med-jack

1.1K 187 5
                                    

Alesya's POV

Hari sudah mulai gelap. Aku berada di homestead sekarang, berbicara banyak hal dengan Chuck. Jujur aku suka berbicara dengannya, dia lucu dan menggemaskan.

"Aku pergi dulu al, menghampiri yang lain. Mau ikut?" Ajaknya. Aku hanya menggeleng. Aku lebih nyaman disini sekarang. "Baiklah. Dah!" Dia melambaikan tangannya lalu pergi, aku juga membalas melambaikan tanganku.

"Hei! Sendirian?" Ucap kakak ku lalu dia duduk di sampingku. "Tadinya tidak sebelum Chuck pergi." Ucapku. "Bolehkah aku bertanya sesuatu dan kau harus menjawab dengan jelas dan jujur tidak seperti yang lain" Tambahku.

"Tentu apapun untukmu." Katanya. Aku tersenyum. "Bisakah aku menjadi seorang Runner? Dan ada apa sebenarnya di dalam sana." Tanyaku sambil menunjuk dinding-dinding itu. Tapi sebelum dia menjawab pertanyaan ku. Ada getaran hebat yang menggertarkan glade dan pintu maze itu mulai tertutup. "Apa itu tadi?" Tanyaku.

"Setiap pagi pintu maze akan terbuka dan setiap menjelang malam akan tertutup kembali dan itu yang menyebabkan getaran seperti tadi. Maze itu akan berubah setiap malamnya. Di dalam maze ada makhluk yang bernama griever, dia memiliki delapan kaki, satu ekor panjang, dan dua taring-"

"Kau pernah melihatnya?" Tanyaku. "Ya sekali." Aku sedikit bergidik tapi aku tetap ingin menjadi Runner.

"Dan mengapa kau ingin menjadi Runner hm?" Tanyanya sambil mengangkat alisnya. "Aku hanya ingin membantu kalian keluar dari sini. Aku tak ingin seumur hidupku ku habiskan disini." Jelasku. Dia hanya mengangguk-angguk. "Bisakah aku? Kumohon." Tanyaku.

"Aku akan menanyakannya pada Minho. Biarku beritahu padamu, kalau kau ingin menjadi Runner, kau harus ingat setiap jalan yang kau lewati di dalam sana. Dan kau harus terus berlari, jangan mudah lelah. Kau sanggup?" Ucapnya. Aku mengangguk dengan semangat. Lalu dia mengacak-acak rambutku sambil tersenyum.

Aku menyenderkan kepalaku di pundaknya sambil. "Kau tau saat aku tiba disini aku juga bertekad menjadi seorang Runner. Cukup rumit awalnya." Ucapnya tiba-tiba. "Itu salah satu sebab kenapa kita bersaudara."ucapku, lalu dia terkekeh.

"Kau tak ingin istirahat?" Tanyanya. "Em sebentar lagi kurasa." Jawabku. Setelah beberapa menit aku ke kamar Newt dan merebahkan tubuhku ke kasur. Memikirkan beberapa hal sambil menatap langit-langit.

Tiba-tiba aku mendengar suara ketukan pintu. Lalu pintu terbuka. "hei alesie aku hanya ingin mengantar ini. Kurasa ini untukmu." Itu Newt. Dia meletakkan sebuah kotak berukuran sedang di samping kasur. "Apa itu?" Tanyaku.

"Kau buka saja. Itu dari box" jawabnya. "Aku akan pergi. Maaf jika aku mengganggumu." Katanya.

Tumben dia tak menyebalkan.

"Tak masalah, lagi pula aku belum mengantuk." Jawabku, tapi sialnya aku malah menguap. Newt terkekeh. "Sepertinya kau tak pandai berbohong. Shunk." Katanya.

"Baiklah aku akan pergi. Good night alesie." Tambahnya. "Ya night too." Jawabku. Lalu dia pergi. Aku membuka kotak yang tadi di bawa Newt dan wajahku kurasa memerah, bagaimana tidak?! Ini perlengkapan wanita dan bayangkan tadi Newt atau laki-laki siapapun itu memeriksanya?!. Baiklah tak usah terlalu dipikirkan. Kemudian aku tidur.

~✧~

Aku terbangun cukup pagi, matahari belum menampakkan dirinya. Aku beranjak untuk mandi dan keluar dari homestead. Aku menghirup udara segar pagi yang indah ini. Belum terlalu banyak orang yang bangun sekarang.

Perutku berbunyi,kurasa cacing-cacing diperutku sudah menjerit sekarang. "Baiklah para cacing aku akan memberi kalian asupan." Ucapku lalu berjalan pergi menuju dapur frypan.

Saat sampai di dapur frypan aku mencium aroma lezat. Ini menambah nafsu makan ku.

"Mmm aromanya sangat lezat fry. Bolehkah aku meminta jatahku?" Tanyaku padanya. Dia tersenyum dan mengangguk. "Ini. Makanlah setelah itu beritahu aku bagaimana rasanya" kata frypan sambil menyodorkan sepiring daging asap. Aku memakannya dengan lahap. Frypan hanya melihatku lalu tersenyum.

"Ini sangat lezat! Terima kasih fry." Kataku saat sudah menghabiskan daging asap ini. "Sama-sama. Kau tau baru kau yang memuji masakanku selama ini." Ucapnya padaku. "Oh benarkah? Suatu kebanggaan menjadi orang pertama yang memujiku." Kataku tersenyum. "Kau sudah melihat Newt pagi ini?" Tanyaku padanya.

"Belum, mungkin dia sedang berkeliling?" Jawabnya, aku hanya mengangguk dan berjalan keluar. Tapi saat aku ingin keluar aku menabrak seseorang. Dan aku terjatuh dengan posisi duduk. Aku meringis saat terjatuh.

"Maaf." Katanya lalu dia mengulurkan tangannya untuk membantuku berdiri, tapi tak ku terima. Aku bisa sendiri. "Jadi kau yang bernama alesya?" Ucapnya padaku.

"Ya. Dari mana kau tau? Oh mungkin kakak ku yang memberitahumu." Jawabku.

"Tidak. Semua orang membicarakan mu. Aku Minho." Ucapnya. "Tak menyangka aku sepopuler itu." Kataku, lalu aku pergi untuk mencari newt. Aku menemukannya sedang berbicara sedang berbicara dengan seseorang.

"Hei newtie! Aku mencarimu dari tadi!" Ucapku padamnya. "Newtie?" Kata seseorang yang sedang berbicara dengan Newt. "Shit. Pergilah." Jawab Newt , sambil menyuruh laki-laki itu pergi.

"Apa?" Tanyanya padaku dengan wajah tanpa ekspresi. "Apa yang kulakukan hari ini?" Tanyaku padanya. "Emm kau mau yang mana?" Tanyanya balik.

"Aku bertanya padamu dan kau malah bertanya balik. Mmm, kurasa med-jack. Aku lumayan tertarik dengan itu." Ucapku. "Baiklah. Ayo!" Lalu dia menarik tanganku dalam diam dan membawaku ke med-jack.

Saat kami tiba sudah ada seorang laki-laki disana. "Lesy ini Jeff dan Jeff kau pasti sudah tau dia siapa." Ucap Newt. 'lesy? Apalagi itu? Mengapa dia sangat suka mengubah namaku' gumam ku dalam hati.

"Jeff dia akan mencoba bekerja disini sampai siang hari. Kau bisa menjelaskan semuanya padanya setelah aku pergi." Jelas Newt. "Good luck" ucap Newt sambil menepuk pundak kananku. Lalu dia pergi.

"Baiklah al ayo masuk." Ajak Jeff. Saat kami di dalam Jeff menjelaskan banyak hal padaku. Seperti bagaimana memperban luka, membersihkan luka, dan banyak lagi.

Tiba-tiba seorang datang dengan berlari. "Hei ada apa denganmu?" Tanya Jeff dengan sigap. "Jariku tak sengaja mengenai pisau saat memotong hewan-hewan itu." Jelas orang itu.

"Al kau bisa mencoba mengatasinya? Akan ku anggap praktek jika kau mau." Tanya Jeff padaku.  "Tentu!" Ucapku bersemangat. Setelah beberapa menit aku selesai membersihkan luka itu. Aku suka dengan pekerjaan ini tapi aku masih ingin menjadi Runner.

"Well kau pandai melakukannya. Aku bisa saja mengatakan pada alby untuk mempekerjakan mu disini." Ucap Jeff. Aku tersenyum senang.

"Ya. Aku juga menyukai pekerjaan ini. Tapi aku juga ingin menjadi seorang Runner." Jawabku. Jeff memandangku dengan wajah terkejut. "Kau yakin?" Katanya. "Sangat yakin."

"Berhati-hatilah." Sarannya.

~✧~

Sorry kalo ngebosenin hehw

Brother [ Thomas ] Book 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang