6

334 65 3
                                    


“Pakaian Anda sudah disiapkan, tuan dowoon.” ucap pelayan itu

Dowoon pun menoleh ke ranjang, dapat ia lihat beberapa pakaian bermerek dihamparkan di atasnya.

Indah sekali .. Pikir nya



Itulah yang terpikirkan pertama kali olehnya ketika melihat pakaian itu. Pakaian itu terlihat tebal seperti hoodie, panjang dan menutupi hingga paha putih mulusnya. Tampak sederhana namun terlihat manis ditambah dengan coklat sebagai warnanya. Bahannya bahkan terbuat dari benang rajut wol sutera yang sangat halus dan lembut.

Masih termangu, dowoon membiarkan pelayan itu membantunya mengenakan pakaiannya, lalu membiarkan lagi dirinya dibimbing untuk duduk di depan meja rias.

Seperti sudah biasa melakukannya, pelayan itu langsung menyisir rambut sedikit panjang milik dowoon yang terurai.

Sementara dowoon menatap bayangan dirinya dicermin.

Betapa sebuah pakaian mahal bisa mengubah penampilan seseorang! Yang terpantul di sana bukanlah dowoon yang kuno dan berpenampilan seperti kutu buku. Bayangan yang muncul dicermin di depannya itu adalah bayangan pria muda yang cantik, dengan pipi gembil yang kemerahan dan rambut yang sedikit panjang miliknya itu.

“Rambut Anda indah sekali,” gumam pelayan itu sambil terus menyisir.

Dowoon tergagap, Menyadari bahwa dari tadi dia melamun sambil menatap bayangannya sendiri.

“apakah aku harus memotong rambutku? Ini sepertinya sudah panjang". Kata dowoon sambil melihat rambut bagian depannya yang hampir menutupi matanya

"Anda bisa menanyakan itu langsung pada tuan Brian. Saya tidak berani memberi saran". Ucap sungjin

" Wae? ". Tanya dowoon heran

" Jika sayang menyarankan saran dan tuan Brian tidak suka maka dia akan marah". Ucap sungjin dengan manik mata yang seperti memancarkan ketakutan

"Aaaa.... Begitu ya". Gumam dowoon

Kali ini  dowoon tidak bisa menahan keterkejutannya. Tetapi, pelayan pria  itu tidak bereaksi apa-apa, setelah selesai membereskan kamar miliknya, pelayan itu langsung saja pamit untuk undur diri dan meninggalkan dowoon sendirian di dalam kamarnya.

Sejenak dowoon termenung, lalu teringat pesan Brian tadi. Sarapan, tadi Brian bilang itu kan? Mungkin Brian dan ibunya sudah menunggu di sana. Jadi ia harus bergegas

Dengan bergegas, dowoon melangkah ke ruang makan.


Dengan bergegas, dowoon melangkah ke ruang makan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









Lelaki itu menatap sungjin lalu mengalihkan pandangannya ke dalam api yang sedang membara, membakar dedaunan kering yang sudah dikumpulkan oleh tukang kebun.

from the dark side (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang