Extrapart} Rencana Indah

16.6K 1.1K 4
                                    

Hai... Akhirnya extrapart kedua rilis yes...

Disela-sela mau mulai selingkuh ke cerita lainnya.

Jangan lupa mampir di ceritaku lainnya ya..

Selalu semangati aku dengan vote🌟 dan comen yang buanyak 🤗🐾

Loveu
Im😍

🌹

🌹

🌹

🌹

Amanda melambaikan tangan dengan senyuman manis untuk anak-anaknya.

Hari Minggu pagi selalu menjadi hari paling membahagiakan bagi anak-anak. Mereka tak akan sabar untuk segera bangun pagi dan bergegas berangkat ke taman komplek yang kini menjadi lokasi car free day setiap hari Minggu. Lengkap dengan arena bermain dan permainan yang disewakan.

Hal ini memang baru berjalan beberapa bulan. Program wali kota yang mendukung gerakan masyarakat sehat membuat ide untuk memfungsikan taman kota dan taman komplek sebagai ajang car free day dan ajang olahraga setiap seminggu sekali.

Tak hanya itu saja, ada banyak pedagang makanan sarapan sehat yang dijajakan disekitar taman. Hal ini semakin membuat warga bersemangat untuk keluar rumah di pagi hari dan menikmati matahari pagi yang hangat dan menyehatkan. Dan juga menjadi kesempatan bagi para pelaku ekonomi menengah untuk mengais rezeki. Sungguh program yang bermanfaat.

"Saya mau nyuci dan jemur ya, nak Ama" Sri tampak menyusul Amanda di teras.

"Masak makan siangnya nanti saja setelah jemur pakaian dan nyapu halaman." Sri langsung berlalu setelah mendapatkan anggukan sang majikan rasa anak kandung ini.

Amanda bergegas ke dapur untuk melihat kulkas dan memikirkan menu apa yang akan dimasak untuk keluarganya siang ini. Atau mengolah cemilan mudah untuk menyambut anak-anak sepulang olahraga sepertinya akan membuat akhir pekan ini lebih menyenangkan.

Anak-anak tidak sarapan di rumah. Mereka akan sarapan di taman kota. Begitu juga dengan baby Al, ia akan sarapan bubur dengan mbak Santi baby sitter nya. Ya, Santi adalah saudara Sri yang dibawa dari kampungnya. Amanda sangat bersyukur sebab janda satu anak itu sangat telaten mengurus baby Al. Suaminya telah meninggal sebab sakit. Dan anaknya Amanda izinkan dibawa tinggal dirumahnya. Anaknya kelas empat sekolah dasar, dan Amanda dan Ray menyekolahkan nya di sekolah bersama dengan anak angkat lainnya.

Dan berita yang lebih menyenangkan lagi adalah, bahwa Santi akan dipinang oleh satpam kompleks yang ternyata berasal dari kota yang sama dengannya. Kota Cirebon, hanya beda kecamatan saja katanya. Satpam itu telah tinggal menetap disini, sehingga Santi pun berencana terus menetap disini. Rayhan dan Amanda berjanji akan membantu acara pernikahan yang akan mereka gelar. Dan akan tetap mengijinkan Santi bekerja dengan pulang pergi. Mungkin hal itu yang membuat janda dan anaknya langsung betah, sebab rasa Wellcome penghuni rumah Ray pada mereka. Rayhan selalu menganggap orang yang tinggal di rumahnya sebagai bagian dari keluarganya.

"Bu Sri, setelah jemur pakaian ibu susul anak-anak saja. Takutnya Santi kerepotan. Saya akan cek bahan makanan di dapur dulu. Nanti coba nyusul sama ayahnya anak-anak."

Sri melirik majikannya yang berdiri diambang pintu lalu mengangguk dan tersenyum. Hari Minggu adalah hari Istirahat dan santai keluarga ini. Bahkan dia yang seorang asisten rumah tangga sering ditawari untuk pergi jalan-jalan dihari Minggu. Benar-benar majikan idaman.

"Merica, garam halus, gula batu, kecap, minyak wijen, tepung terigu, apa lagi ya?" Ama menyebutkan berbagai bahan dapur yang telah habis serta mencatat di buku nota kecil yang selalu ia bawa saat belanja. Rencananya siang ini ia akan mengajak Sri dan Ray belanja kebutuhan ke pasar induk. Selain lengkap, bahan komoditas di pasar induk tentu harganya jauh lebih murah.

"Astaghfirullah.. abang... Ama kaget tau." Amanda terkejut saat tetiba sebuah tangan melingkar erat di perutnya.

