griever

868 166 11
                                    

Alesya's POV

Aku bangun pagi ini dan mengajak Teresa untuk sarapan di dapur frypan.

Saat di dapur frypan aku melihat Newt, Thomas,dan Minho. Jika mereka bersama aku tau apa yang akan mereka lakukan. Aku menghampiri mereka dan duduk di samping Thomas.

"Hai!" Sapaku pada mereka sambil tersenyum. "Em-hai!" Jawab Thomas. Hanya Thomas yang menjawab sedangkan Newt hanya menggaruk tengkuknya dan Minho menyantap makanannya seolah aku tak ada disini.

"Kalian ingin masuk ke maze? Jika iya, aku ik-" aku belum menyelesaikan ucapanku tapi Newt sudah memotongnya. "Kau tidak boleh ikut kali ini." Ucap Newt.

"Thom-" lagi-lagi ucapanku di potong. "Kau tetap disini menjaga alby bersama Teresa." Ucap Thomas. Aku menghembuskan nafasku kasar. Jika dua laki-laki ini sudah melarang ku, aku sudah tak bisa berkutik lagi.

"Ya ya terserah." Ucapku lalu beranjak menghampiri frypan.

"Frypan, berikan aku sarapan sekarang atau aku akan menjadi kanibal!" Ucapku dengan penuh penekanan di setiap kalimatnya. Frypan meneguk ludahnya lalu menyiapkan sarapanku. Sambil menunggu frypan aku melihat ke tempat dimana Newt dan Thomas duduk. Aku melihat mereka tertawa kecil, Minho juga ikut tertawa.

"Tak ada yang lucu!" Ucapku tajam pada mereka. "Ini nona. Syukurlah kau belum menjadi kanibal." Ucap frypan sambil menyerahkan nampan padaku. Aku mengambil nampan itu dan berjalan keluar.  Aku menghentikan langkahku.

"Teresa aku akan makan di med-jeck. Kau bisa ikut atau kau akan makan bersama orang yang menyebalkan seperti mereka." Ucapku lalu pergi. Menyebalkan rasanya, mengapa aku tak boleh ikut?!.

Alesya POV end

"Dia menggemaskan saat sedang kesal." Ucap Newt sambil terkikik. Minho dan Thomas tertawa kecil sedangkan Teresa hanya duduk memperhatikan mereka.

"Kurasa kau salah." Ucap Thomas, mencoba menggoda Newt. Newt berhenti terkekeh dan mengangkat satu alisnya. "Menurut ku dia selalu menggemaskan." Tambah Thomas. "Tentu saja. Dia adikmu." Ucap Minho yang dari tadi tak mengeluarkan satu katapun.

"Kurasa saat kami berdebat dan aku tak membiarkannya menang wajahnya juga menggemaskan." Ucap Newt. Mereka lalu tertawa.

"Aku akan menyusulnya." Ucap Teresa sambil membawa nampan berisi sarapan lalu di balas anggukan oleh mereka bertiga.

~✧~

Alesya POV

Hari sudah sore dan aku masih di med-jeck sekarang. Aku keluar sebentar, memeriksa apa mereka sudah kembali dari maze.

"Al! Alby!" Ucap Teresa, lalu aku segera masuk.

"Alby? Kau sadar? Kau baik-baik saja sekarang?" Tanyaku padanya saat melihat dia sudah terduduk. Dia hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

"Teresa kau tetap disini. Aku akan memanggil yang lain." Ucapku. Aku keluar dan melihat para glader sedang bergerombol.

"Hei!" Teriakku pada mereka, tapi tak ada yang menggubris. "Hei kalian!" Teriakku lagi. Tapi lagi-lagi tak ada yang menggubris.

"Astaga! Alby siuman apa kalian tuli?!" Teriakku lagi, sontak mereka semua langsung melihat ke arahku. Aku menghembuskan nafasku kasar saat melihat mereka hanya diam menatap ku.

"Aku dari tadi memanggil kalian! Alby sudah bangun! Apa kalian tetap diam seperti patung disana?!" Ucapku kesal. Mereka langsung berlarian menuju med-jeck.

Saat kami tiba di med-jeck, Thomas berlutut didepan alby.

"Alby? Ada apa? Apa yang terjadi?" Tanya Thomas. Alby masih diam, tapi air matanya mengalir. Kami semua bertatapan satu sama lain tak tau apa yang terjadi.

"Kita tak akan bisa keluar. Kau, kenapa kalian disini? Kalian berdua bagian dari mereka! Aku ingat semuanya." Ucap Alby sambil menatap Thomas dan Teresa.

Aku terkejut dan bingung dengan apa yang dikatakan alby. Tapi tiba-tiba terdengar suara ribut dari luar,kami semua langsung keluar.

"Apa yang terjadi?" Tanya Newt pada glader lain. "Mazenya tidak tertutup!" Ucap glader itu lalu berlari menuju pintu maze. Terdengar suara raungan dari pintu maze yang lainnya.

Lalu keluar sekelompok griever, cukup banyak. Aku berlari mengambil tombak untuk melawan griever-griever itu.

Lalu aku melihat Minho sedang melawan griever itu sendirian, aku berlari ke arahnya untuk membantunya. Aku memukul tubuh griever itu. "Al kenapa kau disini?!" Tanya Minho sambil memukul griever itu.

"Membantumu!" Ucapku sambil berteriak karna aku menahan tubuh griever ini. Aku melihat griever itu membuka mulutnya ke arahku. Lalu aku menusuk mulutnya dengan tombak ku cukup dalam, lalu griever itu jatuh tak berdaya.

"Apa dia mati?" Tanya Minho. "Kurasa ya." Ucapku lalu aku berbalik untuk melihat tubuh griever itu. Minho pergi untuk membantu glader lain dan aku sendiri disini sambil melihat tubuh griever yang tadi aku bunuh.

Aku mencoba menarik tombak ku dari mulut griever. Jujur saja ini lumayan sulit untuk ditarik.

"ALESYA DI BELAKANGMU!" Teriak Minho yang ada jauh di depanku. Dia berteriak sambil melawan griever yang ada di depannya.

Aku mendengar raungan sangat keras di belakangku, itu terdengar sangat dekat. Keringat dingin mulai keluar dari tubuhku. Aku mencoba membalikkan badanku. Tapi-

~✧~

Happy Sunday🤸🏻‍♂️

Brother [ Thomas ] Book 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang