3

440 81 7
                                    


Ketika sebuah cinta berubah menjadi obsesi yang mengerikan dan juga menyenangkan

Youngk---

________________________________


"Senang dengan tadi?"


"Apa?" Dowoon yang terlalu kaget mendengar pertanyaan Brian yang tiba-tiba sehingga tidak mencerna kata-kata lelaki itu.
Brian hanya tersenyum tipis, "Di antara buku-buku itu .."
"Oh iya," jawab dowoon dengan buru-buru,
"Saya menemukan banyak buku-buku edisi asli yang sekarang sudah sulit ditemukan.. tadi saya terlalu asyik membaca dan bahkan sempat ketiduran." Pipi chubby dowoon seketika merona.
Brian menoleh dan menatap dowoon , "Tapi tidak ada sesuatu yang aneh terjadi padamu kan?"
Dowoon hanya termangu, pertanyaan macam apa itu? Yang aneh itu malah pertanyaan yang Brian ajukan padanya ini.

"Aneh?" ulangnya bingung.
Brian pun dengancseketika mengalihkan tatapannya, berusaha menghindari tatapan dowoon yang mengerutkan keningnya bingung.
"Sudahlah, lupakan." Lelaki itu melangkah mendahului dowoon , meninggalkan lelaki manis itu yang termangu kebingungan.
Aneh? Aneh apa maksud Brian ?




Aneh? Aneh apa maksud Brian ?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Tengah malam dan ruangan itu terlihat gelap gulita, brian memasuki ruang kerjanya dan menghempaskan jasnya di kursi dengan jengkel. Rencananya berhasil tentu saja. Dia sudah berhasil membujuk mina dan dowoon untuk menginap di rumahnya selama akhir pekan ini.

Yang tidak diduganya adalah sikap pantang menyerah mina. Begitu dowoon  berpamitan untuk tidur di kamarnya, mina pun langsung berusaha mati-matian untuk merayunya, wanita itu terang-terangan menunjukkan kalau ia tidak keberatan 'tidur' bersama Brian sebelum mereka menikah.
Tentu saja rayuannya tidak berhasil. Brian menggunakan alasan kelelahan untuk mengusir mina agar kembali ke kamarnya sendiri. Dia memang lelah, tetapi seandainya tidak lelah pun, dia tidak akan pernah berminat untuk 'tidur' dengan wanita itu.

Bukan mian yang diinginkannya ..

"Sampai kapan kau tahan dengan
wanita murahan itu?" suara itu terdengar begitu sinis dan penuh dengan ejekan. Mendengar suara itu, Brian langsung berhadapan dengan sosok di kegelapan yang menatapnya.

"Bukan urusanmu!" balas Brian dingin. "Lagi pula, bukan saatnya membahas mina, aku meminta penjelasanmu tentang apa yang kau lakukan pada dowoon tadi siang." Lanjut Brian pada
Sosok di kegelapan malam itu yang tertawa mengejek, dengan sengaja membuat brian marah.
"Kau tidak bisa menyalahkanku, aku sudah menanti begitu lama untuk melihatnya." Sanggahnya tidak peduli.
"Kau tidak hanya melihatnya, kau-menciumnya!!!!!! Kau benar-benar tidak punya otak ya?" Geram Brian
"Aku memang tidak punya otak. Kau selalu bilang kalau aku lebih mirip binatang." Sosok di kegelapan itu mengacuhkan kemarahan Brian . "Aku menginginkan dowoon, jadi aku akan memilikinya...."
"Kau harus menunggu sampai rencanaku membuahkan hasil!" sela Brian tak sabar.

Lagi, sebuah tawa mengejek menggema di ruangan yang gelap dan pekat itu. "Kau bilang itu rencana? Merayu ibu anak itu untuk kau nikahi? Kau bilang itu rencana? Kau tahu tidak, aku harus menahan jijik ketika melihat kau harus mencium wanita murahan itu. Berpura-pura menikmati cumbuannya." Sosok di kegelapan itu menyeringai marah. "Mina adalah wanita murahan yang menjijikkan, membayangkan dia berada di rumah ini membuatku merasa muak!" Teriak sosok itu dengan penuh amarah yang begitu ketara