"Fokus banget, sih. Lagi ngapain, hmm?" Rayhan menyerukan kepalanya ke leher istri cantiknya. Sebuah desahan lolos tak tertahan dari bibir Amanda.

Yes. Pekik Ray dalam hati. Rencananya berjalan mulus.

"Biasa, bang. Belanja bulanan." Amanda terus melanjutkan mencatat kebutuhan dapur sambil sesekali membuka kabinet tempat stok bahan makanan. Sepertinya aksi 'mengendus' Rayhan tak mengganggunya sama sekali. Amanda tampak terbiasa dengan Rayhan yang setia menggelayutinya kemana saja.

"Sayang...." Panggil Ray manja.

"Hmmm..." Amanda hanya menjawab dengan deheman panggilan Ray yang ia bisa menebak maksudnya.

"Mumpung rumah sepi. Yuk..."

Bisikan serak Ray didekat cuping telinganya menyalurkan getaran dari dalam dirinya. Jangan abaikan dua tangan Ray yang mulai bergerilya merayunya untuk meluluh.

Ah. Bagaimana ia bisa menolak jika baru sebuah bisikan dan sentuhan ringan saja telah membuatnya tak berkutik?

"Nanti anak-anak datang, bang...." Amanda mencoba jual mahal.

"Ama juga belum selesai cek bahan-bahannya."

Amanda menggigit bibirnya saat Ray sengaja semakin menyerukan kepalanya dalam. Sensasi gelenyarnya tak mampu ditolak. Amanda mendesah...

Melihat respon baik sang istri, tanpa menunggu, Ray langsung membawa sang istri ke kamar mereka dengan mesra. Pagi yang indah tak boleh ia lewatkan dengan biasa saja. Pagi ini harus istimewa.

.......

Dua insan bermandikan peluh tampak nyaman berpelukan dengan mata terpejam. Deru nafas mereka belumlah normal. Bermalas-malasan dan bermanja-manja sepertinya sangat cocok untuk sepasang kekasih halal yang merasa mulai kesulitan memiliki quality time berdua. Alhasil, mencuri-curi waktu saat anak-anak dan asisten rumah tangga tak ada adalah hal yang menyenangkan. Untuk berduaan, tentunya.

" Jam berapa, bang? Takut anak-anak sudah datang."

" Belum ada suara orang datang, pasti mereka lagi asyik main di taman. Apalagi Al, pasti tidak mau berhenti naik odong-odong. "

Mereka berdua terkekeh mengingat putra semata wayangnya yang selalu marah saat disuruh berhenti naik odong-odong. Meskipun odong-odongnya sudah berhenti berputar.

"Sayang...." Ray mengusap perut istrinya.

" Semoga cepat isi lagi ya... Al sudah hampir empat tahun. Sudah bisa mengasuh  kalau dikasih adik." Ray mengeringkan matanya menggoda sang istri.

Jangan tanyakan pipi Amanda. Pasti memerah. Siapa yang tak tersipu kala sang suami menginginkan tambah momongan? Apalagi hal itu diungkapkan dengan sikap mesra yang memanjakan. Perempuan manapun pasti akan merasa sangat disayangi.

"Gini saja dulu. Saya masih mau peluk. Cari waktu berdua itu sekarang sulit sekali. Mumpung Minggu. Besok saya sudah kerja lagi."

Ray semakin mengeratkan pelukannya pada sang istri. Berpelukan dalam satu selimut setelah ritual aktivitas halal selalu menyenangkan baginya. Tak banyak waktu berduaan dengan sang istri, membuatnya tak ingin kehilangan kesempatan emas ini kecuali ia habiskan dengan bermanja-manja. Kapan lagi kesempatannya? Begitulah menurut ayah banyak anak ini.

" Saya akan menjaga kamu dan menemani kamu selama kehamilan. Saya tidak akan bersikap bodoh lagi seperti dulu. Maafkan saya yang dulu. Jangan kapok hamil lagi yang sayang.  I love u..."

Ray telah lama memikirkannya. Sebuah rencana memberikan Al adik alias tambah momongan yang akan membuat rumahnya semakin berwarna. Bagi suami Amanda, membuat sebuah keluarga besar adalah cita-citanya. Memiliki banyak anak yang kelak akan mereka sayangi dan akan menyayangi mereka di masa tua adalah salah satu planningnya.

Dan satu kecupan mesra lagi dan lagi membuai Amanda. Hatinya terus menghiba...

Waktu.... Berhentilah sejenak, untukku....
Izinkan aku merajut asa disela khayalanku...


it's okey, Allah Maha Baik (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang