Suara dengan bantuan speaker memenuhi ruangan besar berkapasitas ribuan orang itu. Satu persatu nama mahasiswa disebutkan dengan NIM berikut gelar yang disandang.
Debaran didada tak tercegah. Rasa bangga dan haru melebur menyatu. Hal itupun terjadi pada sepasang suami istri yang tengah menunggu nama sang putra dipanggil. Rasa antusias dan yang coba diredam dalam diam terus mendorong dada menghasilkan debaran yang semakin menggila.
Hingga akhirnya nama sang putra disebut berikut nama Rayhan sebagai orang tuanya, juga gelar 'Pujian/cumloud' yang disandang semakin membuncah kan bahagia berbaur bangga. Akhirnya... air mata sang ibu yang sejak tadi menggenang luruh juga. Isakan perempuan cantik dengan gamis dan jilbab senada diiringi ungkapan syukur tak terkira. Hingga sebuah lengan kekar dari pria berbaju senada melingkari pundaknya diiringi usapan lembut menenangkan. Bukan karena sang pria lebih tegar. Usapan itu penyaluran rasa emosional yang sama atas buncahan bahagia di pagi yang telah ditunggu sejak lama.
" Selamat bunda, putramu lulus dengan membanggakan." Bisikan lirih Ray terdengar mesra ditelinga sang istri. Amanda melingkarkan kedua tangannya memeluk sang pujaan hati. Tangis bahagianya semakin mengajak sungai. Pujian Ray pagi ini sungguh membuatnya semakin terbang bersayap bahagia. Suami tercintanya selalu tau cara membuatnya.... Ah.. tak ada lagi kata-kata yang dapat mewakilkan rasa hatinya pagi ini.
" Terimakasih, ayah. Ayah jadikan bunda wanita paling bahagia. Semoga Allah memberkahi ayah."
"Aamiin..." Lirih Ray mengatakannya.
Ray mengusap sudut matanya. Tiap mendapatkan ucapan terimakasih berikut doa dari sang istri matanya selalu berair. Ray selalu mencintai Amanda. Dan semakin mencintai sang kekasih hari demi hari. Amanda tak sungkan memujinya dan selalu berterima kasih atas hal-hal kecil dan besar yang ia berikan. Sikap sang kekasih yang demikian lembut dan tutur kata yang halus semakin membesarkan rasa cintanya.
Adakah jalinan yang lebih indah dari saling memberi dan menerima dengan baik apapun itu?
Ray menunjuk ke arah depan, agar perhatian sang istri menuju ke arah yang ia tunjuk. Ada Zen yang tengah berdiri diantara para mahasiswa bergelar cumloud. Tampak binar bahagia di wajah putra angkatnya.
Disana. Di panggung wisuda. Seorang Zen yang dibesarkan di panti asuhan ahirnya dapat menyelesaikan pendidikannya di kampus yang tak pernah ia impikan.
Meski awalnya hanyalah sebuah angan yang selalu ia sebutkan dalam doanya, hingga sang doa yang selalu ia bisikkan dalam sujudnya terdengar hingga ke langit, dan terkabullah keinginannya dengan Allah lunakkan hati seorang pria yang akhirnya mengadopsinya dan menguliahkannya hingga selesai.
Takdir Allah selalu seindah itu.
Allah Maha Baik.
Meneteslah gundukan embun disudut matanya. Pria yang belajar dewasa itu tak dapat membendung harunya, kala sang profesor yang menjadi dosen favoritnya memindahkan tali toganya dan mengucapkan rasa bangganya padanya.
Hingga akhirnya rentetan acara wisuda itu selesai. Semua wisudawan membaur mengabadikan hari istimewanya.
Namun bagi remaja itu, suasana riuh mendadak hening. Tetiba muncul kekosongan dihatinya. Lahirlah rasa iri melihat sang teman tampak bahagia mengabadikan momen ini dengan orang tua.
Sedangkan ia?
"Ayah... Ibu... Siapapun kalian. Dimana pun kalian. Lihatlah.. putramu kini telah wisuda dengan hasi meetl yang sangat baik. Aku yakin.. dimana pun kalian, kalian pasti bangga padaku." Jerit Zen dalam hati.
Hingga sebuah tepukan halus di pundaknya menyadarkannya dari kekosongan ruhnya sesaat. Pria dewasa dihadapannya tersenyum lembut dan merentangkan tangannya. Dan Zen menyambut pelukan ayahnya dengan lebih erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
it's okey, Allah Maha Baik (Tamat)
RomanceProlog Amanda Wibisono (Ama), seorang anak yatim piatu yang dijodohkan ibu angkatnya Ratih dengan putra bungsunya Rayhan Fadaq (Ray) yang tak mencintainya, bahkan Rai berikrar tak akan pernah mencintainya, ahirnya harus menerima kenyataan pahit dice...