new grenie

981 169 33
                                    

Alesya POV

Syukurlah mereka berhasil membawa alby masuk sebelum pintu maze tertutup. Alby tersengat. Dia adalah pemimpin disini, bagaimana jika-
Tidak, aku harus menghapus pikiran itu, aku yakin pasti ada obatnya.

Semua glader ikut mengantar alby ke med-jeck. Tangan dan kaki alby diikat. Aku prihatin melihatnya. Apa yang akan terjadi jika dia tak ada?.

Hari sudah larut, masing-masing glader kembali ke homestead untuk beristirahat. Di med-jeck hanya menyisakan aku,alby,Thomas,Newt,Minho,dan Jeff.

"Kami mendapatkan ini di dalam tubuh griever." Ucap Minho sambil mengeluarkan sebuah tabung berukuran sedang. "Kami akan menelusuri ini besok di dalam maze" tambah Thomas.

"Bolehkah aku ikut?" Tanyaku. "Pergelangan kakimu bukannya masih sakit?" Tanya Thomas. "Tidak. Aku sudah sembuh." Ucapku meyakinkan mereka.

"Kau baru kembali dari sana dan kau ingin kesana lagi?! Sebaiknya tidak." Ucap Newt. "Tapi aku ingin membantu, Kumohon. Lihat aku sudah baik-baik saja." Jawabku sambil menggerak-gerakkan kakiku.

"Seperti biasa keras kepala. Lagipula kami bisa melakukannya. Dan kau sebaiknya diam disini sampai pulih sepenuhnya." Tegas newt. "Aku tetap ingin ikut! Kak boleh kan? Minho?" Ucapku pada Thomas dan Minho.

"Haha seharusnya aku yang mengatakan itu newt." Ucap Thomas sambil terkekeh begitu juga Minho.  Newt hanya menatap mereka berdua tajam, seperti tatapan membunuh.

"Jadi, aku bolehkan ikut?" Tanyaku lagi.

"Tidak."
"Terserah."
"Boleh."
Ucap mereka bertiga bersamaan. Mereka saling pandang dan mengangkat satu alis. Aku menghembuskan nafasku.

"Oke baiklah, aku akan ikut besok. Aku akan menunggu kalian besok pagi di depan maze. Jangan mencoba meninggalkan ku. Bye, good night." Jelasku pada mereka lalu aku pergi meninggalkan mereka.

Alesya POV end

"Biarkan dia ikut." Ucap Minho sambil mengangkat bahunya.

"Ya. Sulit berbicara dengan orang yang keras kepala." Ucap Thomas.

"Sama saja kau menyebut dirimu sendiri." Jawab Newt. Thomas terkekeh. "Kau benar-benar menjadikannya seorang Runner?" Tanya Newt.

"Kurasa ya. Apa salahnya? Kau setuju bukan? Setahuku ada yang mengajarinya di tengah malam,subuh kurasa." Ucap Minho sambil melipat tangannya di dada. Newt membelalakkan matanya.

"Kau!!-" ucap Newt sambil menunjuk Minho, lalu ia menghembuskan nafasnya. "Baiklah terserah." Tambahnya. Minho tersenyum sedangkan Thomas bingung dengan yang dikatakan minho.

"Perlu kau tau Newt, aku melihat semuanya. Awalnya tidak sengaja." Ucap Minho sambil terkikik. Newt menatapnya tajam.

"Apa yang kalian bicarakan?" Tanya Thomas dengan wajah bingungnya. Minho hanya membalasnya dengan kikikan.

~✧~

Alesya's POV

Aku bangun lebih pagi hari ini. Tentu saja aku tak ingin ditinggalkan mereka. Aku ke dapur frypan mengambil satu potong sandwich lalu duduk tepat di depan pintu maze sambil menunggu Minho,Newt,dan Thomas.

Aku menunggu mereka sambil menyantap sandwich ku.

"Sepertinya dia memang tak bisa dibodohi." Ucap Minho, mereka bertiga datang bersamaan. Aku berdiri.

"Tentu saja. Aku bangun lebih pagi hari Ini!" Ucapku bersemangat. "Kau yakin kakimu sudah sembuh?" Tanya Thomas. "sangat yakin. Untung saja newt waktu itu menolong ku." Jawabku. Thomas menyenggol tangan newt.

Brother [ Thomas ] Book 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang