Hari ini dowoon sudah boleh pulang dari rumah sakit sambil membawa bayinya, putra kecil yang sangat tampan dengan rambut tebal dan wajah tampannya yang menurun dari ayahnya.
Dowoon menoleh ke arah youngk yang sedang mengamati bayinya dengan begitu tertarik,
“Di mana Brian hyung?” tanya nya dia mengernyit karena Brian tiba-tiba saja menghilang pagi ini. Dua malam yang lalu Brian lah yang menemani dowoon melahirkan anak mereka, menggenggam erat tangannya di ruang operasi dan terus memberikannya semangat sampai proses itu selesai. Kata Brian , dia sengaja tidak memberi kesempatan pada youngk untuk masuk ke ruang operasi karena khawatir, di sana ada darah dan darah bisa memicu youngk untuk kembali melakukan hal-hal yang tidak diinginkan.
Brian pulalah yang menggendong putra mereka untuk pertama kali dan memeluknya penuh kebahagiaan. Youngk sama sekali tidak muncul. Tetapi pagi ini ketika mereka hendak pulang dari rumah sakit, Brian menghilang dan youngk lah yang menemaninya pulang.
Sejenak dowoon sangat cemas akan reaksi youngk terhadap putranya, tetapi lelaki itu hanya mengangkat alisnya dan tersenyum. Tidak bereaksi apa-apa. Berbeda sekali dengan sikap Brian yang penuh kasih sayang kepada putranya.
“Kami berganti peran.” youngk menjelaskan. “Aku—sebenarnya aku ketakutan dengan bayi itu.” youngk melirik lagi ke arah putra mereka lagi, “Aku takut aku akan melukainya… tapi Brian mendorongku, katanya aku harus mencoba.” lanjutnya
“Kau mau menggendongnya?” dowoon menaikkan bayinya, menunjukkan wajah mungil putranya yang sedang tertidur pulas dengan damai.
“Tidak!” youngk langsung beringsut menjauh, lalu menatap dowoon dengan tatapan menyesal, “Maafkan aku dowoon , aku hanya tidak ingin melukai bayi itu... pelan-pelan ya?” ucap youngk
Dowoon pun hanya menatap youngk dan tersenyum melihat kesungguhan yang ada di sana. Youngk pastilah mencemaskan anaknya, kalau tidak dia tidak akan mungkin menanggung ketakutan yang amat sangat bahwa dirinya mungkin akan melukai anak mereka.
“Kau tidak akan melukai anak ini, aku yakin.” dowoon tersenyum lembut kepada youngk, “Mungkin kau hanya harus membiasakan diri.” ucapnya dengan senyum itu
Youngk tersenyum masam, “brianc bisa begitu baik menggendong anak ini seperti sudah melakukannya bertahun-tahun, sementara aku berjingkat ketakutan. Kau pasti menertawakan kekonyolanku.” ucap nya
Dowoon tersenyum, “Seperti yang kubilang tadi, kau hanya perlu terbiasa.”
•••
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tetapi youngk terus saja menghindari jisung putra mereka itu seperti wabah. Dia tidak mau berada dalam jarak kurang dari 15 meter dari bayinya. Lelaki itu sangat tertarik kepada bayinya, dia menghabiskan sebagian besar waktunya dengan mengamati dowoon . Matanya terus mengikuti gerakan dowoon ketika menggendong anaknya, mengganti popoknya, maupun ketika dowoon menyusuinya.