"Kau harus menahannya, rencanaku ini sudah berhasil menggiring dowoon masuk ke rumah ini." Sosok di kegelapan itu menyeringai, ia menatap Brian yang berusaha bernegosiasi dengannya.
"Lalu, bagaimana kau menyingkirkan wanita itu? Kau harus melakukannya Brian , sebelum aku kehilangan kesabaran. Cara wanita itu meremehkan dan menghina dowoon ku secara tersirat seharian tadi benar-benar mengusik kemarahanku, dan kau tahukan bagaimana kalau aku marah?" sosok di kegelapan itu mulai terlihat mengancam.
Brian Mengernyitkan keningnya,
"Tak akan kuizinkan kau bertindak semaumu sendiri."balas Brian
"Jika begitu, sebaiknya rencanamu harus segera membuahkan hasil! Kau tahu sendirikan akibatnya kalau aku sampai harus turun tangan? Aku tidak suka ada yang menyakiti priaku, aku akan melakukan apa pun untuk membalaskannya." Ucapnya tanpa main main
"Dowoon  bukan priamu!" geram Brian mengamuk.
"Dia akan menjadi priaku, milikku. Aku sudah mengatakan janji itu. Bahwa yoon dowoon adalah milikku." Sosok di kegelapan itu berucap penuh keyakinan.
Brian menggeram marah, "Kau harus menunggu. Aku tidak mau kau berbuat seperti siang tadi, mendatangi  dowoon begitu saja dan lansung menciumnya.....menciumnya! Apa kau sadar semuanya akan berantakan kalau saat itu dowoon terbangun?"
Sosok di kegelapan itu terkekeh, "Aku hanya mengucapkan selamat datang di rumah ini, salahkah?"tanya sosok itu

"Kalau begitu jangan sampai kau ulangi lagi. Biarkan aku menangani semuanya dulu. Setiap kali kau ikut campur hasilnya malah berantakan karena kau makhluk kejam yang tidak pernah memakai perasaan. Aku tidak mau terpaksa harus menyembunyikan kejahatanmu lagi, mengerti? Jadi tahan dirimu." Geram Brian mengancam.
Sosok di kegelapan itu mengendikan bahunya, seolah-olah tidak peduli dengan ancaman Brian yang diberikan padanya. Seolah-olah itu bukan apa-apa

"Baiklah, aku akan kembali ke tempatku, duduk di kegelapan dan mengamati semuanya dalam diam. Tapi ingat, kesabaranku ada batasannya Brian, kau tahu itu kan? Kau pasti tahu apa yang akan terjadi kalau aku kehilangan kesabaran."
Brian pun menahan kekesalannya saat mendengar kekejaman yang tidak di sembunyikan itu, setelah memastikan sosok di kegelapan itu menepati ucapannya untuk segera pergi dan kembali ke tempatnya. Barulah  Brian menghela napasnya berat lalu memijit pelan pangkal hidungnya yang terasa nyeri.

Ini harus segera ia selesaikan. Sebelum dia-makhluk kejam itu, mengacaukan segala rencana yang telah ia susun sedemikian rupa.

Meskipun sudah berjanji pada  Brian untuk menahan diri, dia tetap saja mendatangi dowoon di kamarnya.
Brian bisa marah, nanti. Tapi dia tidak peduli. Bagaimana mungkin ia tahan berdiam diri begitu saja saat pria yang ditunggu-tunggunya sekian lama ini, sekarang berada di atas satu atap dengannya?
Dia berdiri di sudut ranjang, mengamati dowoon yang tertidur pulas seperti bayi.
Sejenak, kemarahan kembali menyelimuti hatinya.
Sampai kapan ia hanya bisa memandang dowoon, di saat pria itu tengah tertidur pulas?
Brian harus cepat, mereka sudah sepakat tentang dowoon. Padahal jarang sekali mereka berdua sepakat. Sedangkan dia dan Brian bertolak belakang dalam segala hal.
Brian cenderung baik hati dan menggunakan berbagai cara pintar untuk meraih tujuannya, sedangkan dia selalu menggunakan cara-cara licik untuk mendapatkan apa pun yang dia inginkan. Dan seperti yang dikatakan Brian tadi, dia sangatlah kejam.

Tapi dowoon adalah pria yang sudah menyentuh perasaannya. Mungkin pria itu sudah melupakannya, bahkan mungkin pria itu tidak menyadarinya, tetapi kejadian 12 tahun silam lalu itu tidak akan pernah dilupakannya. Pertemuan pertamanya dengan dowoon sekaligus hari di mana ia memutuskan akan memiliki pria itu.
Brian harus memaklumi ke tidak sabarannya, dia sudah menunggu begitu lama-12 tahun bukan lah waktu yang sedikit. Menunggu dan menunggu hingga dowoon siap menjadi miliknya. Dan sekarang pria itu berada di depan matanya.
Dia mendekat, tangannya menyentuh pipi dowoon yang lembut, lelaki manis itu diam tak bergeming. Masih tertidur dengan pulasnya dan tidak menyadari bahwa ada sosok lain yang tengah mengamati dirinya di dekat ranjang tidur miliknya.







"Kau milikku dowoon ah , jangan lupakan itu." Gumam nya dalam keheningan dengan seringai yang menakutkan






















































TBC






Hei hei heiiiiiiiiiiiii

Jan lupa vote comment and follow my account yaaaa

Have  A Good Day











from the dark side (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang