30 END

218 19 1
                                    




Dowoon berjalan memasuki rumahnya diantarkan oleh sungjin , dia baru saja pulang dari sekolah. Hari ini adalah hari pertamanya bersekolah di taman kanak-kanak, dan anak itu terlalu bahagia. Semalam dia bahkan tidak mau tidur karena terlalu bersemangat untuk bisa segera berangkat ke sekolah.

Dowoon baru saja menyelesaikan membuat puding strawberry kesukaan  Ji-Sung  untuk merayakan hari istimewa ini. Dia tersenyum ketika anaknya menyusulnya di dapur dan menghampirinya dengan bersemangat. Ji-Sung memeluk anaknya dan menggendongnya.

“Bagaimana sekolahmu hari ini?”tanya dowoon

Ji-Sung tertawa, “Banyak teman.” Jawabnya senang, dia tampaknya lebih tertarik pada puding cokelat yang tersaji indah di meja dapur. “Aku mau itu.” gumamnya penuh semangat.

Dowoon mencium dahi anaknya dengan penuh kasih sayang. Ji-Sung  telah tumbuh menjadi anak yang sehat, kuat, dan bahagia dan juga manis seperti ibunya . Dia tumbuh dengan dicintai oleh kedua orangtuanya, dan pemberani  seperti ayahnya. Darah Yunani mengalir kental di tubuhnya dengan struktur tulangnya yang tinggi dan khas, rambut dengan sulur hitam kecoklatan seperti ayahnya, dan matanya yang dalam. Tidak diragukan lagi darah keluarga kang  memang mengalir deras di dalam tubuh Ji-Sung  begitu kental.

“Kau harus mencuci tangan dan kaki lalu berganti pakaian.” dowoon mengecup leher anaknya, tempat aroma khas anaknya, aroma bedak yang bercampur minyak kayu putih berpadu, “Hmmm kau bau asam... ayo cepat ganti pakaianmu.”

Ji-Sung  terkikik geli dengan ciuman ibunya di lehernya. Dia memberontak dan berteriak-teriak sambil tertawa sampai kemudian dowoon melepaskannya. Anaknya itu langsung melompat dari gendongannya, lincah seperti belut dan berlari-lari ke kamarnya untuk berganti pakaian. Seorang pelayan langsung mengikutinya untuk membantunya.

Dowoon tersenyum menatap kepergian anaknya dan melanjutkan menyiramkan saus fla susu ke puding buatannya.

“Sepertinya enak.”

Dowoon  mendongakkan kepalanya dan mendapati youngk yang sedang berdiri di depan ambang pintu dapur. Tadi lelaki itu pergi sebentar untuk urusan bisnis. Dan sepertinya dia sudah kembali hampir bersamaan dengan dowoon . Tiba-tiba dowoon menatap youngk dengan curiga.

“Kau mengikuti Ji-Sung  ke sekolah barunya ya?”

Mata youngk tampak bersinar penuh rasa bersalah, tetapi pria itu berusaha mengelak, dia memasuki ruangan dan mengangkat bahunya, mencolek saus fla buatan dowoon  dan memasukkannya ke dalam mulutnya. “Wah ternyata rasanya seenak bentuknya.” gumamnya tenang.

Dowoon  mengamati youngk dengan tatapan menuduh.
“Jangan menghindari pertanyaanku, hyung! Kau mengikuti Ji-Sung ke sekolahnya kan?”

Youngk mengangkat bahunya, “Aku cuma ingin tahu. Aku pikir aku harus terus menjaganya jika terjadi sesuatu—kau tahu kan? Mungkin saja ada teman-teman sekolah yang akan mengganggunya atau mungkin guru-guru yang terlalu galak kepadanya... jadi aku harus terus mengawasinya.”

“hyung! Ji-Sung hanya masuk ke taman kanak-kanak, bukan ke lembaga pemasyarakatan.” dowoon  menyela dengan frustrasi, tetapi kemudian merasa geli.
“Kau tidak bisa menahan diri untuk mengikutinya ya? Apakah kau mencemaskannya, hyung?”

“Sangat.” youngk mengakui. “Ini hari pertama sekolahnya dan aku tidak tenang memikirkannya. Ini hari pertama dia berinteraksi dengan teman-temannya, dengan orang luar. Selama ini dia hanya dengan kita dan para pelayan.”

Dowoon  tersenyum, “Tetapi sepertinya Ji-Sung sudah mengatasi semuanya dengan baik. Kau lihat tadi? Dia berlari-larian dengan gembira menghampiriku.”

from the dark side (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang