenyataan pahit dice...