Alesya POV
Wanita itu melempar-lempar batu dari atas homestead ke semua glader.
"Hei! Hentikan!" Teriak Thomas. Tapi dia masih melemparkan batu ke kami semua.
"Aku Thomas." Teriak Thomas lagi. Dia menghentikan aksi melempar batunya dan melihat kami ke bawah. "Aku akan naik oke?" Dia hanya melihat kami tanpa berkata apapun.
"Baiklah aku akan naik. Hanya aku." Ucap Thomas lalu dia pergi menghampiri wanita itu.
"Apa semua wanita bersikap seperti itu?" Tanya frypan. "Ehm apa kau juga mengatakan aku seperti itu?!" Tanyaku tak terima. "Oh tidak kurasa. Entahlah mungkin kau bisa lebih parah." Ucap frypan lalu pergi. Newt terkekeh.
"Tak ada yang lucu Newt." Ucapku padanya. "Frypan benar mungkin kau akan lebih parah. Jika kau melakukan hal yang sama seperti dia aku akan membalas melemparmu." Ucap Newt sambil tertawa.
"Lelucon yang bagus newtie. Aku akan memasukkan semua batu itu ke dalam mulutmu. Dan jika seandainya aku tak pingsan hari itu aku bisa saja melakukan hal yang sama. Tapi hanya kau yang ku lempari." Ucapku dengan sarkas lalu pergi meninggalkannya.
"Haha kau juga lelucon yang bagus lesy. Hei tunggu aku!" Teriak newt sambil berlari ke arahku.
Alesya POV end.
"Kenapa aku memanggil namamu saat aku tak sadar? Apa kita saling kenal?" Tanya wanita itu pada Thomas. Thomas mengangkat bahunya. "Entahlah aku tak ingat. Semua orang yang kesini tak mengingat apapun,bahkan nama." Jelas Thomas.
"Teresa." Jawab wanita itu. "Apa?" Tanya Thomas. "Teresa, namaku Teresa." Jawabnya. "Teresa?" Ucap Thomas.
"Harus berapa kali ku katakan?" Ucap Teresa. "Ah tidak. Begini, aku pernah menyebut nama itu saat aku mengingat adikku. Semacam ingatan." Jelas Thomas.
"Adikmu?" Tanya Teresa. "Ya itu dia." Ucap Thomas sambil menunjuk alesya yang sedang beradu mulut dengan Newt.
"Apa ada perempuan lain selain dia?" Tanya Teresa. Thomas menggelang. "Dia satu-satunya sebelum kau tiba disini. Awalnya dia memang frustasi, tapi sekarang dia sudah terbiasa. Dia datang 5 hari sebelum kau." Jelas Thomas sambil memandang alesya yang masih beradu mulut dengan Newt.
"Pasti sulit. Dan siapa laki-laki yang bersamanya?" Tanya Teresa. "Itu Newt. Dia wakil pemimpin disini. Mereka berdua memang sering bersama." Jelas Thomas. Teresa hanya mengangguk-angguk.
"Kau tau? aku selalu bermimpi seorang wanita yang mengatakan hal yang sama berulang kali-" ucapan Teresa terpotong.
"Wicked is good" sambung Thomas. " Aku saat pertama kali tiba disini juga sering mendapat mimpi seperti itu." Tambahnya.
"Aku juga mendapat ini di jaketku." Ucap Teresa lalu mengeluarkan dua tabung kecil yang bertuliskan WCKD. Dia menyerahkan itu ke Thomas. "Kurasa ini untuk suatu hal." Teresa hanya memandangnya.
"Kau harus istirahat aku akan memanggil alesya." Ucap Thomas. "ALESYA! KEMARILAH!" Teriak Thomas sambil melambai ke arah alesya.
Alesya's POV
"ALESYA! KEMARILAH!" Aku mendengar Thomas memanggilku. Aku melihat ke arahnya dia juga melambai padaku.
"SEBENTAR!" teriakku pada Thomas.
"Baiklah Newt hentikan ini. Jika kau tak ingin menghentikannya kita bisa menyambungnya nanti." Ucapku pada Newt. Sejak tadi kami hanya beradu mulut dan dia tak mau kalah.
Dia tertawa. Aku memutarkan bola mataku malas. "Oke oke pergilah." Jawabnya sambil terkekeh. Aku berlari kecil menghampiri Thomas dan wanita yang tadi.
"Alesya ini Teresa. Teresa ini alesya." Ucap Thomas saat aku tiba. "Hei mata kalian mirip." Ucap Teresa. "Em ya coklat!" Jawabku canggung.
"Al kamarmu masih muat kan untuk dia?" Tanya Thomas. "Ya tentu saja!" Jawabku. "Oh ya kau juga bisa menanyakan hal-hal yang ingin kau tanyakan padanya." Ucap Thomas pada Teresa.
'bersiaplah dihujani seribu pertanyaan alesya' gumamku dalam hati. Aku membalasnya dengan senyuman. "Baiklah aku pergi dulu." Ucap Thomas lalu meninggalkanku dengan Teresa.
"Well, mari ku antar. Kau bisa menanyakan apapun saat kita menuju kesana. Aku bertaruh banyak pertanyaan di kepalamu." Ucapku padanya. Dia mengangguk lalu kami berjalan menuju homesteadku. Ya aku menyebut tempatku itu 'homesteadku'
"Tempat apa ini? Dan kenapa hanya kita wanita disini? Bagaimana perasaanmu saat kau satu-satunya wanita di sini?." Tanya Teresa. Oke aku harus sabar menghadapinya karna pada awalnya aku juga sama dengannya.
"Ini glade. Dan aku tak tau kenapa hanya kita wanita disini, awalnya aku mengira aku dikirim kesini karna aku adik Thomas. Awalnya aku frustasi tapi dengan dukungan Newt,Thomas,dan Chuck aku bisa membiasakan diriku disini." Jawabku.
Aku sedang berjalan dengan Teresa sambil menjelaskan beberapa yang ada disini. Tapi aku melihat beberapa glader berlari ke arah med-jeck.
"Hei! Hei! Chuck apa yang terjadi?!" Tanyaku saat melihat Chuck berlari melewati ku. "Alby." Ucapnya singkat, tapi aku langsung paham. Aku ikut pergi ke med-jeck, dengan Teresa tentunya.
Saat aku tiba sudah banyak glader yang tiba. Aku melihat Alby mengamuk dan mengatakan hal-hal tak jelas. Seperti Ben waktu itu.
Thomas mengajak Teresa,newt,Minho,dan aku keluar.
"Dengar, Teresa membawa dua botol dari sakunya kurasa itu bisa membantu alby." Ucap Thomas saat kami sudah diluar. Kami semua saling bertukar pandang.
"Bagaimana jika sebaliknya?" Tanya Newt. "Apa maksudmu?" Tanya Minho. "Bagiamana jika itu malah memperburuknya?" Jawab Newt.
"Aku akan bertanggung jawab tentang itu. Dan kita tak akan tau jika tak mencobanya." Kami berpikir sebentar lalu mengangguk. Kami masuk kembali menghampiri alby.
Thomas menyiapkan botol itu dan siap ingin menyuntikkannya ke tubuh alby. Tapi saat Thomas duduk di samping alby.
"Kau! Kau sama seperti mereka! Kalian bertiga!" Teriak Alby sambil memegang kedua pundak Thomas. Newt dan Minho mencoba memisahkan alby dari Thomas. Lalu Thomas langsung menusukkan isi botol itu ke tubuh alby. Alby langsung tak sadarkan diri.
"Sebaiknya kita istirahat sekarang." Ucap Newt. Kami semua mengangguk lalu satu persatu dari kami meninggalkan med-jeck.
Aku sedang berjalan menuju homesteadku bersama Teresa. Kami tak banyak bicara saat menuju ke homesteadku.
"Kita masih bisa berbagi tempat tidur kan?" Tanyaku padanya saat kami sudah tiba. Dia melihat-lihat seisi ruangan ini lalu mengangguk.
"Kau bisa mengganti pakaianmu dan pakai saja pakaianku." Ucapku padanya. Dia seperti sedang berfikir sebentar lalu mengangguk. Setelah dia mengganti pakaiannya, kami berdua duduk sambil bersandar di kepala ranjang.
"Ku akui aksi melempar batumu itu hebat." Ucapku membuka pembicaraan. Dia mengubah posisinya menjadi duduk menghadapku sambil tersenyum. "Kau tau itu sebenarnya pembelaan agar para laki-laki itu tak mendekatiku." Ucapnya sambil terkekeh. Aku juga mengubah posisiku. Dan sekarang kami duduk berhadapan.
"Aku sebenernya juga ingin melakukan hal yang sama denganmu saat aku datang kesini tapi hanya Newt yang akan ku lempari." Ucapku sambil terkikik. "Tapi sayangnya aku pingsan jadi aku tak bisa melakukannya." Tambahku.
"Pingsan? Bagaimana bisa? Apa mereka menyakitimu?" Tanyanya dengan raut wajah penasaran. Aku menceritakan semuanya padanya. Menyenangkan berbicara dengan sesama perempuan seperti ini, entah kapan terakhir kali aku berbicara dengan perempuan. Setelah kami selesai berbicara kamipun tertidur.
~✧~
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother [ Thomas ] Book 1
Random[𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃] Alesya adalah anak perempuan pertama yang dikirim ke glade. Dia hanya diberi ingatan mengenai saudara kandungnya. Tak ada yang lain dari itu. Semuanya dihapus kecuali itu. Tapi dia menganggap dirinya beruntung dikirim ke glade k...